Menaruh Pengharapan Dalam Kasih “ALLAH”
Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita. (Roma 5:5).
Sebelumnya Saya ingin menajak segenap pembaca untuk menoleh sejenak pada rentetan sejarah jemaat Kristiani yang berada di pembuangan. Mereka adalah benih-benih tersisa yang menaruh pengharapan baru kepada Sang juru selamat yakni Mesias. Masias adalah jawaban dari pengharapan umat yang menanti-nantikan kedatangan-Nya. Janganlah takut memiliki sebuah pengharapan karena kita telah bangkit dari pengharapan.
Menyongsong tahun baru 2011 tentunya setiap orang menaruh pengharapan yang begitu besar terhadap dirinya, keluarga, pekerjaan dan karier supaya menjadi lebih baik. Namun ada sebagian orang yang merasa cemas, karena tidak memiliki harapan yang pasti dalam menapaki kehidupan ini. Apakah kita sebagai umat Kristiani masih harus berada dalam lingkaran kecemasan? Tentu saja tidak! Karena Sang sumber pengharapan, yakni Yesus Kristus telah datang ke dunia untuk menghalau kecemasan kita serta memulihkan manusia dari dosa-dosanya. Jika kita sungguh-sungguh menyambut kedatanga-Nya dengan iman maka tidak perlu lagi ada kecemasan dalam diri kita, justru sebaliknya kita harus menaruh pengharapan sepenuhnya terhadap Tuhan karena pengharapan dalam kasih Tuhann tidak akan mengecewakan, seperti halnya yang dikatakan nabi yeremia; Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh pengharapannya pada TUHAN! (Yeremia 17:7). Taruhlah pengharapan disertai iman, maka pengharapan kita akan dibanjiri dengan berkat yang melimpah, dan berkat itu dapat dirasakan ketika pengharapan kita selaras dengan kehendak Tuhan.
Pengharapan adalah sebuah spirit bagi kita untuk memulai hidup yang baru, jika seseorang tidak mempunyai suatu pengharapan maka hari esok akan menjadi kecemasan bagi dia. Pengharapan juga adalah sebuah doa, yang mana kita memohon kepada Tuhan agar selalu memberkati segala usaha dan pekerjaan kita. Pengharapan adalah sebuah ungkapan naluriah kita akan sesuatu yang mau kita gapai. Jika pengharapan hanya didasari pada naluri kita maka mustahil akan diberkati Tuhan, maka dari itu naluri pangaharapan kita harus didasari dengan iman karena iman sekecil apapun yang kita miliki itulah yang akan membantu untuk meyakinkan Tuhan dalam mewujudkan pengharapan. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu. (Mat 17:20).
Maka dari itu untuk menyongsong tahun baru 2011 ini, Saya ingin mengajak segenap keluarga, kaum muda serta seluruh umat Kristiani untuk membulatkan pengharapan kita dengan iman akan Yesus Kristus yang telah kita sambut pada hari raya Natal. Buanglah rasa cemas yang mungkin menjadi batu sandungan bagi kita untuk melangkah lebih maju. Dan jikalau rasa cemas itu masih membayangi kita, jadikanlah itu sebagai jembatan pijakan kita untuk menggapai pengharapan baru. Tuhan memberkati!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar