Senin, 09 Mei 2011

Paulus Rasul




 




Author
Message
BP
 Post subject: KEHIDUPAN RASUL PAULUS
PostPosted: Fri Nov 02, 2007 7:27 pm 

Merdeka dlm Kristus
Merdeka dlm Kristus


Joined: Fri Jun 09, 2006 5:20 pm
Posts: 7025
KEHIDUPAN RASUL PAULUS



Daftar Isi :



Bab I. LATAR BELAKANG DAN PERTOBATAN RASUL PAULUS

1. Penduduk Asli Tarsus
2. Pendidikan Paulus
3. Kembali ke Tarsus
4. Penganiayaan Orang-orang Kristen
5. Paulus Mulai Menuju ke Damsyik
6. Pertobatan Paulus
7. Ananias
8. Paulus Mulai Berkotbah


II. PELAYANAN MISI PAULUS YANG PERTAMA

1. Gereja Bukan Yahudi dan Misi Paulus
2. Pekerjaan Roh Kudus
3. Mereka Memulai Perjalanan Misi Pertama
4. Ke Asia Kecil
5. Paulus di Listra
6. Kembali ke Antiokia
7. Jemaat-jemaat Bukan Yahudi yang Pertama
8. Paulus sebagai Seorang Misionaris
9. Masalah dalam Gereja


III. PELAYANAN MISI PAULUS KEDUA

1. Mengunjungi Gereja-gereja
2. Di Filipi
3. Kepala Penjara
4. Tesalonika
5. Berea
6. Di Athena
7. Korintus
8. Tetap di Korintus
9. Surat-surat Rasul Paulus
10. Studi Khusus : Strategi Paulus dalam Pekabaran Injil


IV. PELAYANAN MISI PAULUS KETIGA


1. Paulus Mengajar Para Jemaat
2. Yang Diajarkan Paulus
3. Misi ke Asia (Di Efesus)
4. Mengunjungi Makedonia
5. Kembali ke Yerusalem
6. Masalah Kaum Yahudi
7. Penangkapan Paulus
8. Di Hadapan Sanhedrin
9. Selamat dari Yerusalem


V. PAULUS DITANGKAP DAN DIPENJARA

1. Di Hadapan Festus
2. Di Hadapan Agripa
3. Berlayar ke Roma
4. Kandas di Malia
5. Pemenjaraan Paulus
6. Surat-surat yang Ditulis Dipenjara
7. Surat Kepada Jemaat di Filipi
8. Surat Kepada Filemon
9. Kepribadian Paulus dalam surat-suratnya


VI. PAULUS DI PENJARA DAN AKHIR HIDUP PAULUS

1. Surat Kepada Jemaat di Kolose
2. Surat Kepada Jemaat di Efesus
3. Menuju ke Kreta
4. Kebakaran di Roma
5. Paulus Ditangkap
6. Surat-surat Paulus Kepada Timotius
7. Studi Khusus : Kapan Paulus Dipenjarakan?
8. Studi Khusus : Surat 1 Timotius
9. Studi Khusus : Surat kepada Titus
10. Studi Khusus : Surat 2 Timotius




Disalin dari http://www.pesta.org/thistorika


 Profile  


BP
 Post subject:
PostPosted: Fri Nov 02, 2007 7:30 pm 
Offline
Merdeka dlm Kristus
Merdeka dlm Kristus
User avatar

Joined: Fri Jun 09, 2006 5:20 pm
Posts: 7025
I. LATAR BELAKANG DAN PERTOBATAN RASUL PAULUS




BACAAN ALKITAB

* Kisah Para Rasul 21:39; 22:3; 22:27-28; 9:3-20

21:39 Paulus menjawab: "Aku adalah orang Yahudi, dari Tarsus, warga dari kota yang terkenal di Kilikia; aku minta, supaya aku diperbolehkan berbicara kepada orang banyak itu."
22:3 "Aku adalah orang Yahudi, lahir di Tarsus di tanah Kilikia, tetapi dibesarkan di kota ini; dididik dengan teliti di bawah pimpinan Gamaliel dalam hukum nenek moyang kita, sehingga aku menjadi seorang yang giat bekerja bagi Allah sama seperti kamu semua pada waktu ini.
22:27 Maka datanglah kepala pasukan itu kepada Paulus dan berkata: "Katakanlah, benarkah engkau warganegara Rum?" Jawab Paulus: "Benar."
22:28 Lalu kata kepala pasukan itu: "Kewarganegaraan itu kubeli dengan harga yang mahal." Jawab Paulus: "Tetapi aku mempunyai hak itu karena kelahiranku."
9:3 Dalam perjalanannya ke Damsyik, ketika ia sudah dekat kota itu, tiba-tiba cahaya memancar dari langit mengelilingi dia.
9:4 Ia rebah ke tanah dan kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata kepadanya: "Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?"
9:5 Jawab Saulus: "Siapakah Engkau, Tuhan?" Kata-Nya: "Akulah Yesus yang kauaniaya itu.
9:6 Tetapi bangunlah dan pergilah ke dalam kota, di sana akan dikatakan kepadamu, apa yang harus kauperbuat."
9:7 Maka termangu-mangulah teman-temannya seperjalanan, karena mereka memang mendengar suara itu, tetapi tidak melihat seorang juga pun.
9:8 Saulus bangun dan berdiri, lalu membuka matanya, tetapi ia tidak dapat melihat apa-apa; mereka harus menuntun dia masuk ke Damsyik.
9:9 Tiga hari lamanya ia tidak dapat melihat dan tiga hari lamanya ia tidak makan dan minum.
9:10 Di Damsyik ada seorang murid Tuhan bernama Ananias. Firman Tuhan kepadanya dalam suatu penglihatan: "Ananias!" Jawabnya: "Ini aku, Tuhan!"
9:11 Firman Tuhan: "Mari, pergilah ke jalan yang bernama Jalan Lurus, dan carilah di rumah Yudas seorang dari Tarsus yang bernama Saulus. Ia sekarang berdoa,
9:12 dan dalam suatu penglihatan ia melihat, bahwa seorang yang bernama Ananias masuk ke dalam dan menumpangkan tangannya ke atasnya, supaya ia dapat melihat lagi."
9:13 Jawab Ananias: "Tuhan, dari banyak orang telah kudengar tentang orang itu, betapa banyaknya kejahatan yang dilakukannya terhadap orang-orang kudus-Mu di Yerusalem.
9:14 Dan ia datang ke mari dengan kuasa penuh dari imam-imam kepala untuk menangkap semua orang yang memanggil nama-Mu."
9:15 Tetapi firman Tuhan kepadanya: "Pergilah, sebab orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku untuk memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain serta raja-raja dan orang-orang Israel.
9:16 Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya, betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung oleh karena nama-Ku."
9:17 Lalu pergilah Ananias ke situ dan masuk ke rumah itu. Ia menumpangkan tangannya ke atas Saulus, katanya: "Saulus, saudaraku, Tuhan Yesus, yang telah menampakkan diri kepadamu di jalan yang engkau lalui, telah menyuruh aku kepadamu, supaya engkau dapat melihat lagi dan penuh dengan Roh Kudus."
9:18 Dan seketika itu juga seolah-olah selaput gugur dari matanya, sehingga ia dapat melihat lagi. Ia bangun lalu dibaptis.
9:19a Dan setelah ia makan, pulihlah kekuatannya.
9:19b Saulus tinggal beberapa hari bersama-sama dengan murid-murid di Damsyik.
9:20 Ketika itu juga ia memberitakan Yesus di rumah-rumah ibadat, dan mengatakan bahwa Yesus adalah Anak Allah.




SIAPA PAULUS ITU?


Kita akan mulai mempelajari kehidupan Rasul Paulus dengan terlebih dahulu melihat latar belakang hidupnya. Nama aslinya adalah Saulus (nama yang diambil dari bahasa Ibrani), tetapi setelah bertobat mengambil nama dalam bahasa Yunani, yaitu Paulus. Saulus adalah seorang Yahudi dan ia sangat bangga dengan keyahudiannya itu. Ia berasal dari suku Benyamin dan ia juga memiliki kewarganegaraan Roma.


1. PENDUDUK ASLI TARSUS


Waktu kelahiran Paulus kurang lebih sama dengan kelahiran Tuhan Yesus Kristus. Ia dilahirkan di Tarsus, sebuah kota yang terkemuka zaman itu di wilayah Kilikia. Tarsus terletak hanya 1,2 km dari Laut Tengah. Oleh karena itu, Tarsus menjadi kota pusat perdagangan. Di samping itu, Tarsus juga menjadi kota ilmu pengetahuan. Banyak orang pendatang yang belajar di sekolah-sekolah terkenal di Tarsus, dan kemudian tersebar ke seluruh bagian kekaisaran Roma. Di kota ini tinggal orang-orang Yunani dan orang- orang Timur, juga bangsa-bangsa yang lain.

Di kota Tarsus Paulus mendapat kesempatan belajar tentang cara hidup bangsa yang bukan Yahudi. Oleh karena itu, ketika waktunya tiba, dia dapat memperkenalkan Injil Kristus kepada bangsa-bangsa lain dengan cara yang sangat baik.

Dalam sejarah Perjanjian Baru sesudah kebangkitan Yesus, perhatian beralih dari Petrus dan para murid Yesus lainnya kepada seorang tokoh penting lain dalam kehidupan jemaat mula-mula - yakni Paulus, sang Farisi. Paulus bukan satu-satunya orang Farisi yang menjadi Kristen (Kisah Para Rasul 15:5), tetapi ia memang yang paling terkenal. Berbeda dengan banyak orang Kristen Yahudi lainnya, Paulus tidak lahir di Palestina. Sama seperti banyak orang yang bertobat pada hari Pentakosta, ia seorang Yahudi Helenis. Ia berasal dari kota Tarsus di provinsi Silisia, dan dia juga seorang warga negara Roma (Kisah Para Rasul 22:3,27).


a. Masa muda Paulus


Mungkin sekali ada dua masa yang berbeda dalam kehidupan Paulus sewaktu muda: masa kanak-kanak yang dihabiskannya di Tarsus, dan masa muda serta awal kedewasaan di Yerusalem. Kata "dibesarkan" dalam Kisah Para Rasul 22:3 dapat berarti ketika masih bayi Paulus pindah dari Tarsus ke Yerusalem. Tetapi kebanyakan ahli berpendapat hal itu hanya mengacu pada pendidikannya. Paulus pulang ke Tarsus setelah pertobatannya (Kisah Para Rasul 9:30), jadi kelihatannya kota ini yang dianggapnya sebagai kampung halaman.


a1. Tarsus

Walaupun Paulus pertama-tama dan terutama adalah seorang Yahudi, ia juga bangga terhadap Tarsus, yang merupakan kota pendidikan tinggi serta juga pusat pemerintahan dan perdagangan. Tetapi ia tidak merasa senang dengan kebudayaan di kota itu yang bersifat Yunani dan kafir. Orangtua Paulus merupakan orang-orang Yahudi dan sekaligus menjadi warga negara Roma. Walaupun mereka berusaha melindungi Paulus dari pengaruh kafir sewaktu remaja, tetapi keadaan kota Tarsus membuat setiap anak yang cerdas terpengaruh oleh bahasa dan ide-ide kebudayaan Yunani yang kafir. Pengaruh itu tampak dalam tiga rujukan sastra Yunani oleh Paulus, yakni kepada penyair-penyair Epimenides (Kisah Para Rasul 17:28), Aratus (Titus 1:12) dan Menander (1Korintus 15:33).

Sewaktu masih sangat muda, orangtua Paulus memutuskan ia harus menjadi seorang rabi (guru hukum Taurat). Sebagai seorang anak kecil di Tarsus, ia belajar tentang tradisi-tradisi umat Yahudi melalui pendidikan yang teratur di sinagoge setempat. Alkitabnya yang pertama kemungkinan besar adalah Septuaginta, terjemahan Perjanjian Lama ke dalam bahasa Yunani.

Sewaktu tinggal di Tarsus, Paulus juga belajar membuat tenda, sebab setiap murid hukum Taurat dianjurkan mempelajari suatu ketrampilan di samping menuntut ilmu. Hal ini sangat bermanfaat bagi Paulus pada kemudian hari, sebab dengan demikian dia sanggup memperoleh nafkah sendiri sewaktu melakukan pekerjaan misionernya.


a2. Yerusalem

Tidak lama kemudian, Paulus dikirim dari Tarsus ke pusat dunia Yahudi, yakni Yerusalem. Di Yerusalem ia menjadi murid Rabi Gamaliel, yang merupakan cucu dan pengganti Rabi Hillel yang kesohor (kira-kira tahun 60 sM-20 M). Hillel telah mengajarkan suatu bentuk agama Yahudi yang lebih maju dan liberal, daripada saingannya, Syammai. Apa yang dikatakan Yesus tentang perceraian mungkin telah dicetuskan oleh pengikut-pengikut kedua rabi tersebut (Markus 10:1-12). Hillel menyatakan seorang lelaki dapat menceraikan istrinya kalau istrinya itu tidak menyenangkan dalam hal apa pun juga - misalnya jika ia memasak makanan sampai hangus! Tetapi Syammai berpendapat perceraian hanya dibenarkan bila telah terjadi dosa moral yang berat. Apa yang Paulus sendiri tulis mengenai pokok tersebut menunjukkan bahwa ia mengubah pendiriannya setelah menjadi Kristen.

Namun Paulus memperoleh sedikitnya satu manfaat besar dari pendidikannya menurut tradisi Hillel. Syammai berpendapat bahwa orang- orang bukan-Yahudi tidak mempunyai tempat di dalam rencana Allah. Sedangkan saingannya bukan saja menyambut mereka, tetapi secara positif telah pergi menginjili mereka. Mungkin Paulus pertama kali mendengar dari Gamaliel bahwa ada tugas besar yang perlu dikerjakan di antara bangsa-bangsa bukan-Yahudi di kawasan kekaisaran Roma.

Paulus mencatat kemajuan yang baik dalam studinya di Yerusalem. Menurut Paulus sendiri, ia seorang murid yang sangat berhasil (Galatia 1:14). Ia menjadi begitu penting, sehingga ketika orang-orang Kristen diadili oleh karena iman mereka, ia diberi hak "memberi suara" terhadap mereka, baik dalam jemaat sinagoge ataupun di dewan tertinggi orang Yahudi, yakni Sanhedrin (Kisah Para Rasul 26:10).

Demikianlah keterangan yang kita ketahui mengenai latar belakang dan pendidikan Paulus. Kita telah memberikan garis besar hidupnya sebelum dia bertobat. Sekarang kita harus menggali dan melihat apa yang dapat ditemukan tentang hidup masa mudanya, agar kita mengerti kepribadiannya yang rumit serta mempunyai dasar yang jelas untuk mengerti surat-suratnya.

Rupanya ada tiga pengaruh utama pada Paulus selama masa mudanya, yakni agama Yahudi, filsafat Yunani dan agama-agama rahasia.


b. Paulus dan agama Yahudi


Paulus sendiri tidak pernah menyebut pengaruh-pengaruh Yunani atau kafir, tetapi ia membuat banyak pernyataan tentang latar belakang serta pendidikan Yahudinya. Ia bangga akan kenyataan ia seorang Farisi yang baik. Kalau kita membaca surat-surat Paulus yang ditulisnya sebagai seorang Kristen, menjadi jelas ia tetap mempertahankan kepercayaan-kepercayaan terbaik yang diterima dari guru-gurunya. Salah satu saingan utama dari kaum Farisi adalah kaum Saduki. Kedua golongan tersebut masing-masing mewakili sayap liberal dan konservatif dari agama Yahudi. Pada setiap pokok pertikaian antara kedua golongan tersebut, Paulus mengutip dan sering memperbaiki pendirian kaum Farisi.

• Kaum Farisi percaya sejarah mempunyai maksud dan tujuan. Mereka berpendapat Allah mengatur peristiwa-peristiwa menurut rencana-Nya sendiri, yang mencapai titik puncaknya dengan kedatangan sang Mesias yang akan memimpin umat-Nya. Ini sesuatu yang dapat diterima dengan baik oleh Paulus sebagai seorang Kristen. Dalam Roma 9-11 ia mengemukakan Allah mengatur jalannya sejarah dengan tujuan agar pada akhirnya orang-orang Yahudi diikutsertakan dalam persekutuan Kristen. Paulus berpikir sebagai seorang Farisi yang baik -- walaupun dia melangkah lebih jauh, sebab ia tahu Mesias telah datang dalam pribadi Yesus Kristus.

• Kaum Farisi percaya akan hidup setelah kematian. Paulus menekankan hal tersebut demi keuntungannya sendiri ketika dia diadili di hadapan Sanhedrin (Kisah Para Rasul 23:6-10) dan Herodes Agripa II (Kisah Para Rasul 26:6-8). Tetapi sebagai seorang Kristen, Paulus melangkah lebih jauh lagi. Ia yakin bahwa tidak seorang pun dapat menjamin adanya kebangkitan lepas dari kenyataan bahwa Yesus Kristus telah bangkit dari kematian.

• Kaum Farisi percaya akan malaikat-malaikat dan setan-setan. Kaum Saduki tidak percaya akan hal-hal tersebut. Di sini juga Paulus mempertahankan kepercayaannya sebagai seorang Farisi tetapi mengubahnya dalam terang Kristus. Di salib, Kristus telah menaklukkan kuasa-kuasa jahat. Oleh sebab itu, orang-orang Kristen "lebih daripada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita" (Roma 8:37). Tidak seorang malaikat pun dapat menyaingi Tuhan yang telah bangkit, yang dilayani Paulus, dan yang di dalam-Nya "seluruh kepenuhan Allah berkenan diam" (Kolose 1:19).

Bukan hanya dalam soal iman Paulus memperlihatkan pengaruh latar belakang Yahudinya. Cara ia menulis, dengan memakai ayat-ayat Perjanjian Lama untuk "membuktikan" pokok-pokok teologisnya, langsung diambil dari pendidikannya selaku seorang Farisi. Pembaca surat Paulus kepada jemaat di Galatia kadang-kadang merasa heran, atau bahkan geli, bila melihat cara Paulus menafsirkan beberapa nats Perjanjian Lama. Umpamanya, ia memakai metode tafsir yang biasa dipakai para rabi Yahudi sewaktu ia menyatakan janji-janji kepada Abraham ditujukan kepada satu orang, yakni Yesus Kristus, dengan alasan kata Yunani yang diterjemahkan "keturunan" berbentuk tunggal (Galatia 3:16). Seperti para rabi, Paulus kadang-kadang mengutip sepotong nats tanpa memperhatikan konteksnya, dan menggabungkan teks-teks yang diambil dari beberapa bagian Perjanjian Lama yang sama sekali berbeda dan tidak berkaitan.

Namun dalam satu pokok penting Paulus tidak mengikuti warisan Yahudinya. Kaum Farisi merupakan orang-orang legalistik. Mereka mewajibkan pemeliharaan secara rinci bukan hanya hukum Perjanjian Lama yang tertulis, tetapi juga hukum-hukum tradisional dan kebiasaan-kebiasaan yang tidak berdasarkan otoritas Alkitab. Lebih daripada itu, mereka menyatakan bahwa orang-orang yang tidak memelihara semuanya itu, tidak pernah dapat memperoleh keselamatan penuh. Paulus telah mengalami keputusasaan secara total ketika ia berusaha menjadi seorang Farisi yang baik dan memelihara Taurat. Paulus tahu ia tidak pernah dapat melakukannya. Sebab itu ia tidak pernah dapat benar-benar mengenal Allah. Sewaktu lagi merasa optimis, ia pernah berkata, "tentang kebenaran dalam mentaati hukum Taurat, aku tidak bercacat" (Filipi 3:6). Tetapi di dalam hatinya ia mengetahui ada kuasa yang lebih besar daripada kuasanya sendiri yang sedang bekerja dan mencegahnya untuk memelihara seluruh hukum Taurat. Bahkan keberhasilan yang dicapainya pun jauh dari memadai: "Sebab apa yang aku perbuat, aku tidak tahu. Karena bukan apa yang aku kehendaki yang aku perbuat, tetapi apa yang aku benci, itulah yang aku perbuat" (Roma 7:15). Semakin Paulus berusaha melakukan yang baik, ia menemukan bahwa semakin tidak mungkin dia melakukannya.

Hanya karena ia seorang Farisi yang begitu setia, ia dapat menghargai apa yang telah dilakukan Allah bagi manusia di dalam Yesus Kristus. Ajaran Farisi menjadi cermin di mana Paulus melihat kekurangan-kekurangannya sendiri yang begitu jelas dinyatakan sehingga ia nampaknya merupakan orang "yang paling berdosa" (1Timotius 1:15). Tetapi di dalam Yesus Kristus ia melihat pencerminan dari apa yang dapat dicapainya oleh anugerah Allah yang diberikan secara cuma-cuma: "Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat ... telah dilakukan oleh Allah. Dengan jalan mengutus Anak-Nya sendiri dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa karena dosa, Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging ... Jadi ... jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan- perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup ... Roh membantu kita dalam kelemahan kita" (Roma 8:3,12,13,26).


c. Paulus dan Para Filsuf


Di antara banyak aliran filsafat yang ada pada waktu itu, aliran Stoik mungkin yang paling serasi bagi Paulus. Satu atau dua filsuf Stoik besar berasal dari Tarsus, dan mungkin Paulus masih ingat sedikit tentang pengajaran mereka dari masa mudanya.

Beberapa ahli berpendapat pengetahuan Paulus tentang filsafat Stoik lebih dalam daripada itu. Pada tahun 1910 Rudolf Bultmann menunjukkan bahwa cara Paulus mengemukakan pendapatnya kadang-kadang menyerupai argumen-argumen Stoik. Kedua-duanya memakai pertanyaan retoris, pernyataan singkat yang berdiri sendiri, seorang lawan khayalan yang mengajukan pertanyaan-pertanyaan, dan banyak ilustrasi yang diambil dari dunia atletik, pembangunan serta kehidupan sehari-hari. Malahan kita dapat menemukan frasa-frasa dalam pengajaran Paulus yang dapat dianggap mendukung ajaran Stoik; umpamanya pernyataannya, "segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia. Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia" (Kolose 1:16-17). Dalam pidato Paulus di Atena, Lukas melaporkan bahwa Paulus benar- benar mengutip Aratus, penyair Stoik yang terkenal (Kisah Para Rasul 17:28). Beberapa dari surat Paulus juga sering mencerminkan peristilahan Stoik -- seperti waktu ia menggambarkan moralitas dengan istilah "seharusnya" atau "sepatutnya" dan "tidak pantas". Tidak perlu disangsikan lagi bahwa Paulus mengetahui dan bersimpati terhadap banyak cita-cita Stoik. Tetapi ada beberapa perbedaan yang hakiki dan penting antara kekristenan Paulus dan filsafat Stoik.

• Filsafat Stoik didasarkan atas spekulasi-spekulasi filsafat mengenai sifat dunia dan manusia. "Ilah"-nya yang sebenarnya adalah akal manusia yang abstrak. Agama Kristen sangat berbeda, sebab ia dengan kokoh didasarkan pada fakta-fakta historis tentang kehidupan, kematian dan kebangkitan Yesus Kristus (1Korintus 15:3-11).

• "Ilah" Stoik adalah abstraksi yang samar-samar, kadang-kadang dihubungkan dengan seluruh alam semesta, kadang-kadang dengan akal, dan kadang-kadang malah dengan unsur api: "Tidak kita tahu ilah apa itu, tetapi ada ilah yang berdiam" (Seneca, Surat-surat 41.2, dikutip dari Virgil). Sebaliknya Allah yang dikenal Paulus adalah Wujud pribadi yang dinyatakan dalam Kristus: "Karena seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia" (Kolose 1:19).

• Para Stoik mau menemukan "keselamatan" dalam keswasembadaan. Mereka berusaha memperoleh penguasaan atas diri sendiri agar dapat hidup secara serasi dengan alam. "Tujuan hidup adalah untuk bertindak sesuai dengan alam, yakni sekaligus baik dengan alam yang ada dalam diri kita maupun dengan alam semesta .... Jadi kehidupan yang sesuai dengan alam adalah keberadaan yang bijak dan bahagia, yang dinikmati hanya oleh orang yang selalu berusaha memelihara keserasian antara setan di dalam pribadi dengan kehendak Kuasa yang mengatur alam semesta" (Diogenes Laertius vii.1.53). Bagi Paulus, keselamatan berbeda sekali dengan gagasan tersebut. Ia menemukan bahwa keselamatan tidak bergantung pada diri sendiri, melainkan dengan penyerahan diri kepada Yesus Kristus: "Aku telah disalibkan dengan Kristus; namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku" (Galatia 2:19-20).

• Filsafat Stoik tidak mempunyai masa depan; melainkan merupakan agama keputusasaan. Kebanyakan orang dianggap tidak sanggup mencapai kedewasaan moral. Masa depan mereka adalah untuk dibinasakan di mana satu siklus sejarah dunia mengikuti siklus lainnya, hanya untuk dilahirkan kembali atau di-reinkarnasi -- begitu rupa sehingga seluruh siklus dapat diulangi. Agama Kristen bertentangan dengan hal ini, dan menyatakan bahwa dunia yang kita kenal pasti akan berakhir dengan campur tangan Kristus sendiri. Kemudian akan tercipta suatu tata dunia yang sama sekali baru (1Korintus 15:20-28).

Pengaruh Stoik terhadap Paulus haruslah dianggap sangat kecil saja. Setiap orang tak luput dari pemakaian kata-kata dan ungkapan-ungkapan yang dikenal dari konteks lain. Tetapi kalau Paulus memakai bahasa Stoik, maka ia memberikannya arti baru. Sebab berita Paulus tentang keselamatan melalui Kristus jauh berbeda dengan berita Stoik tentang keselamatan melalui penguasaan diri.


d. Paulus dan Agama-agama Rahasia


Sepintas lalu, ada beberapa kemiripan antara agama-agama rahasia dan agama Kristen. Keduanya datang ke Roma dari Timur. Keduanya menawarkan "keselamatan" kepada pengikut-pengikutnya. Keduanya memakai upacara penerimaan pengikut baru (baptisan Kristen) dan santapan sakramen (perjamuan kudus Kristen). Keduanya menyapa Allah penyelamatnya sebagai "Tuhan". Jika pengikut agama rahasia menjadi Kristen, maka terkadang kepercayaan-kepercayaan rahasia terbawa ke dalam jemaat. Mungkin peristiwa seperti inilah yang menjadi sumber persoalan di jemaat di Korintus, sehingga Paulus menulis surat-surat kepada jemaatnya.

Oleh karena adanya persamaan antara agama Kristen dengan agama-agama rahasia, beberapa ahli mengira Paulus mengubah ajaran Yesus yang sederhana menjadi semacam agama rahasia. Namun tidak ada lagi ahli yang mempunyai pandangan semacam itu dewasa ini, karena tidak ada bukti sejarah yang mendukungnya secara nyata. Bukti yang ada malah menunjukkan kebalikannya.


• Agama-agama rahasia selalu bersedia, bahkan rindu, bergabung dengan agama-agama lain. Ini sesuatu yang selalu ditolak oleh orang-orang Kristen, karena percaya hanya mereka saja yang memiliki seluruh kebenaran yang dinyatakan oleh Kristus.

• Banyak bukti yang dahulu menunjukkan bahwa Paulus seorang penganut agama rahasia sekarang dianggap palsu. Umpamanya, gelar "Tuhan" yang dipakai untuk Yesus, sekarang ternyata diambil bukan dari agama- agama rahasia melainkan dari Perjanjian Lama. Pengakuan iman Kristen "semoga Tuhan kita datang" (yang ditulis dalam bentuk Aram, Maranata; 1Korintus 16:23) menunjukkan bahwa jemaat mula-mula di Yerusalem -- satu-satunya jemaat yang berbahasa Aram -- rupanya telah memberikan gelar itu kepada Yesus jauh sebelum munculnya Paulus

• Apa yang mengesankan bagi dunia kafir bukanlah kemiripan agama Kristen dengan agama-agama lain, melainkan perbedaannya. Tuduhan yang paling sering dilontarkan terhadap orang-orang Kristen adalah mereka ateis, sebab tidak mau mengakui ilah-ilah lain.

Tentu Paulus mengenal agama-agama rahasia, dan kemiripannya dengan agama Kristen. Mereka menceritakan tentang dewa-dewa yang turun dalam bentuk manusia; tentang keselamatan sebagai "mati" terhadap hidup yang lama; tentang seorang dewa yang memberikan hidup kekal; dan tentang dewa penyelamat yang dipanggil "tuhan". Ada kemungkinan Paulus, yang siap "menjadi segala-galanya bagi semua orang" (1Korintus 9:22), kadang-kadang dengan sengaja memakai ragam bahasa mereka. Tetapi kemungkinan besar ia memakainya secara tidak sadar. Sebab orang-orang terpelajar dari zamannya memakai bahasa agama-agama rahasia dengan mudah dan tanpa ikatan, sama seperti kita sering memakai bahasa astrologi populer dewasa ini. Paulus tidak menunjukkan bahwa ia memiliki pengetahuan secara rinci tentang agama-agama rahasia. Ia tidak pernah menyebut upacara-upacara mereka secara jelas.

Latar belakang Paulus meliputi tiga dunia pemikiran: dunia Yahudi, dunia Yunani, dan dunia agama rahasia. Masing-masing dunia ini dapat memberikan sekadar keterangan tentang kepribadian dan pengajarannya. Tetapi kita akan khilaf bila menganggap Paulus hanyalah produk alami dari lingkungan kebudayaannya. Ia menganggap dirinya sendiri terutama sebagai "seorang di dalam Kristus" (2Korintus 12:2) atau seorang Kristen. Apa pun yang diperolehnya dari sumber sumber lain, ia mengakui bahwa Tuhannya yang baru mempunyai kuasa yang melebihi mereka semua, dan demi Kristus ia menganggap yang lainnya sebagai "sampah" (Filipi 3:8).


(Sumber : John Drane, MEMAHAMI PERJANJIAN BARU, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1996 )



2. PENDIDIKAN PAULUS


Menurut adat istiadat Yahudi yang taat, setiap anak laki-laki harus diberi pendidikan yang baik dan latihan yang sangat hati-hati di rumahnya. Dia menerima pendidikan dasar. Kemudian pada usia 13 sampai 15 tahun, ia dikirim ke Yerusalem untuk mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi di sekolah kerabian (sebuah sekolah pendidikan dalam agama Yahudi).

Di sekolah ini Paulus memperoleh kesempatan untuk belajar di bawah bimbingan Gamaliel, salah seorang guru terbesar pada jaman itu. Paulus menjadi seorang murid yang istimewa dan rupanya Gamaliel memberikan penghargaan tinggi kepadanya.



3. KEMBALI KE TARSUS


Ketika Paulus telah menyelesaikan pendidikannya di Yerusalem, ia kembali ke kota aslinya, Tarsus. Sekarang dia sudah siap bekerja. Orangtua serta guru-gurunya sangat bangga kepadanya. Ada kemungkinan Paulus menghabiskan waktunya selama beberapa tahun di Tarsus sebagai seorang rabi, guru agama Yahudi. Tidak ada catatan lain tentang dia selama tahun-tahun itu sampai ia kemudian kembali ke Yerusalem, tepat sebelum kematian Stefanus, seorang pengikut Yesus Kristus.

Paulus sudah mendengar tentang gerakan Kristen yang menentang iman Yahudi. Paulus ingin pergi untuk membantu mempertahankan iman nenek moyangnya. Selama pengadilan Stefanus, Paulus ada di sana dengan teman-teman sebangsanya. Meskipun ia tidak ikut melempari Stefanus dengan batu, ia memiliki perasaan yang sama dengan orang-orang yang menganiaya Stefanus dan setuju bahwa Stefanus harus dihukum mati. Paulus menyaksikan kematian Stefanus. Walaupun ia tidak mengetahuinya pada waktu itu, kejadian ini memainkan peranan yang penting dalam keputusannya mengikut Tuhan Yesus Kristus di kemudian hari.



4. PENGANIAYAAN ORANG-ORANG KRISTEN


Paulus menjadi pemimpin di antara orang Yahudi. Para pemimpin yang lebih tua mundur dan membiarkan kesempatan kepada Paulus menjadi pimpinan pasukan untuk menghancurkan kekristenan. Paulus sendiri menggambarkan tindakannya yang melawan kekristenan ini dengan berkata: "Hal itu kulakukan juga di Yerusalem. Aku bukan saja telah memasukkan banyak orang kudus ke dalam penjara, setelah aku memperoleh kuasa dari imam-imam kepala, tetapi aku juga setuju, jika mereka dihukum mati. Dalam rumah-rumah ibadat aku sering menyiksa mereka dan memaksanya untuk menyangkal imannya dan dalam amarah yang meluap-luap aku mengejar mereka, bahkan sampai ke kota- kota asing." (Kisah Para Rasul 26:10,11)

Paulus adalah seorang yang taat kepada agama Yahudi dan dia merasa bahwa apa yang dia lakukan itu benar. Ini terjadi sebelum ia mengalami kasih dan anugerah dari Tuhan dan Juru Selamat kita Yesus Kristus.



5. PAULUS MULAI MENUJU KE DAMSYIK


Pertobatan Paulus merupakan salah satu peristiwa terbesar sejarah kekristenan. Paulus telah bertanggung jawab atas begitu banyak kematian dan ribuan orang-orang Kristen yang dipenjarakannya. Sekarang ia ada dalam perjalanan menuju Damsyik, sebuah kota penting di Siria, untuk mengusir orang-orang Kristen di sana.

Ada tiga peristiwa dari pengalaman pertobatan Paulus yang tercatat di dalam Perjanjian Baru. Lukas menceritakannya menurut kenyataan sejarah dan Paulus menceritakannya dengan kata-katanya sendiri sebanyak dua kali (semua dapat ditemukan dalam Kitab Kisah Para Rasul).

Paulus telah membuat namanya ditakuti di antara semua orang Kristen di Yerusalem. Dia telah berhasil memisahkan atau membungkam banyak orang Kristen di kota suci itu. Kemudian, ia mendapat laporan tentang adanya kelompok besar orang Kristen di kota Damsyik. Kota Damsyik, kira-kira 240 km jauhnya dari Yerusalem. Dia memutuskan untuk pergi ke sana untuk melanjutkan penganiayaannya kepada orang- orang percaya ini. Dia telah diberi kekuasaan penuh dan membawa surat izin untuk memasuki kota dan menangkap semua orang Kristen di kota itu dan membawa mereka kembali dalam keadaan terbelenggu ke Yerusalem. Paulus dan kawan-kawan memulai perjalanan yang panjang menuju Damsyik. Perjalanan ini membutuhkan waktu enam sampai tujuh hari dan selama perjalanan panjang ini anak muda yang pandai dan penuh semangat ini mempunyai banyak waktu untuk berpikir. Mungkin ia mulai meragukan tindakannya. Dia tidak habis berpikir dan tidak mengerti bagaimana Stefanus bisa mati dengan begitu tenangnya. Dia tidak dapat melupakan doa Stefanus ketika Stefanus "menutup mata" dengan damai. Paulus merasa bahwa dia harus melakukan hal yang ia pandang benar, tetapi dia terganggu oleh pertanyaan-pertanyaan yang tidak dapat dijawabnya. Oleh karena itu, ia pun pergi ke Damsyik.



6. PERTOBATAN PAULUS


Berita tentang kedatangan Paulus telah sampai ke Damsyik sebelum ia tiba di sana. Pertobatan Paulus terjadi ketika ia mendekati kota itu. Pada waktu tengah hari, tiba-tiba sebuah cahaya yang membutakan mata bersinar mengelilingi Paulus dan teman-temannya. Ia rebah ke tanah dan kedengaranlah suatu suara berkata kepadanya, "Saul, Saul mengapa engkau menganiaya Aku?" Jawab Saulus: "Siapakah engkau, Tuhan?" Kata-Nya: "Akulah Yesus yang kau aniaya itu. Tetapi bangunlah dan pergilah ke dalam kota, di sana akan dikatakan kepadamu, apa yang harus kauperbuat." (Kisah Para Rasul 9:4-6) Paulus berdiri dari tanah dan mendapati dirinya buta. Beberapa anak buahnya menuntun dia dan membawanya ke Damsyik. Selama tiga hari lamanya dia tidak dapat melihat dan tidak makan ataupun minum. Pengalaman ini mengubah Paulus sepenuhnya. Sekarang orang Farisi yang sombong ini berubah menjadi seorang yang kesakitan, gemetar, meraba-raba dan bergantung pada tangan orang lain yang menuntunnya sampai ia tiba di Damsyik. Ia pergi ke rumah Yudas dan langsung masuk ke kamarnya. Di sana ia tinggal selama tiga hari tanpa makanan dan minuman. Selama tiga hari itu Paulus berdoa dan berpuasa. Seluruh hidupnya telah berubah setelah pertemuannya dengan Kristus. Sekarang dia harus membangun kembali kehidupannya di dalam Kristus.

Pertobatan Paulus diceritakan panjang lebar oleh Lukas dalam Kisah Para Rasul 9:1-9, dan kemudian masih disebut dua kali lagi dalam suatu pidato Paulus (lihat 22:6-16; 26:12-18).

Paulus sendiri juga menyebutnya tetapi dengan jauh lebih sederhana. Dua teks yang secara cukup luas membicarakan pertobatannya sendiri, yakni Galatia 1:11-24 dan Filipi 3:4-14.


a. Galatia 1:11-24


* Galatia 1:11-24
1:11 Sebab aku menegaskan kepadamu, saudara-saudaraku, bahwa Injil yang kuberitakan itu bukanlah injil manusia.
1:12 Karena aku bukan menerimanya dari manusia, dan bukan manusia yang mengajarkannya kepadaku, tetapi aku menerimanya oleh penyataan Yesus Kristus.
1:13 Sebab kamu telah mendengar tentang hidupku dahulu dalam agama Yahudi: tanpa batas aku menganiaya jemaat Allah dan berusaha membinasakannya.
1:14 Dan di dalam agama Yahudi aku jauh lebih maju dari banyak teman yang sebaya dengan aku di antara bangsaku, sebagai orang yang sangat rajin memelihara adat istiadat nenek moyangku.
1:15 Tetapi waktu Ia, yang telah memilih aku sejak kandungan ibuku dan memanggil aku oleh kasih karunia-Nya,
1:16 berkenan menyatakan Anak-Nya di dalam aku, supaya aku memberitakan Dia di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi, maka sesaat pun aku tidak minta pertimbangan kepada manusia;
1:17 juga aku tidak pergi ke Yerusalem mendapatkan mereka yang telah menjadi rasul sebelum aku, tetapi aku berangkat ke tanah Arab dan dari situ kembali lagi ke Damsyik.
1:18 Lalu, tiga tahun kemudian, aku pergi ke Yerusalem untuk mengunjungi Kefas, dan aku menumpang lima belas hari di rumahnya.
1:19 Tetapi aku tidak melihat seorang pun dari rasul-rasul yang lain, kecuali Yakobus, saudara Tuhan Yesus.
1:20 Di hadapan Allah kutegaskan: apa yang kutuliskan kepadamu ini benar, aku tidak berdusta.
1:21 Kemudian aku pergi ke daerah-daerah Siria dan Kilikia.
1:22 Tetapi rupaku tetap tidak dikenal oleh jemaat-jemaat Kristus di Yudea.
1:23 Mereka hanya mendengar, bahwa ia yang dahulu menganiaya mereka, sekarang memberitakan iman, yang pernah hendak dibinasakannya.
1:24 Dan mereka memuliakan Allah karena aku.


Paulus menerima Injilnya dari Kristus sendiri, katanya, yakni dalam pewahyuan pada perjalanan ke Damsyik (lihat juga 1Korintus 15:8). Dari pewartaan para murid ia sudah tahu bahwa Yesus diimani sebagai Kristus. Justru itulah sebabnya bahwa ia menganiaya orang Kristen, yang dari sudut Yahudi mesti dilihat sebagai orang murtad. Tetapi pada perjalanan ke Damsyik ia mulai sadar bahwa orang Kristen benar, Yesus sungguh Almasih, Putra Allah. Bagi Paulus ini suatu pengalaman batin. Tetapi pengalaman iman ini, yang bersumber pada wahyu Allah sendiri, membuat Paulus menegaskan bahwa ia tidak menerima Injilnya dari manusia. Berulang kali ia mengatakan hal itu.

Permasalahan Paulus dengan jemaat di Galatia menyangkut soal-soal agama Yahudi. Maka Paulus menandaskan bahwa dia sendiri pernah seorang Yahudi, sampai "menganiaya jemaat Allah". Dan bukan hanya Yahudi biasa saja: "sangat rajin memelihara adat-istiadat nenek- moyang". Paulus seorang Farisi, "lebih maju daripada banyak orang sebaya". Paulus tidak memandang rendah agama Yahudi (lihat Roma 10:1-3). Tetapi "Kristus adalah pembubaran hukum Taurat" (Roma 10:4). "Sebelum iman datang, kita berada di bawah pengawasan hukum Taurat, dan dikurung sampai iman dinyatakan. Maka hukum Taurat adalah penuntun bagi kita sampai Kristus datang. Sekarang iman TELAH datang, karena itu kita tidak lagi berada di bawah pengawasan penuntun" (Galatia 3:23-24). Sebelum Kristus agama Yahudi memang baik ("hukum Taurat adalah rohani; hukum Taurat itu baik", Roma 7:14,16). Tetapi sekarang lain: Kristus telah datang, dan hukum Taurat tidak berlaku lagi.

Dan bagi Paulus perubahan ini datang pada perjalanan ke Damsyik: "Allah berkenan menyatakan Anak-Nya di dalam aku" (lihat 1Korintus 9:1; 15:8). Paulus begitu terkesan bahwa ia merumuskan pengalamannya dengan suatu kutipan dari nyanyian "Hamba Tuhan": "Tuhan telah memanggil aku sejak dari kandungan, telah menyebut namaku sejak dari rahim ibuku" (Yesaya 49:1; Yeremia 1:5). Pengalaman pada perjalanan ke Damsyik bagi Paulus betul-betul karya rahmat, tanpa jasa manusia. Tetapi bukan rahmat untuk dinikmati saja, melainkan untuk dibagikan dengan banyak orang lain. Seperti hamba Tuhan begitu juga Paulus merasa diri dipanggil untuk menjadi "terang bagi bangsa-bangsa, supaya keselamatan sampai ke ujung bumi" (Yesaya 49:6; lihat juga Kisah Para Rasul 9:15). Sebagai reaksi atas rahmat yang mempesonakan ini Paulus mengundurkan diri: "Aku berangkat ke tanah Arab." Ia tidak bicara lagi dengan siapa-siapa tetapi mengundurkan diri ke tempat yang sepi untuk mengolah dan mengunyah pengalaman yang hebat ini. Baru tiga tahun kemudian ia pergi mengunjungi Petrus, kepala para Rasul. Sungguh mengharukan pertemuan antara kedua tokoh Gereja Purba ini. Paulus, ahli kitab dan Farisi, pemimpin kelompok Yahudi, yang mendapat surat kepercayaan dari pimpinan di Yerusalem, sekarang menghadap nelayan dari Tiberias untuk mendengarkan cerita mengenai Yesus. Di kemudian hari ia akan berkata: "Jika kami pernah menilai Kristus menurut ukuran manusia, sekarang kami tidak lagi menilai-Nya demikian" (2Korintus 5:16). Tetapi kunjungan ini hanya sebentar saja. Kemudian Paulus meneruskan lagi tugasnya di daerah Damsyik. Di Yerusalem ia (hampir) tidak dikenal. Paulus tidak akan menetap di pusat. la akan mengembara di seluruh dunia untuk memberitakan kabar baik mengenai kerahiman Tuhan.



b. Filipi 3:4-14


* Filipi 3:4-14
3:4 Sekalipun aku juga ada alasan untuk menaruh percaya pada hal-hal lahiriah. Jika ada orang lain menyangka dapat menaruh percaya pada hal-hal lahiriah, aku lebih lagi:
3:5 disunat pada hari kedelapan, dari bangsa Israel, dari suku Benyamin, orang Ibrani asli, tentang pendirian terhadap hukum Taurat aku orang Farisi,
3:6 tentang kegiatan aku penganiaya jemaat, tentang kebenaran dalam mentaati hukum Taurat aku tidak bercacat.
3:7 Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus.
3:8 Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus,
3:9 dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan.
3:10 Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya,
3:11 supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati.
3:12 Bukan seolah-olah aku telah memperoleh hal ini atau telah sempurna, melainkan aku mengejarnya, kalau-kalau aku dapat juga menangkapnya, karena aku pun telah ditangkap oleh Kristus Yesus.
3:13 Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku,
3:14 dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.



Dalam surat kepada umat di Filipi terdapat cerita lain dari Paulus mengenai pertobatannya. Di situ ia tidak begitu menyorotinya dari sudut rahmat Tuhan seperti dalam surat kepada umat di Galatia, melainkan dari perubahan yang terjadi dalam hidupnya sendiri. Suatu perubahan yang dahsyat, dan sungguh mempesonakan. Memang bukan perkara kecil bagi Paulus untuk berubah dari penganiaya jemaat Kristen menjadi Rasul Kristus.

Juga di sini Paulus mulai dengan mengatakan bahwa ia berasal dari kalangan Yahudi. Ia menggambarkan secara mendetail apa yang dimaksudkan dengan "hidup secara Yahudi" (lihat Galatia 1:14; 5:3). Juga penganiayaan jemaat tidak didiamkan olehnya. Paulus tidak menyangkal asal-usul Yahudinya (lihat juga Roma 11:1; 2Korintus 11:22). Ia juga tidak menyangkal bahwa hukum Taurat pernah menjadi andalannya. "Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan, sekarang kuanggap rugi." Dan bukan karena ia menyesal bahwa pernah berusaha hidup baik sebagai orang Yahudi tetapi "karena Kristus", "karena pengenalan akan Kristus". Sebab mengenal Kristus itu lebih unggul dari apa-apa saja. Maka ia juga menyebut Kristus "Tuhanku". Dan inilah keterangannya: "Siapa yang ada dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu" (2Korintus 5:17; lihat Galatia 6:15). Orang tidak dapat mengenal Kristus dan tetap berpegang pada yang lama. Bertemu dengan Kristus berarti suatu perubahan radikal. Karena kepercayaannya akan Kristus ia memperoleh "kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan". Artinya: tanpa Kristus kita tidak dapat apa-apa (Roma 3:9: "semua ada di bawah kuasa dosa"). Tetapi Kristus "telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian dalam darah-Nya" bagi orang yang percaya (Roma 3:25). Maka "kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus" (Roma 5:1).

Di sini Paulus sudah masuk ke dalam pokok teologinya: oleh kesatuan dengan Kristus kita diterima dan dibenarkan oleh Allah. Kristus, khususnya wafat dan kebangkitan Kristus, adalah pernyataan kerahiman Allah bagi kita (lihat Roma 3:22). "Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus" (2Korintus 5:19). Maka Paulus ingin menjadi satu dengan Kristus. Tidak hanya mengenal Kristus, tetapi "mengenal kuasa kebangkitan-Nya"; ingin "menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya", supaya juga ikut dengan Kristus dalam kehidupan-Nya. Sebab Allah "yang telah membangkitkan Yesus, akan membangkitkan kami juga bersama-sama dengan Yesus" (2Korintus 4:14; lihat 1Korintus 6:14). Sebab "jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu" (Roma 8:11). Kita ikut serta dengan Kristus. Dan hanya dalam kesatuan dengan Kristus itu kita dapat sampai kepada Allah. Tidak ada jalan lain. Oleh karena itu Paulus berani berseru: "Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus?" (Roma 8:35). Tidak ada. Sekarang ini "kewargaan kita sudah di dalam surga, dan dari situ kita menantikan Tuhan kita Yesus Kristus sebagai Juruselamat, yang akan mengubah tubuh kita yang hina ini menjadi serupa dengan tubuh-Nya yang mulia" (Filipi 3:21). Tentu saja, semua itu masih diharapkan. "Sebab kita diselamatkan dalam pengharapan" (Roma 8:24). Tetapi Paulus "mengejarnya", "berlari-lari, mengarahkan diri kepada apa yang di hadapannya"; berusaha untuk menangkapnya, "karena akupun telah ditangkap oleh Kristus Yesus". Paulus tidak dapat tinggal diam lagi: sekali disentuh oleh rahmat Kristus ia ditarik oleh daya kekuatan yang tak dapat ditahan lagi. "Bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku, yang kuhidupi sekarang ini, adalah hidup oleh iman akan Anak Allah yang mengasihi aku, dan menyerahkan diri untuk aku" (Galatia 2:20).



7. ANANIAS


Ananias adalah seorang murid di antara banyak orang Kristen di Damsyik. Dia dikasihi dan dihormati oleh semua orang yang mengenalnya. Ananias mendapatkan sebuah penglihatan dari Allah dan diperintahkan pergi ke rumah Yudas untuk menemui Saulus dari Tarsus. Ananias merasa sangat takut karena ia telah mendengar tentang semua kejahatan yang telah dilakukan Saulus terhadap orang- orang Kristen. Ananias barangkali sudah mengetahui bahwa dengan alasan ini jugalah Paulus datang ke Damsyik. Tetapi, Tuhan meyakinkan Ananias bahwa ia harus pergi, sehingga ia pun pergi mengunjungi Saulus. Kemudian Ananias menumpangkan tangannya ke atas kepala orang Farisi muda ini, dan berkata, "Saulus, saudaraku" dan memberitahukannya bahwa Yesuslah orang yang telah menampakkan diri dalam penglihatannya. Kemudian terbukalah mata Paulus dan ia menerima anugerah Roh Kudus. Setelah itu dia dibaptis, kemungkinan juga oleh Ananias.



8. PAULUS MULAI BERKOTBAH


Kita tidak terlalu heran ketika mengetahui bahwa rasul baru ini langsung memulai pekerjaan barunya. Dia mulai berkotbah tentang Kristus dan menyatakan bahwa Kristus adalah anak Allah. Para rasul Tuhan sangat heran dengan perubahan yang luar biasa pada diri Paulus. Orang-orang Yahudi yang mendengar dia juga merasa tidak percaya bahwa Sauluslah orang yang menyatakan hal itu. Paulus bertumbuh dalam kekuatan dan kuasa selama dia memberitakan Firman Tuhan.

Paulus pergi ke Arab dan tinggal di sana selama tiga tahun. Inilah waktu untuk belajar dan mendalami Firman Allah guna mempersiapkan dirinya kepada satu pelayanan yang penting, yang sudah menunggu di hadapannya.

Setelah tinggal di Arab, ia kembali ke Damsyik. Di sana banyak orang mendengarkan pemberitaannya dengan penuh semangat. Tetapi, tidak lama kemudian orang-orang Yahudi berusaha mencari dan membunuhnya. Oleh sebab itu, para murid merencanakan untuk meloloskan dia. Pada suatu malam Paulus disembunyikan dalam sebuah keranjang dan diturunkan di luar tembok kota.

Sekarang Paulus mengerti apa yang telah ia perbuat terhadap orang- orang Kristen. Mulai saat itu banyak orang Yahudi mencari dia dan ingin menghancurkannya. Paulus adalah seorang rasul Allah yang begitu pandai dalam memberitakan Injil, baik kepada orang Yahudi ataupun kepada orang-orang yang bukan Yahudi. Orang yang bukan Yahudi adalah orang-orang yang berasal dari bangsa-bangsa lain. Dia telah bertumbuh di kota Tarsus, sebuah kota yang bukan Yahudi, dan tinggal serta belajar di sana sebagai seorang Yahudi.


(Sumber : Tom Jacobs, RASUL PAULUS, Penerbit : Kanisius, Yogyakarta, 1984 Halaman : 9 – 13)


 Profile  


BP
 Post subject:
PostPosted: Sat Nov 03, 2007 3:52 am 
Offline
Merdeka dlm Kristus
Merdeka dlm Kristus
User avatar

Joined: Fri Jun 09, 2006 5:20 pm
Posts: 7025
II. PERJALANAN MISI PAULUS YANG PERTAMA



BACAAN ALKITAB


* Kisah Para Rasul 9:19-22; 11:19-26; 13:1-52; 14:8-28; 15:1-35.

9:19a Dan setelah ia makan, pulihlah kekuatannya.
9:19b Saulus tinggal beberapa hari bersama-sama dengan murid-murid di Damsyik.
9:20 Ketika itu juga ia memberitakan Yesus di rumah-rumah ibadat, dan mengatakan bahwa Yesus adalah Anak Allah.
9:21 Semua orang yang mendengar hal itu heran dan berkata: "Bukankah dia ini yang di Yerusalem mau membinasakan barangsiapa yang memanggil nama Yesus ini? Dan bukankah ia datang ke sini dengan maksud untuk menangkap dan membawa mereka ke hadapan imam-imam kepala?"
9:22 Akan tetapi Saulus semakin besar pengaruhnya dan ia membingungkan orang-orang Yahudi yang tinggal di Damsyik, karena ia membuktikan, bahwa Yesus adalah Mesias.

11:19 Sementara itu banyak saudara-saudara telah tersebar karena penganiayaan yang timbul sesudah Stefanus dihukum mati. Mereka tersebar sampai ke Fenisia, Siprus dan Antiokhia; namun mereka memberitakan Injil kepada orang Yahudi saja.
11:20 Akan tetapi di antara mereka ada beberapa orang Siprus dan orang Kirene yang tiba di Antiokhia dan berkata-kata juga kepada orang-orang Yunani dan memberitakan Injil, bahwa Yesus adalah Tuhan.
11:21 Dan tangan Tuhan menyertai mereka dan sejumlah besar orang menjadi percaya dan berbalik kepada Tuhan.
11:22 Maka sampailah kabar tentang mereka itu kepada jemaat di Yerusalem, lalu jemaat itu mengutus Barnabas ke Antiokhia.
11:23 Setelah Barnabas datang dan melihat kasih karunia Allah, bersukacitalah ia. Ia menasihati mereka, supaya mereka semua tetap setia kepada Tuhan,
11:24 karena Barnabas adalah orang baik, penuh dengan Roh Kudus dan iman. Sejumlah orang dibawa kepada Tuhan.
11:25 Lalu pergilah Barnabas ke Tarsus untuk mencari Saulus; dan setelah bertemu dengan dia, ia membawanya ke Antiokhia.
11:26 Mereka tinggal bersama-sama dengan jemaat itu satu tahun lamanya, sambil mengajar banyak orang. Di Antiokhialah murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen.

14:8 Di Listra ada seorang yang duduk saja, karena lemah kakinya dan lumpuh sejak ia dilahirkan dan belum pernah dapat berjalan.
14:9 Ia duduk mendengarkan, ketika Paulus berbicara. Dan Paulus menatap dia dan melihat, bahwa ia beriman dan dapat disembuhkan.
14:10 Lalu kata Paulus dengan suara nyaring: "Berdirilah tegak di atas kakimu!" Dan orang itu melonjak berdiri, lalu berjalan kian ke mari.
14:11 Ketika orang banyak melihat apa yang telah diperbuat Paulus, mereka itu berseru dalam bahasa Likaonia: "Dewa-dewa telah turun ke tengah-tengah kita dalam rupa manusia."
14:12 Barnabas mereka sebut Zeus dan Paulus mereka sebut Hermes, karena ia yang berbicara.
14:13 Maka datanglah imam dewa Zeus, yang kuilnya terletak di luar kota, membawa lembu-lembu jantan dan karangan-karangan bunga ke pintu gerbang kota untuk mempersembahkan korban bersama-sama dengan orang banyak kepada rasul-rasul itu.
14:14 Mendengar itu Barnabas dan Paulus mengoyakkan pakaian mereka, lalu terjun ke tengah-tengah orang banyak itu sambil berseru:
14:15 "Hai kamu sekalian, mengapa kamu berbuat demikian? Kami ini adalah manusia biasa sama seperti kamu. Kami ada di sini untuk memberitakan Injil kepada kamu, supaya kamu meninggalkan perbuatan sia-sia ini dan berbalik kepada Allah yang hidup, yang telah menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya.
14:16 Dalam zaman yang lampau Allah membiarkan semua bangsa menuruti jalannya masing-masing,
14:17 namun Ia bukan tidak menyatakan diri-Nya dengan berbagai-bagai kebajikan, yaitu dengan menurunkan hujan dari langit dan dengan memberikan musim-musim subur bagi kamu. Ia memuaskan hatimu dengan makanan dan kegembiraan."
14:18 Walaupun rasul-rasul itu berkata demikian, namun hampir-hampir tidak dapat mereka mencegah orang banyak mempersembahkan korban kepada mereka.
14:19 Tetapi datanglah orang-orang Yahudi dari Antiokhia dan Ikonium dan mereka membujuk orang banyak itu memihak mereka. Lalu mereka melempari Paulus dengan batu dan menyeretnya ke luar kota, karena mereka menyangka, bahwa ia telah mati.
14:20 Akan tetapi ketika murid-murid itu berdiri mengelilingi dia, bangkitlah ia lalu masuk ke dalam kota. Keesokan harinya berangkatlah ia bersama-sama dengan Barnabas ke Derbe.
14:21 Paulus dan Barnabas memberitakan Injil di kota itu dan memperoleh banyak murid. Lalu kembalilah mereka ke Listra, Ikonium dan Antiokhia.
14:22 Di tempat itu mereka menguatkan hati murid-murid itu dan menasihati mereka supaya mereka bertekun di dalam iman, dan mengatakan, bahwa untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak sengsara.
14:23 Di tiap-tiap jemaat rasul-rasul itu menetapkan penatua-penatua bagi jemaat itu dan setelah berdoa dan berpuasa, mereka menyerahkan penatua-penatua itu kepada Tuhan, yang adalah sumber kepercayaan mereka.
14:24 Mereka menjelajah seluruh Pisidia dan tiba di Pamfilia.
14:25 Di situ mereka memberitakan firman di Perga, lalu pergi ke Atalia, di pantai.
14:26 Dari situ berlayarlah mereka ke Antiokhia; di tempat itulah mereka dahulu diserahkan kepada kasih karunia Allah untuk memulai pekerjaan, yang telah mereka selesaikan.
14:27 Setibanya di situ mereka memanggil jemaat berkumpul, lalu mereka menceriterakan segala sesuatu yang Allah lakukan dengan perantaraan mereka, dan bahwa Ia telah membuka pintu bagi bangsa-bangsa lain kepada iman.
14:28 Di situ mereka lama tinggal bersama-sama dengan murid-murid itu.

15:1 Beberapa orang datang dari Yudea ke Antiokhia dan mengajarkan kepada saudara-saudara di situ: "Jikalau kamu tidak disunat menurut adat istiadat yang diwariskan oleh Musa, kamu tidak dapat diselamatkan."
15:2 Tetapi Paulus dan Barnabas dengan keras melawan dan membantah pendapat mereka itu. Akhirnya ditetapkan, supaya Paulus dan Barnabas serta beberapa orang lain dari jemaat itu pergi kepada rasul-rasul dan penatua-penatua di Yerusalem untuk membicarakan soal itu.
15:3 Mereka diantarkan oleh jemaat sampai ke luar kota, lalu mereka berjalan melalui Fenisia dan Samaria, dan di tempat-tempat itu mereka menceriterakan tentang pertobatan orang-orang yang tidak mengenal Allah. Hal itu sangat menggembirakan hati saudara-saudara di situ.
15:4 Setibanya di Yerusalem mereka disambut oleh jemaat dan oleh rasul-rasul dan penatua-penatua, lalu mereka menceriterakan segala sesuatu yang Allah lakukan dengan perantaraan mereka.
15:5 Tetapi beberapa orang dari golongan Farisi, yang telah menjadi percaya, datang dan berkata: "Orang-orang bukan Yahudi harus disunat dan diwajibkan untuk menuruti hukum Musa."
15:6 Maka bersidanglah rasul-rasul dan penatua-penatua untuk membicarakan soal itu.
15:7 Sesudah beberapa waktu lamanya berlangsung pertukaran pikiran mengenai soal itu, berdirilah Petrus dan berkata kepada mereka: "Hai saudara-saudara, kamu tahu, bahwa telah sejak semula Allah memilih aku dari antara kamu, supaya dengan perantaraan mulutku bangsa-bangsa lain mendengar berita Injil dan menjadi percaya.
15:8 Dan Allah, yang mengenal hati manusia, telah menyatakan kehendak-Nya untuk menerima mereka, sebab Ia mengaruniakan Roh Kudus juga kepada mereka sama seperti kepada kita,
15:9 dan Ia sama sekali tidak mengadakan perbedaan antara kita dengan mereka, sesudah Ia menyucikan hati mereka oleh iman.
15:10 Kalau demikian, mengapa kamu mau mencobai Allah dengan meletakkan pada tengkuk murid-murid itu suatu kuk, yang tidak dapat dipikul, baik oleh nenek moyang kita maupun oleh kita sendiri?
15:11 Sebaliknya, kita percaya, bahwa oleh kasih karunia Tuhan Yesus Kristus kita akan beroleh keselamatan sama seperti mereka juga."
15:12 Maka diamlah seluruh umat itu, lalu mereka mendengarkan Paulus dan Barnabas menceriterakan segala tanda dan mujizat yang dilakukan Allah dengan perantaraan mereka di tengah-tengah bangsa-bangsa lain.
15:13 Setelah Paulus dan Barnabas selesai berbicara, berkatalah Yakobus: "Hai saudara-saudara, dengarkanlah aku:
15:14 Simon telah menceriterakan, bahwa sejak semula Allah menunjukkan rahmat-Nya kepada bangsa-bangsa lain, yaitu dengan memilih suatu umat dari antara mereka bagi nama-Nya.
15:15 Hal itu sesuai dengan ucapan-ucapan para nabi seperti yang tertulis:
15:16 Kemudian Aku akan kembali dan membangunkan kembali pondok Daud yang telah roboh, dan reruntuhannya akan Kubangun kembali dan akan Kuteguhkan,
15:17 supaya semua orang lain mencari Tuhan dan segala bangsa yang tidak mengenal Allah, yang Kusebut milik-Ku demikianlah firman Tuhan yang melakukan semuanya ini,
15:18 yang telah diketahui dari sejak semula.
15:19 Sebab itu aku berpendapat, bahwa kita tidak boleh menimbulkan kesulitan bagi mereka dari bangsa-bangsa lain yang berbalik kepada Allah,
15:20 tetapi kita harus menulis surat kepada mereka, supaya mereka menjauhkan diri dari makanan yang telah dicemarkan berhala-berhala, dari percabulan, dari daging binatang yang mati dicekik dan dari darah.
15:21 Sebab sejak zaman dahulu hukum Musa diberitakan di tiap-tiap kota, dan sampai sekarang hukum itu dibacakan tiap-tiap hari Sabat di rumah-rumah ibadat."
15:22 Maka rasul-rasul dan penatua-penatua beserta seluruh jemaat itu mengambil keputusan untuk memilih dari antara mereka beberapa orang yang akan diutus ke Antiokhia bersama-sama dengan Paulus dan Barnabas, yaitu Yudas yang disebut Barsabas dan Silas. Keduanya adalah orang terpandang di antara saudara-saudara itu.
15:23 Kepada mereka diserahkan surat yang bunyinya: "Salam dari rasul-rasul dan penatua-penatua, dari saudara-saudaramu kepada saudara-saudara di Antiokhia, Siria dan Kilikia yang berasal dari bangsa-bangsa lain.
15:24 Kami telah mendengar, bahwa ada beberapa orang di antara kami, yang tiada mendapat pesan dari kami, telah menggelisahkan dan menggoyangkan hatimu dengan ajaran mereka.
15:25 Sebab itu dengan bulat hati kami telah memutuskan untuk memilih dan mengutus beberapa orang kepada kamu bersama-sama dengan Barnabas dan Paulus yang kami kasihi,
15:26 yaitu dua orang yang telah mempertaruhkan nyawanya karena nama Tuhan kita Yesus Kristus.
15:27 Maka kami telah mengutus Yudas dan Silas, yang dengan lisan akan menyampaikan pesan yang tertulis ini juga kepada kamu.
15:28 Sebab adalah keputusan Roh Kudus dan keputusan kami, supaya kepada kamu jangan ditanggungkan lebih banyak beban dari pada yang perlu ini:
15:29 kamu harus menjauhkan diri dari makanan yang dipersembahkan kepada berhala, dari darah, dari daging binatang yang mati dicekik dan dari percabulan. Jikalau kamu memelihara diri dari hal-hal ini, kamu berbuat baik. Sekianlah, selamat."
15:30 Setelah berpamitan, Yudas dan Silas berangkat ke Antiokhia. Di situ mereka memanggil seluruh jemaat berkumpul, lalu menyerahkan surat itu kepada mereka.
15:31 Setelah membaca surat itu, jemaat bersukacita karena isinya yang menghiburkan.
15:32 Yudas dan Silas, yang adalah juga nabi, lama menasihati saudara-saudara itu dan menguatkan hati mereka.
15:33 Dan sesudah beberapa waktu keduanya tinggal di situ, saudara-saudara itu melepas mereka dalam damai untuk kembali kepada mereka yang mengutusnya.
15:34 [Tetapi Silas memutuskan untuk tinggal di situ.]
15:35 Paulus dan Barnabas tinggal beberapa lama di Antiokhia. Mereka bersama-sama dengan banyak orang lain mengajar dan memberitakan firman Tuhan.




Kita akan mulai belajar tentang usaha mula-mula jemaat Kristen untuk menyebarkan Firman Tuhan ke negara-negara lain. Ini bukanlah rencana manusia, tetapi merupakan rencana Allah untuk menyebarkan Injil ke seluruh dunia kepada semua suku bangsa dan seluruh umat manusia. Yesus berkata, "dan Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi Aku akan menarik semua orang datang kepada-Ku." (Yohanes 12:32) Yesus mengajarkan kepada murid-murid-Nya mengenai misi ke seluruh dunia ini. "Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." (Matius 28:19-20)

Kita menyebut perintah ini sebagai "Amanat Agung". Amanat Agung untuk "semua bangsa". Memang sulit bagi para pengikut-Nya untuk memulai pekerjaan ini, bahkan setelah kebangkitan-Nya dan kenaikan-Nya ke surga. Kemungkinan besar para murid Tuhan Yesus mula-mula menetap di Yerusalem, namun karena penganiayaan semakin menjadi-jadi, mereka akhirnya tercerai-berai dan tersebar ke negera-negara lain. Jadi, mereka menyebarkan Injil, namun mereka sebetulnya tidak memiliki rencana untuk melakukan hal itu. Tetapi, orang-orang Kristen ini membutuhkan seorang pemimpin yang dapat mengatur, merencanakan program, dan memimpin mereka di dalam suatu misi kepada bangsa-bangsa lain. Pemimpin ini adalah Paulus. Kira-kira, sepuluh tahun setelah pertobatannya, ia telah mempersiapkan dirinya dan bersiap-siap untuk memimpin misi gereja yang nyata ini.



1. GEREJA BUKAN YAHUDI DAN MISI PAULUS


Kisah Para Rasul 11:19-15:35


Gerakan pelayanan firman kepada bangsa-bangsa lain seperti yang dilukiskan di dalam Kisah Para Rasul dimulai pada saat didirikannya gereja di Antiokhia di Siria. Pembentukan gereja ini merupakan bagian dari penyebaran tiba-tiba yang terjadi di dalam masa peralihan. Di antara Kisah Para Rasul 8:4 dan 11:19 terdapat suatu hubungan yang jelas, seperti yang dikatakan oleh ayat yang terakhir:

"Sementara itu banyak saudara-saudara telah tersebar karena penganiayaan yang timbul sesudah Stefanus dihukum mati. Mereka tersebar sampai ke Fenesia, Siprus dan Antiokhia; namun mereka memberitakan Injil kepada orang Yahudi saja. Akan tetapi di antara mereka ada beberapa orang Siprus dan orang Kirene yang tiba di Antiokhia dan berkata-kata juga kepada orang-orang Yunani dan memberitakan Injil, bahwa Yesus adalah Tuhan." (Kisah Para Rasul 11:19-20)
Orang-orang percaya dari Siprus dan Kirene yang mengajar di Antiokhia telah menyimpang dari kebiasaan umum di antara rekan-rekannya sambil mengabarkan Injil juga kepada orang Yunani. Komentar Lukas di sini menunjukkan bahwa uraiannya tentang masa transisi lebih menekankan hal-hal baru daripada prosedur khotbah yang biasa. Antiokhia, di mana Injil diberitakan pada masa itu, begitu istimewa hingga ia menjadi pusat dari seluruh usaha misi yang baru.



Gereja di Antiokhia


Antiokia, dengan jumlah penduduk lebih dari setengah juta jiwa, pada waktu itu adalah salah satu kota tersebar di wilayah kekaisaran Romawi.

Kota Antiokhia dibangun oleh Seleukus Nicator dalam tahun 300 SM. Di bawah pemerintahan raja-raja Seleuk yang pertama ia berkembang dengan pesat. Pada mulanya kota ini sepenuhnya dihuni oleh orang-orang Yunani, namun kemudian orang-orang Siria menetap di luar tembok kota dan akhirnya menyatu dengan kota sejalan dengan perkembangan kota itu. Unsur penduduk yang ketiga adalah orang-orang Yahudi, banyak di antaranya yang merupakan keturunan dari penghuni kota pertama yang didatangkan dari Babilon. Mereka mempunyai hak-hak yang sama dengan orang Yunani dan tetap menjalankan ibadat mereka di sinagoge-sinagoge. Di bawah pemerintahan Romawi, Antiokhia menjadi makmur. Karena merupakan pintu gerbang militer dan perniagaan ke Timur, ia menjadi kota yang terbesar setelah Roma dan Aleksandria.

Para pembawa berita Firman pertama yang tiba di Antiokia dari Yerusalem telah merencanakan untuk melayani orang-orang Yahudi di kota itu. Tetapi, para pelayan Tuhan lainnya yang berasal dari Siprus dan Kirene telah mulai pekerjaan mereka di tengah-tengah orang Yunani. Ini merupakan usaha nyata yang pertama kali dilakukan untuk bangsa-bangsa lain. Sejak awal, jemaat mula-mula telah sangat kuat.

"Dan tangan Tuhan menyertai mereka dan sejumlah besar orang menjadi percaya dan berbalik kepada Tuhan." (Kisah Para Rasul 11:21) Jemaat mula-mula yang terdiri dari banyak suku bangsa dan yang menyembah Allah ini bersama-sama menjadi salah satu jemaat yang terkuat waktu itu. Inilah pelajaran untuk kita hari ini. Jikalah kita dapat membuang jauh-jauh semua prasangka buruk dan perbedaan-perbedaan antara kita dengan suku dan bangsa lain, dan dengan sungguh-sungguh menyembah Tuhan kita dalam roh kebenaran, maka tidaklah mustahil jemaat gereja kita dapat memiliki kuasa yang sama dengan gereja jemaat mula-mula ini.

Di bawah kepemimpinan Barnabas, para jemaat mampu bertumbuh dengan begitu pesatnya sehingga ia membutuhkan banyak bantuan. Ketika Paulus diminta datang dari Tarsus untuk membantu pekerjaan itu, jemaat menjadi makin lebih kuat lagi karena Paulus memiliki karunia untuk mengajar jemaat. Kemudian, para jemaat mulai memberikan perhatian kepada orang-orang yang bukan Yahudi yang ada di negara- negara lain. Para jemaat menyadari bahwa menyebarkan Injil kepada bangsa-bangsa lain adalah kewajiban mereka. Jemaat yang kuat ini memperoleh penghargaan dalam pelayanan mereka sebagai pusat penyebaran Injil kepada orang-orang yang bukan Yahudi. Di Antiokialah murid-murid ini pertama kali disebut Kristen.


Tahun berdirinya gereja di Antiokhia tidak dinyatakan dengan jelas. Nampaknya ia berdiri tidak lama setelah kematian Stefanus, mungkin sekitar tahun 33 hingga 40. Untuk mendapatkan ukuran dan reputasi yang cukup berarti hingga dapat menarik perhatian gereja di Yerusalem (11:22) tentu dibutuhkan beberapa waktu. Gereja di Yerusalem mengutus Barnabas untuk mengunjungi Antiokhia, di mana ia bekerja entah selama berapa lama, dan kemudian pergi ke Tarsus untuk meminta Paulus agar menjadi pembantunya (11:22-26). Mereka bekerja bersama-sama selama sekurang-kurangnya satu tahun setelah itu (11:26) sebelum Agabus meramalkan bahaya kelaparan yang akan menimpa dunia "pada zaman Claudius" (11:28). Makna yang tersirat dalam ayat ini adalah bahwa ramalan ini diberikan sebelum Claudius naik takhta pada tahun 41, dan bahwa bahaya kelaparan terjadi sesudah itu. Data kronologis lainnya diperoleh dari penyebutan tentang Herodes Agripa I (12:1), yang meninggal dunia pada tahun 44. Mungkin pelayanan di Antiokhia dimulai sekitar tahun 33 hingga 35. Bila dana bantuan kelaparan dikumpulkan sekitar tahun 44, Barnabas pasti telah mulai menjalin hubungannya dengan Antiokhia sekitar tahun 41, yang berarti bahwa Paulus mulai menjalankan tugasnya di sana pada tahun 42.

Meskipun kronologi ini tidak dapat dikatakan pasti, ia cukup sesuai dengan perkembangan kegiatan Paulus yang diketahui. Bila ia menjadi percaya dalam tahun 31 atau katakanlah 32, dan menghabiskan waktu tiga tahun di kawasan Damsyik (Galatia 1:18), ia akan tiba di Yerusalem sebelum tahun 35. Bila ia menghabiskan waktu selama satu atau dua tahun di Yerusalem sebelum kembali ke Tarsus (Kisah 9:28-30), maka ketika Barnabas datang untuk menyertainya dalam tugas barunya ia tentu sudah berkhotbah selama lima tahun di Tarsus dan Kilikia. Nampaknya ada suatu kesenjangan waktu yang cukup besar di sini, tetapi banyak kesenjangan lain dalam karangan Lukas mengenai perkara yang sama pentingnya hingga keadaan ini tidak menjadi sesuatu yang luar biasa.

Gereja di Antiokhia cukup penting, karena ia memiliki beberapa segi yang menonjol. Pertama, ia adalah induk dari gereja bagi bangsa- bangsa lain. Rumah di keluarga Komelius tidak dapat disebut gereja dalam arti yang sama dengan kelompok umat di Antiokhia, karena ia adalah suatu kelompok keluarga pribadi bukan suatu jemaat umum. Dari gereja Antiokhia berangkatlah misi resmi yang pertama ke dunia yang belum tersentuh Injil. Di Antiokhia dimulailah perdebatan yang pertama tentang status umat Kristen dari bangsa-bangsa lain. Ia merupakan pusat tempat berkumpulnya para pemimpin gereja. Secara bergantian, Petrus, Barnabas, Titus, Yohanes Markus, Yudas Barsabas, Silas, dan bila naskah Barat benar, penulis dari buku ini sendiri, semuanya dihubungkan dengan gereja di Antiokhia. Patut untuk diperhatikan bahwa dapat dikatakan mereka semuanya terlibat dalam misi kepada bangsa- bangsa lain dan disebut-sebut dalam Surat Kiriman Paulus maupun di dalam Kisah Para Rasul.
Kitab-kitab Injil mungkin berasal dari Antiokhia. Kemungkinan hubungan di antara Markus dan Lukas maupun kenyataan pertemuan mereka di Roma barangkali dapat menjawab beberapa masalah yang sering diperdebatkan dalam Masalah Sinoptis. Ignatius, uskup di Antiokhia pada akhir abad yang pertama, nampaknya nyaris hanya mengutip dari Matius, ketika ia berbicara mengenai Injil, seolah-olah Injil Matius adalah satu- satunya Injil Sinoptis yang diketahuinya. Streeter mempertahankan pendapatnya secara panjang lebar bahwa Injil Matius berasal dari Antiokhia, karena ia digunakan oleh Ignatius dan di dalam Didakhe (Ajaran Dua Belas Rasul), keduanya menurutnya adalah dokumen-dokumen orang Siria. Bila ketiga Injil Sinoptis menanamkan dasarnya pada suasana yang hidup dalam khotbah lisan gereja di Antiokhia, pelayanan firman mereka kepada dunia dapat dikatakan merupakan warisan dari gereja ini kepada bangsa-bangsa lain yang percaya dari masa yang lalu maupun masa sekarang.

Gereja di Antiokhia juga tersohor karena guru-gurunya. Di antara mereka yang disebut di dalam Kisah Para Rasul 13:1, hanya Barnabas dan Paulus yang baru dikenal dalam beberapa penyebutan belakangan, tetapi pelayanan mereka pasti telah membuat gereja ini terkenal sebagai pusat pengajaran. Jelas sekali bahwa Antiokhia telah mengalahkan Yerusalem sebagai pusat pengajaran Kristen dan sebagai markas misi penginjilan.
Mungkin perkembangan Antiokhia makin dipercepat oleh penindasan Herodes dalam tahun 44. Gereja di Yerusalem selalu dalam keadaan kekurangan dana, karena banyak anggota jemaat yang miskin yang harus selalu ditunjang oleh sumbangan-sumbangan. Bahaya kelaparan itu pasti makin melemahkan mereka, meskipun ada dana sumbangan dari Antiokhia (11:28-30). Penindasan di bawah Herodes mengakibatkan kematian Yakobus, anak Zebedeus (12:2), dan Petrus juga nyaris kehilangan nyawanya (12:17). Kisah selingan dalam 12:1-24 hanya memberikan gambaran sekilas tentang keadaan di Yerusalem, tetapi ia menunjukkan gereja yang tetap setia bertahan meskipun tekanan begitu berat, yang terus berusaha mempertahankan keberadaannya sampai saat yang terakhir.

Fakta yang paling kuat tentang gereja di Antiokhia adalah kesaksian ini. 'Di Antiokhialah murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen" (11:26). Sebelum itu orang-orang yang percaya kepada Kristus dianggap sebagai suatu sekte agama Yahudi, tetapi dengan masuknya bangsa-bangsa lain ke dalam kelompok mereka dan dengan makin berkembangnya sistem pengajaran yang sangat berbeda dengan hukum Musa, dunia mulai melihat perbedaan itu dan menyebut mereka dengan julukan yang lebih tepat. "Kristen" berarti "milik Kristus" seperti Herothan berarti "milik Herodes". Mungkin nama ini dimaksudkan sebagai suatu ejekan, tetapi watak para Rasul dan kesaksian yang mereka sampaikan memberikan arti yang menyanjung.

(Sumber : Merrill C. Tenney, SURVEI PERJANJIAN BARU, Gandum Mas, Malang, 1995, Halaman : 313 – 316)


------


2. PEKERJAAN ROH KUDUS


"Pada waktu itu di jemaat Antiokia ada beberapa nabi dan pengajar, yaitu Barnabas dan Simeon yang disebut Niger, dan Lukius orang Kirene, dan Menahem yang diasuh bersama dengan raja wilayah Herodes, dan Paulus. Pada suatu hari ketika mereka beribadah kepada Tuhan dan berpuasa, berkatalah Roh Kudus: "Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagi-Ku untuk tugas yang telah Kutentukan bagi mereka." Maka berpuasa dan berdoalah mereka, dan setelah meletakkan tangan ke atas kedua orang itu, mereka membiarkan keduanya pergi. Oleh karena disuruh Roh Kudus, Barnabas dan Paulus berangat ke Seleukia dan dari situ mereka berlayar ke Siprus." (Kisah Para Rasul 13:1-4) Kita tahu ketika para pemimpin sedang berdoa dan berpuasa, Roh Kudus berbicara kepada mereka dan berkata, "Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagiku untuk tugas yang telah ditentukan bagi mereka." Alkitab selanjutnya menceritakan kepada kita bahwa mereka menumpangkan tangan dan mengutus kedua orang itu pergi untuk melakukan tugas mereka. Jemaat di Antiokia merasa sangat kehilangan dengan perginya kedua pemimpin yang kuat ini, namun mereka menyadari bahwa ini adalah suatu kesempatan yang besar untuk dapat saling membagikan pekerjaan pengabaran Injil ke seluruh dunia.



3. MEREKA MEMULAI PERJALANAN MISI YANG PERTAMA


Bacalah Kisah Para Rasul 13:4-13. Barnabas, Paulus, dan Yohanes Markus, seorang muda dari Yerusalem, memulai pekerjaan mereka. Barnabas, yang tertua, dianggap sebagai pemimpin. Paulus dan Barnabas merupakan sahabat baik dan keduanya saling menghargai. Yohanes Markus ikut untuk membantu mereka. Dia adalah anak dari Maria, seorang Kristen yang taat dan aktif di Yerusalem. Dia juga sepupu Barnabas.

Mereka berlayar ke Seleukia dan berjalan sepanjang 110 kilometer ke Salamis, di pantai timur Siprus. Siprus adalah rumah lama Barnabas. Para penginjil ini mengunjungi tempat-tempat penting di pulau Siprus sampai akhirnya mereka tiba di Pafos. Di Pafos mereka bertemu dua orang terkemuka, yaitu seorang tukang sihir yang bernama Elimus Baryesus dan Sergius Paulus yang menjadi gubernur pulau itu. Sergius Paulus memanggil Barnabas dan Paulus sebab ia ingin mendengar Firman Tuhan. Ketika para penginjil itu berusaha memenangkan Sergius Paulus bagi Kristus, Elimus berusaha menghalang-halangi mereka. Akhirnya, Paulus menantang "anak iblis" ini dan membuat mata orang itu buta untuk beberapa saat. Melihat apa yang terjadi, Sergius Paulus merasa sangat takjub dan percaya ajaran Tuhan.

Mulai saat inilah Lukas menyebut para pengabar Injil ini sebagai "Paulus dan kawan-kawannya atau Paulus dan Barnabas".



4. KE ASIA KECIL


Paulus dan kawan-kawannya sekarang meninggalkan Pafos dan berlayar ke Perga di Pamfilia. Di sana Yohanes Markus meninggalkan kelompok ini dan kembali ke rumahnya di Yerusalem.

Paulus dan Barnabas meneruskan perjalanannya ke Antiokia (di Pisidia). Di Antiokia Paulus pergi ke rumah ibadah dan memberitakan Firman Tuhan di sana. Pemberitaan itu membuat orang-orang di sana takjub dan mereka memintanya berkhotbah lagi. Bacalah Firman Tuhan yang diberitakan Paulus di dalam Kisah Para Rasul 13:14-42.

Pada hari Sabat berikutnya, Paulus berkhotbah lagi dan hampir seluruh kota itu berkumpul bersama-sama untuk mendengar Firman Tuhan. Hal ini membuat jengkel orang-orang Yahudi di sana. Mereka merasa iri dan mulai membantah apa yang dikatakan Paulus. Namun, Paulus berkata bahwa kepada merekalah Firman Tuhan pertama kali diberitakan. Namun karena mereka menolaknya, Paulus dan Barnabas berpaling kepada bangsa-bangsa lain. Mendengar itu bergembiralah semua orang yang tidak mengenal Allah dan mereka memuliakan Firman Tuhan dan semua orang yang ditentukan Allah untuk hidup yang kekal, menjadi percaya. Lalu, Firman Tuhan tersiar di seluruh daerah itu. Kisah Para Rasul 13:48-49. Injil Allah mulai masuk di hati bangsa- bangsa lain.

Namun sebaliknya, orang Yahudi berbalik melawan Paulus dan Barnabas dan mengusir mereka dari kota.

Kira-kira, 120 kilometer di sebelah tenggara Antiokia terdapat sebuah kota yang bernama Ikonium. Paulus dan Barnabas langsung pergi ke tempat ibadah memberitakan Firman Tuhan di sana. Banyak orang menjadi percaya dan menerima Kristus. Namun, ada juga musuh- musuh di sana. Para Rasul memperlihatkan banyak tanda-tanda dan mujizat dan tinggal lama di sana untuk memberitakan Firman Tuhan. Akhirnya, musuh-musuh itu membentuk suatu kelompok massa dan mengancam untuk membunuh para pengabar Injil ini. Akibatnya, Paulus dan Barnabas terpaksa harus menyingkir dari kota itu.



5. PAULUS DI LISTRA


Paulus dan Barnabas terusir dari Ikonium. Kota tujuan Paulus berikutnya adalah Listra. Di kota ini diperkirakan ada beberapa keluarga Yahudi, setidak-tidaknya ada satu keluarga Yahudi yang tinggal di sana. Ada seorang janda bernama Eunike. Dia memiliki seorang anak bernama Timotius. Suami Eunike bukanlah Yahudi dan Timotius belum pernah disunat. (Sunat adalah keharusan bagi setiap orang yang ingin masuk ke dalam agama Yahudi.) Lois, ibu Eunike, juga tinggal di rumah itu. Paulus dan Barnabas memenangkan keluarga ini bagi Kristus.

Bacalah Kisah Para Rasul 14:8-20. Di Listra ada seorang lumpuh yang mendengarkan Paulus berkhotbah. Dia lumpuh sejak lahir. Dia hanya bisa duduk di pinggir jalan di Listra. Mungkin saja, ia seorang pengemis yang dikenal oleh banyak orang di sana. Paulus melihat bahwa orang ini beriman dan dapat disembuhkan. Lalu, kata Paulus kepada orang itu dengan suara nyaring. "Berdirilah tegak di atas kakimu." Segeralah orang itu berdiri dan berjalan. Ketika orang- orang bukan Yahudi melihat kejadian itu, mereka menyangka Paulus dan Barnabas adalah dewa-dewa yang turun dan menjelma sebagai manusia. Mereka memanggil Paulus dan Barnabas dengan sebutan Zeus dan Hermes (nama dari dua dewa Yunani).

Orang-orang itu mulai mempersiapkan perayaan yang besar untuk menghormati mereka. Dengan segera Paulus dan Barnabas memberitahukan bahwa mereka bukanlah dewa, dan menjelaskan bahwa mereka hanyalah manusia biasa. Mereka juga menjelaskan bahwa mereka datang ke kota itu untuk memberitakan Firman Tuhan. "Hai kamu sekalian, mengapa kamu berbuat demikian? Kami ini adalah manusia biasa sama seperti kamu. Kami ada di sini untuk memberitakan Injil kepada kamu, supaya kamu meninggalkan perbuatan sia-sia ini dan berbalik kepada Allah yang hidup, yang telah menjadikan langit dan bumi, laut, dan segala isinya. Dalam zaman yang lampau Allah membiarkan semua bangsa menuruti jalannya masing-masing namun Ia bukan tidak menyatakan diri-Nya dengan berbagai-bagai kebajikan, yaitu dengan menurunkan hujan dari langit dan dengan memberikan musim-musim subur kepada kamu. Ia memuaskan hatimu dengan makanan dan kegembiraan." (Kisah Para Rasul 14:15-17)

Kemudian, datanglah satu kelompok orang-orang Yahudi yang memimpin suatu massa yang melempari Paulus dengan batu lalu meninggalkannya sebab mereka menyangka dia telah mati. Lalu, teman-teman Paulus menemukan dia dalam keadaan hidup dan menolongnya untuk melarikan diri. Kemudian, ia dan Barnabas pergi ke Derbe. Sekarang, tiba saatnya untuk menyelesaikan pelayanan misi mereka yang pertama dan memulai perjalanan mereka pulang ke rumah. Dalam perjalanan pulang mereka mengunjungi Listra, Ikonium, Antiokia, dan Perga. Paulus dan Barnabas ingin menolong orang-orang itu dalam pekerjaan mereka dan mengumpulkan mereka dalam berbagai jemaat gereja. Paulus dan Barnabas juga ingin menolong mereka memilih penatua yang dapat bertanggung jawab untuk jemaat-jemaat ini. Mereka mendirikan jemaat gereja di setiap kota dan menetapkan seorang pemimpin sebagai gembala dan guru. Jemaat-jemaat dari bangsa-bangsa lain sekarang sudah berdiri di Asia ini.



6. KEMBALI KE ANTIOKIA


Ketika mereka akhirnya tiba di Antiokia, para penginjil itu mengumpulkan para jemaat dan menceritakan semua hal yang telah Tuhan lakukan kepada mereka, dan bahwa Tuhan telah membuka pintu bagi bangsa-bangsa lain untuk beriman. Sungguh merupakan kisah yang luar biasa karena mendengarkan pelayanan mereka selama dua tahun di antara bangsa-bangsa lain. Para jemaat yang mendengarkan merasa puas sekali atas laporan para rasul itu. Pekerjaan di antara orang Yunani telah dimulai dengan cara yang luar biasa dan Tuhan telah memberkatinya. Pekerjaan penginjilan Paulus bukan lagi menjadi sebuah angan-angan, tetapi merupakan suatu kenyataan yang mulia. Bangsa-bangsa lain telah mengetahui kasih Kristus dan mereka tidak akan melupakan-Nya. Salah satu dari perubahan tersebar di dalam sejarah manusia telah terjadi. Banyak orang Yahudi dan Yunani kini menjadi bagian dari tubuh Kristus. "Sebab kamu semua adalah anak- anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus. Karena kamu semua yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus. Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu didalam Kristus Yesus." (Galatia 3:26-28)


------


7. JEMAAT-JEMAAT BUKAN-YAHUDI YANG PERTAMA


Sebagai hasil dari kunjungan-kunjungan Paulus, baik "orang-orang yang takut kepada Allah" (orang proselit) maupun orang-orang yang kafir sama sekali, menjadi percaya kepada Yesus Kristus. Paulus mulai menyadari betapa penting panggilannya itu. Pengalamannya pada waktu ini juga meyakinkannya bahwa orang-orang bukan-Yahudi yang percaya harus diterima dalam persekutuan Kristen tanpa kewajiban disunat dan memelihara peraturan- peraturan lain dari hukum Taurat. Paulus menyadari setelah pertobatannya, hubungannya yang baru dengan Yesus Kristus juga mengakibatkan suatu hubungan yang baru dengan orang-orang lain termasuk dengan orang-orang yang dibencinya dahulu. Jadi sekarang ia menginsyafi bahwa walaupun dahulu ia tergolong orang Yahudi yang ketat, ia dipersatukan dengan orang-orang bukan-Yahudi dengan cara yang baru dan lebih mendalam, begitu mereka menerima tuntutan Yesus Kristus atas hidup mereka. Setelah pengalamannya di jalan menuju Damsyik, hal itulah yang memang sudah diperkirakan terjadi atas Paulus. Telah diterangkan kepadanya waktu itu bahwa ia akan memainkan peranan yang sangat khusus di dalam usaha penyebaran berita Kristen ke seluruh dunia. Ketika Paulus dan Barnabas kembali ke Antiokhia di Siria, mereka menemukan jemaat di sana setuju dengan mereka tentang pokok tersebut, dan menyambut keberhasilan mereka menginjili orang- orang di Asia Kecil bagian selatan (Kisah Para Rasul 14:27-28).


Orang Yahudi dan Bukan-Yahudi


Tetapi keadaan bahagia itu tidak berlangsung lama. Beberapa pembawa berita dari jemaat di Yerusalem segera tiba di Antiokhia dengan sikap yang sangat berlainan. Yang lebih buruk lagi, mereka juga mengunjungi jemaat-jemaat Kristen baru yang dibangun oleh Paulus dan Barnabas dalam perjalanan misionernya yang pertama (Galatia 2:11-14). Mereka mulai mengacaukan jemaat-jemaat itu dengan mengatakan Paulus hanya memberitakan setengah berita Kristen kepada mereka. Menurut Paulus, jika orang-orang bukan-Yahudi bersedia menerima tuntutan-tuntutan Kristus atas hidup mereka, mereka akan diberikan kuasa oleh Roh Kudus yang bekerja di dalam diri mereka, sehingga mereka dapat menjalankan hidup yang menyenangkan hati Allah. Bagi banyak orang Kristen Yahudi, ide tersebut adalah hujatan. Mereka percaya Allah telah menyatakan kehendak-Nya dalam Perjanjian Lama, di mana diajarkan dengan jelas jika seseorang ingin menjadi anggota persekutuan ilahi, ia harus disunat dan mengikuti banyak peraturan lainnya. Bagaimana Paulus dapat mengatakan bahwa orang-orang bukan-Yahudi ini sudah menjadi Kristen yang benar kalau mereka belum pernah mempertimbangkan implikasi sepenuhnya dari wahyu Allah dalam Perjanjian Lama? Bagaimana mungkin Paulus berani berkata bahwa moralitas Kristen dapat dicapai dengan cara yang lain daripada penerapan peraturan-peraturan Yahudi secara ketat dalam kehidupan orang Kristen?

Orang-orang Kristen baru itu menjadi bingung dengan ajaran seperti itu. Yang mereka pahami ialah mereka telah menerima berita yang disampaikan Paulus; hidup mereka telah diubah sama sekali oleh Tuhan yang sama yang menjumpai Paulus di jalan ke Damsyik, dan mereka harus percaya kepada Tuhan itu yang akan membantu mereka menjalankan hidup yang menyenangkan Allah. Banyak di antara mereka tidak pernah menjadi penganut agama Yahudi, dan tidak tahu isi Perjanjian Lama. Dan Paulus tidak memberikan petunjuk kepada mereka untuk mempelajarinya agar dapat diterima Allah.

Tetapi ketika orang-orang Kristen baru ini mulai membaca Perjanjian Lama di bawah bimbingan orang-orang Kristen Yahudi, mereka menemukan begitu banyak peraturan yang tidak mungkin dapat dipenuhi, walaupun itu dianggap perlu untuk memperoleh keselamatan. Beberapa dari mereka mencoba melakukannya, mulai dengan memelihara hari Sabat Yahudi dan mungkin juga beberapa hari raya Yahudi lainnya (Galatia 4:8-11). Sejumlah besar di antara mereka mulai mempertimbangkan sunat, agar memenuhi ketentuan Perjanjian Lama (Galatia 5:2-12). Tetapi bagian terbesar dari mereka tidak tahu apa yang harus dilakukan.
Pada saat itulah berita tersebut didengar oleh Paulus. Ia sangat marah. Tidak mungkin dia langsung mengunjungi jemaat-jemaat tersebut pada waktu itu, jadi ia memutuskan untuk menulis surat kepada mereka. Surat itulah yang kita kenal sebagai Surat Galatia.

(Sumber : John Drane , MEMAHAMI PERJANJIAN BARU, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1996, Halaman : 318 - 319)


-----



8. PAULUS SEBAGAI SEORANG MISIONARIS


Kita sekarang sudah mengetahui berbagai pengalaman yang dialami Paulus selama perjalanan misinya yang pertama. Kita mendapat kesempatan untuk melihat pekerjaan Paulus dalam misinya yang luar biasa. Pekerjaan Paulus dan Barnabas setidak-tidaknya memiliki empat fungsi:

a. Mereka adalah penginjil. Mereka memberitakan Firman Tuhan kepada orang banyak. Pesan-pesan yang mereka sampaikan begitu mengena dan telah memenangkan banyak jiwa bagi Kristus.
b. Mereka melayani sebagai guru. Banyak pertanyaan yang tidak dapat dijawab dalam pertemuan umum. Paulus dan Barnabas tentunya harus meluangkan banyak waktu, siang dan malam, mengajar secara pribadi ataupun kelompok.
c. Mereka adalah konselor (penasihat). Pekerjaan mereka menuntut banyak bimbingan kepada orang Kristen baik secara pribadi maupun kelompok. Mereka melayani sebagai gembala kepada orang-orang yang membutuhkan pelayanan ini.
d. Mereka juga bertindak sebagai penuntun (pembimbing) pada masalah organisasi jemaat. Paulus memang baru dalam hal ini, tetapi metode-metodenya begitu berhasil baik sehingga sampai sekarang pun kita masih menggunakannya sebagai pedoman untuk gereja-gereja kita. Tuhan telah memberkati Paulus secara luar biasa selama perjalanannya yang pertama. Bahkan kemenangan-kemenangan yang lebih besar sudah siap menunggu dalam perjalanannya yang selanjutnya.



9. MASALAH DALAM GEREJA


Bacalah Kisah Para Rasul 15:1-35. Sementara para penginjil ini sedang beristirahat dan bersekutu di Antiokia, mereka menerima kabar tentang adanya satu masalah besar, yang mengancam kehidupan jemaat itu sendiri. Pertanyaannya adalah dapatkah seorang bukan Yahudi menjadi seorang Kristen? Kita tahu bahwa Filipus dan Petrus bersaksi dan memberitakan Injil di antara orang Samaria dan banyak bertobat di sana. Petrus secara terang-terangan mempertahankan pekerjaan dan pelayannya untuk memenangkan Kornelius dan orang- orang Yunani lainnya di Kaisarea. Baca peristiwa ini dalam Kisah Para Rasal 10 dan pengalaman Petrus di Kisah Para Rasul 11:18. Para jemaat sebenarnya sudah menyetujui orang-orang Kristen Yunani di jemaat Antiokia di Siria. Tetapi sementara Paulus dan Barnabas meninggalkan mereka, orang-orang ini mulai mempertanyakan apakah orang-orang bukan Yahudi dapat dibenarkan menjadi Kristen. Beberapa orang dari jemaat di Yerusalem datang ke Antiokia untuk membahas masalah ini. Orang-orang ini dulunya adalah orang-orang Farisi dan mereka tetap berkeyakinan bahwa orang bukan Yahudi tidak dapat menjadi Kristen tanpa terlebih dahulu disunat. Dengan kata lain, orang itu harus menjadi orang Yahudi dulu. Ada banyak masalah di Antiokia yang timbul karena ajaran yang salah ini.

Ketika Paulus mendengar hal ini, dengan segera ia melihat bahaya yang benar-benar mengancam jemaat. Masalah ini bisa memecah belah para jemaat, juga bisa menghambat pertumbuhan kekristenan itu sendiri. Paulus langsung mengambil sikap yang tegas atas masalah ini. Paulus mengatakan bahwa sunat tidak diperlukan supaya mereka dapat memperoleh keselamatan.

Kemudian diputuskan untuk membawa masalah ini ke Yerusalem bukan untuk menerima persetujuan dari jemaat di sana, sebab jemaat di sana sama sekali tidak memiliki kuasa atas jemaat lainnya - namun karena orang-orang dari Yerusalemlah yang pertama kali mempertanyakan hal ini di jemaat di Antiokhia. Paulus juga ingin supaya pemimpin-pemimpin di Yerusalem mengambil keputusan yang positif akan hal ini, sehingga semua jemaat dapat terlepas dari masalah tersebut.

Di Yerusalem, para pemimpin jemaat dipanggil bersama untuk pertemuan pribadi. Dalam pertemuan itu Petrus menceritakan kesaksiannya tentang seorang yang bukan Yahudi, yakni Kornelius. Paulus dan Barnabas juga membagikan berkat-berkat yang telah mereka terima pada saat mereka bersaksi kepada bangsa-bangsa lain. Keputusan akhir yang mereka ambil memberikan kemenangan yang melimpah bagi Paulus. Mereka memutuskan untuk mengirim sepucuk surat kepada seluruh jemaat dan menyatakan bahwa sunat dan upacara penerimaan secara Yahudi tidak dibutuhkan bagi orang yang bukan Yahudi yang ingin menjadi orang Kristen. Apa yang penting bagi bangsa-bangsa lain untuk bisa selamat? Petrus mengatakan dengan begitu indahnya di dalam Kisah Para Rasul 15:11, "Kita percaya bahwa oleh kasih karunia Tuhan Yesus Kristus kita akan beroleh keselamatan sama seperti mereka juga."


 Profile  


BP
 Post subject:
PostPosted: Sat Nov 03, 2007 4:19 am 
Offline
Merdeka dlm Kristus
Merdeka dlm Kristus
User avatar

Joined: Fri Jun 09, 2006 5:20 pm
Posts: 7025
III. PELAYANAN MISI PAULUS KEDUA



BACAAN ALKITAB


Kisah Para Rasul 16:1-40; 17:1-34; 18:1-17.
16:1 Paulus datang juga ke Derbe dan ke Listra. Di situ ada seorang murid bernama Timotius; ibunya adalah seorang Yahudi dan telah menjadi percaya, sedangkan ayahnya seorang Yunani.
16:2 Timotius ini dikenal baik oleh saudara-saudara di Listra dan di Ikonium,
16:3 dan Paulus mau, supaya dia menyertainya dalam perjalanan. Paulus menyuruh menyunatkan dia karena orang-orang Yahudi di daerah itu, sebab setiap orang tahu bahwa bapanya adalah orang Yunani.
16:4 Dalam perjalanan keliling dari kota ke kota Paulus dan Silas menyampaikan keputusan-keputusan yang diambil para rasul dan para penatua di Yerusalem dengan pesan, supaya jemaat-jemaat menurutinya.
16:5 Demikianlah jemaat-jemaat diteguhkan dalam iman dan makin lama makin bertambah besar jumlahnya.
16:6 Mereka melintasi tanah Frigia dan tanah Galatia, karena Roh Kudus mencegah mereka untuk memberitakan Injil di Asia.
16:7 Dan setibanya di Misia mereka mencoba masuk ke daerah Bitinia, tetapi Roh Yesus tidak mengizinkan mereka.
16:8 Setelah melintasi Misia, mereka sampai di Troas.
16:9 Pada malam harinya tampaklah oleh Paulus suatu penglihatan: ada seorang Makedonia berdiri di situ dan berseru kepadanya, katanya: "Menyeberanglah ke mari dan tolonglah kami!"
16:10 Setelah Paulus melihat penglihatan itu, segeralah kami mencari kesempatan untuk berangkat ke Makedonia, karena dari penglihatan itu kami menarik kesimpulan, bahwa Allah telah memanggil kami untuk memberitakan Injil kepada orang-orang di sana.
16:11 Lalu kami bertolak dari Troas dan langsung berlayar ke Samotrake, dan keesokan harinya tibalah kami di Neapolis;
16:12 dari situ kami ke Filipi, kota pertama di bagian Makedonia ini, suatu kota perantauan orang Roma. Di kota itu kami tinggal beberapa hari.
16:13 Pada hari Sabat kami ke luar pintu gerbang kota. Kami menyusur tepi sungai dan menemukan tempat sembahyang Yahudi, yang sudah kami duga ada di situ; setelah duduk, kami berbicara kepada perempuan-perempuan yang ada berkumpul di situ.
16:14 Seorang dari perempuan-perempuan itu yang bernama Lidia turut mendengarkan. Ia seorang penjual kain ungu dari kota Tiatira, yang beribadah kepada Allah. Tuhan membuka hatinya, sehingga ia memperhatikan apa yang dikatakan oleh Paulus.
16:15 Sesudah ia dibaptis bersama-sama dengan seisi rumahnya, ia mengajak kami, katanya: "Jika kamu berpendapat, bahwa aku sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan, marilah menumpang di rumahku." Ia mendesak sampai kami menerimanya.
16:16 Pada suatu kali ketika kami pergi ke tempat sembahyang itu, kami bertemu dengan seorang hamba perempuan yang mempunyai roh tenung; dengan tenungan-tenungannya tuan-tuannya memperoleh penghasilan besar.
16:17 Ia mengikuti Paulus dan kami dari belakang sambil berseru, katanya: "Orang-orang ini adalah hamba Allah Yang Mahatinggi. Mereka memberitakan kepadamu jalan kepada keselamatan."
16:18 Hal itu dilakukannya beberapa hari lamanya. Tetapi ketika Paulus tidak tahan lagi akan gangguan itu, ia berpaling dan berkata kepada roh itu: "Demi nama Yesus Kristus aku menyuruh engkau keluar dari perempuan ini." Seketika itu juga keluarlah roh itu.
16:19 Ketika tuan-tuan perempuan itu melihat, bahwa harapan mereka akan mendapat penghasilan lenyap, mereka menangkap Paulus dan Silas, lalu menyeret mereka ke pasar untuk menghadap penguasa.
16:20 Setelah mereka membawa keduanya menghadap pembesar-pembesar kota itu, berkatalah mereka, katanya: "Orang-orang ini mengacau kota kita ini, karena mereka orang Yahudi,
16:21 dan mereka mengajarkan adat istiadat, yang kita sebagai orang Rum tidak boleh menerimanya atau menurutinya."
16:22 Juga orang banyak bangkit menentang mereka. Lalu pembesar-pembesar kota itu menyuruh mengoyakkan pakaian dari tubuh mereka dan mendera mereka.
16:23 Setelah mereka berkali-kali didera, mereka dilemparkan ke dalam penjara. Kepala penjara diperintahkan untuk menjaga mereka dengan sungguh-sungguh.
16:24 Sesuai dengan perintah itu, kepala penjara memasukkan mereka ke ruang penjara yang paling tengah dan membelenggu kaki mereka dalam pasungan yang kuat.
16:25 Tetapi kira-kira tengah malam Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah dan orang-orang hukuman lain mendengarkan mereka.
16:26 Akan tetapi terjadilah gempa bumi yang hebat, sehingga sendi-sendi penjara itu goyah; dan seketika itu juga terbukalah semua pintu dan terlepaslah belenggu mereka semua.
16:27 Ketika kepala penjara itu terjaga dari tidurnya dan melihat pintu-pintu penjara terbuka, ia menghunus pedangnya hendak membunuh diri, karena ia menyangka, bahwa orang-orang hukuman itu telah melarikan diri.
16:28 Tetapi Paulus berseru dengan suara nyaring, katanya: "Jangan celakakan dirimu, sebab kami semuanya masih ada di sini!"
16:29 Kepala penjara itu menyuruh membawa suluh, lalu berlari masuk dan dengan gemetar tersungkurlah ia di depan Paulus dan Silas.
16:30 Ia mengantar mereka ke luar, sambil berkata: "Tuan-tuan, apakah yang harus aku perbuat, supaya aku selamat?"
16:31 Jawab mereka: "Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu."
16:32 Lalu mereka memberitakan firman Tuhan kepadanya dan kepada semua orang yang ada di rumahnya.
16:33 Pada jam itu juga kepala penjara itu membawa mereka dan membasuh bilur mereka. Seketika itu juga ia dan keluarganya memberi diri dibaptis.
16:34 Lalu ia membawa mereka ke rumahnya dan menghidangkan makanan kepada mereka. Dan ia sangat bergembira, bahwa ia dan seisi rumahnya telah menjadi percaya kepada Allah.
16:35 Setelah hari siang pembesar-pembesar kota menyuruh pejabat-pejabat kota pergi kepada kepala penjara dengan pesan: "Lepaskanlah kedua orang itu!"
16:36 Kepala penjara meneruskan pesan itu kepada Paulus, katanya: "Pembesar-pembesar kota telah menyuruh melepaskan kamu; jadi keluarlah kamu sekarang dan pergilah dengan selamat!"
16:37 Tetapi Paulus berkata kepada orang-orang itu: "Tanpa diadili mereka telah mendera kami, warganegara-warganegara Roma, di muka umum, lalu melemparkan kami ke dalam penjara. Sekarang mereka mau mengeluarkan kami dengan diam-diam? Tidak mungkin demikian! Biarlah mereka datang sendiri dan membawa kami ke luar."
16:38 Pejabat-pejabat itu menyampaikan perkataan itu kepada pembesar-pembesar kota. Ketika mereka mendengar, bahwa Paulus dan Silas adalah orang Rum, maka takutlah mereka.
16:39 Mereka datang minta maaf lalu membawa kedua rasul itu ke luar dan memohon, supaya mereka meninggalkan kota itu.
16:40 Lalu mereka meninggalkan penjara itu dan pergi ke rumah Lidia; dan setelah bertemu dengan saudara-saudara di situ dan menghiburkan mereka, berangkatlah kedua rasul itu.

17:1 Paulus dan Silas mengambil jalan melalui Amfipolis dan Apolonia dan tiba di Tesalonika. Di situ ada sebuah rumah ibadat orang Yahudi.
17:2 Seperti biasa Paulus masuk ke rumah ibadat itu. Tiga hari Sabat berturut-turut ia membicarakan dengan mereka bagian-bagian dari Kitab Suci.
17:3 Ia menerangkannya kepada mereka dan menunjukkan, bahwa Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati, lalu ia berkata: "Inilah Mesias, yaitu Yesus, yang kuberitakan kepadamu."
17:4 Beberapa orang dari mereka menjadi yakin dan menggabungkan diri dengan Paulus dan Silas dan juga sejumlah besar orang Yunani yang takut kepada Allah, dan tidak sedikit perempuan-perempuan terkemuka.
17:5 Tetapi orang-orang Yahudi menjadi iri hati dan dengan dibantu oleh beberapa penjahat dari antara petualang-petualang di pasar, mereka mengadakan keributan dan mengacau kota itu. Mereka menyerbu rumah Yason dengan maksud untuk menghadapkan Paulus dan Silas kepada sidang rakyat.
17:6 Tetapi ketika mereka tidak menemukan keduanya, mereka menyeret Yason dan beberapa saudara ke hadapan pembesar-pembesar kota, sambil berteriak, katanya: "Orang-orang yang mengacaukan seluruh dunia telah datang juga ke mari,
17:7 dan Yason menerima mereka menumpang di rumahnya. Mereka semua bertindak melawan ketetapan-ketetapan Kaisar dengan mengatakan, bahwa ada seorang raja lain, yaitu Yesus."
17:8 Ketika orang banyak dan pembesar-pembesar kota mendengar semuanya itu, mereka menjadi gelisah.
17:9 Tetapi setelah mereka mendapat jaminan dari Yason dan dari saudara-saudara lain, mereka pun dilepaskan.
17:10 Tetapi pada malam itu juga segera saudara-saudara di situ menyuruh Paulus dan Silas berangkat ke Berea. Setibanya di situ pergilah mereka ke rumah ibadat orang Yahudi.
17:11 Orang-orang Yahudi di kota itu lebih baik hatinya dari pada orang-orang Yahudi di Tesalonika, karena mereka menerima firman itu dengan segala kerelaan hati dan setiap hari mereka menyelidiki Kitab Suci untuk mengetahui, apakah semuanya itu benar demikian.
17:12 Banyak di antara mereka yang menjadi percaya; juga tidak sedikit di antara perempuan-perempuan terkemuka dan laki-laki Yunani.
17:13 Tetapi ketika orang-orang Yahudi dari Tesalonika tahu, bahwa juga di Berea telah diberitakan firman Allah oleh Paulus, datang jugalah mereka ke sana menghasut dan menggelisahkan hati orang banyak.
17:14 Tetapi saudara-saudara menyuruh Paulus segera berangkat menuju ke pantai laut, tetapi Silas dan Timotius masih tinggal di Berea.
17:15 Orang-orang yang mengiringi Paulus menemaninya sampai di Atena, lalu kembali dengan pesan kepada Silas dan Timotius, supaya mereka selekas mungkin datang kepadanya.
17:16 Sementara Paulus menantikan mereka di Atena, sangat sedih hatinya karena ia melihat, bahwa kota itu penuh dengan patung-patung berhala.
17:17 Karena itu di rumah ibadat ia bertukar pikiran dengan orang-orang Yahudi dan orang-orang yang takut akan Allah, dan di pasar setiap hari dengan orang-orang yang dijumpainya di situ.
17:18 Dan juga beberapa ahli pikir dari golongan Epikuros dan Stoa bersoal jawab dengan dia dan ada yang berkata: "Apakah yang hendak dikatakan si peleter ini?" Tetapi yang lain berkata: "Rupa-rupanya ia adalah pemberita ajaran dewa-dewa asing." Sebab ia memberitakan Injil tentang Yesus dan tentang kebangkitan-Nya.
17:19 Lalu mereka membawanya menghadap sidang Areopagus dan mengatakan: "Bolehkah kami tahu ajaran baru mana yang kauajarkan ini?
17:20 Sebab engkau memperdengarkan kepada kami perkara-perkara yang aneh. Karena itu kami ingin tahu, apakah artinya semua itu."
17:21 Adapun orang-orang Atena dan orang-orang asing yang tinggal di situ tidak mempunyai waktu untuk sesuatu selain untuk mengatakan atau mendengar segala sesuatu yang baru.
17:22 Paulus pergi berdiri di atas Areopagus dan berkata: "Hai orang-orang Atena, aku lihat, bahwa dalam segala hal kamu sangat beribadah kepada dewa-dewa.
17:23 Sebab ketika aku berjalan-jalan di kotamu dan melihat-lihat barang-barang pujaanmu, aku menjumpai juga sebuah mezbah dengan tulisan: Kepada Allah yang tidak dikenal. Apa yang kamu sembah tanpa mengenalnya, itulah yang kuberitakan kepada kamu.
17:24 Allah yang telah menjadikan bumi dan segala isinya, Ia, yang adalah Tuhan atas langit dan bumi, tidak diam dalam kuil-kuil buatan tangan manusia,
17:25 dan juga tidak dilayani oleh tangan manusia, seolah-olah Ia kekurangan apa-apa, karena Dialah yang memberikan hidup dan nafas dan segala sesuatu kepada semua orang.
17:26 Dari satu orang saja Ia telah menjadikan semua bangsa dan umat manusia untuk mendiami seluruh muka bumi dan Ia telah menentukan musim-musim bagi mereka dan batas-batas kediaman mereka,
17:27 supaya mereka mencari Dia dan mudah-mudahan menjamah dan menemukan Dia, walaupun Ia tidak jauh dari kita masing-masing.
17:28 Sebab di dalam Dia kita hidup, kita bergerak, kita ada, seperti yang telah juga dikatakan oleh pujangga-pujanggamu: Sebab kita ini dari keturunan Allah juga.
17:29 Karena kita berasal dari keturunan Allah, kita tidak boleh berpikir, bahwa keadaan ilahi sama seperti emas atau perak atau batu, ciptaan kesenian dan keahlian manusia.
17:30 Dengan tidak memandang lagi zaman kebodohan, maka sekarang Allah memberitakan kepada manusia, bahwa di mana-mana semua mereka harus bertobat.
17:31 Karena Ia telah menetapkan suatu hari, pada waktu mana Ia dengan adil akan menghakimi dunia oleh seorang yang telah ditentukan-Nya, sesudah Ia memberikan kepada semua orang suatu bukti tentang hal itu dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati."
17:32 Ketika mereka mendengar tentang kebangkitan orang mati, maka ada yang mengejek, dan yang lain berkata: "Lain kali saja kami mendengar engkau berbicara tentang hal itu."
17:33 Lalu Paulus pergi meninggalkan mereka.
17:34 Tetapi beberapa orang laki-laki menggabungkan diri dengan dia dan menjadi percaya, di antaranya juga Dionisius, anggota majelis Areopagus, dan seorang perempuan bernama Damaris, dan juga orang-orang lain bersama-sama dengan mereka.

18:1 Kemudian Paulus meninggalkan Atena, lalu pergi ke Korintus.
18:2 Di Korintus ia berjumpa dengan seorang Yahudi bernama Akwila, yang berasal dari Pontus. Ia baru datang dari Italia dengan Priskila, isterinya, karena kaisar Klaudius telah memerintahkan, supaya semua orang Yahudi meninggalkan Roma. Paulus singgah ke rumah mereka.
18:3 Dan karena mereka melakukan pekerjaan yang sama, ia tinggal bersama-sama dengan mereka. Mereka bekerja bersama-sama, karena mereka sama-sama tukang kemah.
18:4 Dan setiap hari Sabat Paulus berbicara dalam rumah ibadat dan berusaha meyakinkan orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani.
18:5 Ketika Silas dan Timotius datang dari Makedonia, Paulus dengan sepenuhnya dapat memberitakan firman, di mana ia memberi kesaksian kepada orang-orang Yahudi, bahwa Yesus adalah Mesias.
18:6 Tetapi ketika orang-orang itu memusuhi dia dan menghujat, ia mengebaskan debu dari pakaiannya dan berkata kepada mereka: "Biarlah darahmu tertumpah ke atas kepalamu sendiri; aku bersih, tidak bersalah. Mulai dari sekarang aku akan pergi kepada bangsa-bangsa lain."
18:7 Maka keluarlah ia dari situ, lalu datang ke rumah seorang bernama Titius Yustus, yang beribadah kepada Allah, dan yang rumahnya berdampingan dengan rumah ibadat.
18:8 Tetapi Krispus, kepala rumah ibadat itu, menjadi percaya kepada Tuhan bersama-sama dengan seisi rumahnya, dan banyak dari orang-orang Korintus, yang mendengarkan pemberitaan Paulus, menjadi percaya dan memberi diri mereka dibaptis.
18:9 Pada suatu malam berfirmanlah Tuhan kepada Paulus di dalam suatu penglihatan: "Jangan takut! Teruslah memberitakan firman dan jangan diam!
18:10 Sebab Aku menyertai engkau dan tidak ada seorang pun yang akan menjamah dan menganiaya engkau, sebab banyak umat-Ku di kota ini."
18:11 Maka tinggallah Paulus di situ selama satu tahun enam bulan dan ia mengajarkan firman Allah di tengah-tengah mereka.
18:12 Akan tetapi setelah Galio menjadi gubernur di Akhaya, bangkitlah orang-orang Yahudi bersama-sama melawan Paulus, lalu membawa dia ke depan pengadilan.
18:13 Kata mereka: "Ia ini berusaha meyakinkan orang untuk beribadah kepada Allah dengan jalan yang bertentangan dengan hukum Taurat."
18:14 Ketika Paulus hendak mulai berbicara, berkatalah Galio kepada orang-orang Yahudi itu: "Hai orang-orang Yahudi, jika sekiranya dakwaanmu mengenai suatu pelanggaran atau kejahatan, sudahlah sepatutnya aku menerima perkaramu,
18:15 tetapi kalau hal itu adalah perselisihan tentang perkataan atau nama atau hukum yang berlaku di antara kamu, maka hendaklah kamu sendiri mengurusnya; aku tidak rela menjadi hakim atas perkara yang demikian."
18:16 Lalu ia mengusir mereka dari ruang pengadilan.
18:17 Maka orang itu semua menyerbu Sostenes, kepala rumah ibadat, lalu memukulinya di depan pengadilan itu; tetapi Galio sama sekali tidak menghiraukan hal itu.




Setelah beberapa lama beristirahat dan mengajar di jemaat Antiokia, pikiran Paulus MULAI tertuju lagi kepada pekerjaannya di antara bangsa-bangsa lain, sehingga ia mengusulkan kepada Barnabas, "Baiklah kita kembali kepada saudara-saudara kita di setiap kota, di mana kita telah memberitakan Firman Tuhan, untuk melihat bagaimana keadaan mereka." (Kisah Para Rasul 15:36)

Barnabas ingin membawa Yohanes Markus beserta mereka lagi. Namun, Paulus tidak setuju membawa orang muda yang telah meninggalkan mereka sebelumnya. Jadi, Barnabas dan Paulus memutuskan untuk pergi secara terpisah. Kita mengetahui bahwa Barnabas membawa Yohanes Markus dan berlayar ke Siprus, sedangkan Paulus memilih Silas dan memulai perjalanan misinya yang kedua.



1. MENGUNJUNGI GEREJA-GEREJA


Pertama, Paulus dan Silas tiba di Derbe. Kemudian mereka meneruskan ke Listra dan bertemu dengan Timotius di sana. Timotius sebagai seorang Kristen yang baru, telah membuat perkembangan yang luar biasa di dalam iman Kristen dan menunjukkan bakat yang besar sebagai seorang pemimpin. Timotius adalah setengah orang Yahudi dan belum disunat. Paulus menginginkan supaya Timotius bisa ikut bersama mereka dalam perjalanan ini. Untuk menghindari kritikan dari orang-orang Yahudi di sana, Paulus menyuruh Timotius untuk disunat. Kita hanya tahu sedikit tentang pekerjaan mereka di Listra kecuali ini: "Demikianlah jemaat-jemaat diteguhkan dalam iman dan makin lama makin bertambah besar jumlahnya." (Kisah Para Rasul 16:5)

Ketika Paulus tiba di Pisidia, dia merencanakan untuk pergi ke bagian lain di Asia. Tetapi, Roh Kudus tidak mengizinkan mereka pergi ke sana. Oleh karena itu, ia berbelok ke utara menuju Frigia dan Galatia. Di tempat ini Paulus dan kawan-kawannya memberitakan Firman Allah dan mendirikan jemaat baru. Kemudian, Paulus merencanakan untuk pergi dari daerah ini menuju Bitinia, tetapi sekali lagi Roh Kudus tidak mengizinkan mereka ke sana, sehingga mereka harus pergi ke arah barat. Kemudian, Paulus, Silas dan Timotius tiba di Troas setelah melintasi Misia.

Suatu malam ketika mereka di Troas, tampaklah oleh Paulus suatu penglihatan. Ada seorang dari Makedonia berdiri di situ dan memanggil dia supaya menyeberang ke tanah itu dan menolong mereka. Penglihatan itu begitu nyata sehingga Paulus membuat kesimpulan bahwa itu adalah suara Tuhan. Kemudian mereka mengadakan perjalanan menyeberangi laut menuju ke benua Eropa. Rupanya Lukas bergabung dengan kelompok ini di Troas.



2. DI FILIPI


Paulus dan kawan-kawannya tiba di Neapolis dan berjalan sejauh 16 kilometer menuju ke Filipi. Pada hari Sabat menyusuri sungai di mana ada tempat sembahyang orang Yahudi. Di sana mereka bertemu dengan sekelompok wanita. Mereka memberitakan Firman Allah kepada para wanita ini. Salah satu dari mereka adalah seorang penjual kain ungu. Namanya Lidia. Dia menerima Firman yang disampaikan para rasul dan menjadi seorang Kristen. Dia menunjukkan imannya dengan bersedia dibaptis dan menuntun seluruh anggota keluarganya untuk percaya dan dibaptis. Selama tinggal di kota itu, wanita ini meminta Paulus dan rekan-rekannya menjadi tamu dan menginap di rumahnya. Dari sini, jemaat Filipi dibangun dan orang dari daratan Eropa yang bertobat dan pertama kali menjadi Kristen adalah seorang wanita.

Di tempat itu ada juga seorang hamba perempuan yang mempunyai roh tenung yang suka mengikuti Paulus dan kawan-kawannya setiap hari. Dengan hasil tenungannya tuan-tuannya memperoleh penghasilan besar. Bacalah Kisah Para Rasul 16:16-24. Paulus menyembuhkan wanita ini dan dia menjadi seorang Kristen. Melihat harapan mereka untuk mendapat penghasilan lenyap, maka marahlah tuan-tuan wanita itu. Lalu mereka menangkap Paulus dan Silas dan membawa mereka ke hadapan penguasa. Paulus dan Silas berkali-kali didera dan dimasukkan ke dalam penjara.



3. KEPALA PENJARA


"Sesuai dengan perintah itu, kepala penjara memasukkan mereka ke ruang penjara yang paling tengah dan membelenggu kaki mereka dalam pasungan yang kuat." (Kisah Para Rasul 16:24)

Kira-kira tengah malam pada saat Paulus dan Silas sedang berdoa dan menyanyikan lagu puji-pujian bagi Allah dan para tahanan lain mendengarkan mereka, tiba-tiba terjadilah gempa bumi yang hebat, yang cukup kuat untuk menggoncangkan seluruh penjara itu. Seketika itu semua pintu terbuka dan terlepaslah semua rantai yang membelenggu setiap orang di penjara itu. Ketika kepala penjara terbangun dari tidurnya dan melihat semua pintu terbuka, ia menyangka para tahanan telah melarikan diri. Ketika ia hendak bunuh diri sebab menyangka para tahanan telah melarikan diri, Paulus berkata kepadanya, "Jangan celakakan dirimu, sebab kami semuanya masih ada di sini." (Kisah Para Rasul 16:28)

Kepala penjara itu meminta untuk dibawakan suluh atau penerangan dan berlari masuk ke dalam. Dengan gemetar ia tersungkur di hadapan Paulus dan Silas. Ia mengantar mereka ke luar sambil berkata, "Tuan-tuan, apakah yang harus aku perbuat, supaya aku selamat?" Jawab mereka: "Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu." (Kisah Para Rasul 16:30-31)

Kemudian, mereka memberitakan Firman Tuhan kepada dia dan seisi rumahnya. Pada waktu malam itu juga kepala penjara membawa Paulus dan Silas dan membersihkan luka-luka mereka. Seketika itu juga, ia dan keluarganya memberi diri untuk dibaptis. Kemudian, ia membawa Paulus dan Silas ke rumahnya dan menghidangkan mereka makanan. Ia dan seisi rumahnya sangat bersukacita sebab mereka boleh percaya kepada Allah. Pembesar-pembesar kota mengetahui bahwa Paulus dan Silas adalah warganegara Romawi. Mereka menyadari bahwa mereka dalam bahaya karena telah mendera dua orang itu. Walikota itu datang dan meminta maaf kepada Paulus dan Silas, lalu menyuruh mereka meninggalkan penjara. Mereka meminta Paulus dan Silas meninggalkan kota itu. Tetapi, Paulus dan Silas pergi ke rumah Lidia untuk bertemu dengan saudara-saudara Kristen di sana dan memberi mereka semangat untuk meneruskan pekerjaan mereka di Filipi.



4. TESALONIKA


Dari Filipi, Paulus dan Silas pergi ke Tesalonika. Selama tiga hari Sabat berturut-turut Paulus memberitakan Firman Allah di rumah ibadat Yahudi dan berhasil memenangkan banyak orang Yahudi dan Yunani kepada iman Kristen. Sekali lagi, orang-orang Yahudi menjadi iri hati dan membuat keributan. Tetapi walapun begitu, para rasul berhasil mendirikan jemaat yang kuat sebelum mereka diusir ke luar dari kota itu.



5. BEREA


Dari Tesalonika Paulus dan Silas pergi ke Berea. Orang-orang di sana mendengarkan rasul Paulus dan kemudian mempelajari Kitab Suci untuk membuktikan kebenaran yang dikatakan oleh rasul itu. Banyak orang Yahudi dan Yunani percaya dan menjadi orang Kristen. Ketika orang-orang di Tesalonika mendengar tentang keberhasilan rasul Paulus, mereka marah dan pergi ke Berea untuk mengusir mereka. Lalu, Paulus pergi meninggalkan Berea, tetapi Silas dan Timotius tetap tinggal di sana.

Beberapa teman Paulus membawanya menuju pantai laut dan meneruskan sampai ke Atena. Ketika teman-teman itu pulang ke Berea, Paulus mengirimkan pesan untuk Silas dan Timotius supaya mereka secepat mungkin datang ke Atena.



6. Di ATHENA


Atena adalah kota yang indah. Kota ini merupakan kota sejarah, seni, budaya dan filsafat. Pada saat Paulus berjalan-jalan di kota itu, ia melihat banyak kuil, tempat suci, mezbah, dan patung. Hatinya sakit melihat semuanya ini. Kemudian ia melihat sebuah mezbah dengan tulisan: KEPADA ALLAH YANG TAK DIKENAL. Ketika ia melihat itu, ia menyadari bahwa orang-orang di sana telah lama mencari Allah yang hidup dan benar. Paulus tidak bermaksud untuk memberitakan Firman di Atena, namun, sekarang ia tidak dapat berdiam diri lebih lama lagi. Ia harus menyatakan kebenaran tentang Tuhan dan Juru Selamat yang sesungguhnya.

Paulus mulai memberitakan Firman Allah di rumah ibadat dan pasar. Pada saat ia memberitakan Firman Allah, orang-orang mulai mendengarkannya. Sesudah itu, ia pun dibawa ke dewan kota itu. Ia mengatakan kepada mereka bahwa Allah yang ia kenal adalah Pencipta langit dan bumi dan semua kehidupan dan kekuatan berasal daripada- Nya. Selanjutnya, Paulus menjelaskan tentang arti pentingnya pertobatan dan percaya kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah bangkit dari kubur. Saat ia mulai berbicara tentang kebangkitan dari kematian, orang-orang itu mulai tertawa dan mengejeknya. Tetapi yang lain berkata. "Kami ingin mendengar engkau berbicara mengenai hal ini lagi." Ada beberapa orang dari mereka yang percaya.



7. KORINTUS


Ketika Paulus mengunjungi Korintus pada sekitar tahun 50 atau 51, ia sama sekali tidak tahu bahwa Allah akan memakainya untuk menghasilkan suatu jemaat yang besar dan berpengaruh di kota yang modern ini. la juga tidak tahu bahwa kota ini akan menyaksikan lahirnya kesusasteraan Kristen. Dari pandangan manusia hal ini sama sekali tidak mungkin.

Memang, jika rasul besar ini telah dipengaruhi oleh hal-hal yang baru saja dialaminya, ia akan menjadi kecil hati, karena sebagaimana telah kita lihat, misinya ke Atena tidak merupakan sukses yang langsung dan berhasil. Dan sekarang di Korintus ia akan berhadapan dengan cemoohan orang-orang Yunani yang sama seperti yang pernah dihadapinya di Bukit Mars.
Tetapi Paulus percaya pada iman, bukan pada pengalaman! Dan demikianlah, pada saat ia berjalan masuk ke dalam rumah Laus Julia Corinthiensis -- nama seorang pejabat Romawi -- pintu-pintu mulai terbuka lebar di hadapannya. Sebenarnya, dilihat dari banyak segi, perjalanan Paulus ke Kota Korintus merupakan salah satu perjalanan yang paling berhasil dalam sejarah.

Untung bagi kita, reruntuhan Korintus masih ada dan orang masih dapat melihat sebagian dari pemandangan yang sama, dan merasakan tekanan- tekanan yang sama seperti yang dilihat dan dirasakan oleh Paulus. Demikian juga, orang bahkan dapat membaca nama seseorang yang telah bertobat dipahat di atas sebuah batu. Nama yang terpahat ini merupakan suatu petunjuk bahwa banyak orang-orang terkemuka di Korintus yang dimenangkan kepada Kristus melalui khotbahnya.

Kota Korintus kuno -- kota yang dikenal Paulus -- letaknya kurang lebih 50 mil sebelah barat Kota Atena. Sekarang suatu jalan raya yang megah menghubungkan kedua kota ini.

Pada jalan raya yang modern ini, persis sebelum Anda sampai di kota Korintus, Anda akan menyeberangi Terusan Korintus. Terusan yang panjangnya 4 mil ini memotong suatu genting tanah yang menghubungkan Peloponnesus ke Attica. Terusan ini memperpendek jarak sejauh 200 mil yang harus ditempuh kapal-kapal dari Pelabuhan Adriatic ke Piraeus -- pelabuhan laut Atena.

Nero merencanakan terusan ini pada tahun 66 -- beberapa bulan sebelum Paulus dihukum mati, jika orang percaya pada tradisi terakhir di kota Roma modern yang menyatakan bahwa Paulus meninggal pada tahun itu. H.V. Morton menerangkan kejadian itu sebagai berikut: "Pada suatu hari yang sudah ditentukan, Kaisar Nero meninggalkan Korintus dengan diiringi oleh pengawal-pengawalnya yang gagah dan ketika ia sampai di sisi terusan itu, ia mengambil sebuah lyre (alat musik kuno berbentuk seperti harpa) dan menyanyikan sebuah lirik untuk menghormati Dewa Neptune dan Amphitrite. Kemudian ia memegang sebuah sekop emas. Sesuai dengan alunan musik, ia menancapkan sekop itu ke dalam tanah dan cidukan tanah serta rumput yang ada di dalam sekop itu dimasukkan ke dalam sebuah keranjang yang digendong di punggungnya. Kemudian ia memberikan ceramah di hadapan para buruh, di antaranya ada 6000 orang Yahudi yang baru ditangkap oleh Vespasianus dari desa-desa di sisi Danau Galilea, ketika pecah perang antara orang Yahudi melawan bangsa Romawi." Mengherankan bahwa pekerjaan menggali Terusan Korintus itu dimulai oleh tawanan-tawanan perang Yahudi yang nenek moyangnya pasti telah mendengarkan khotbah Tuhan Yesus di Laut Galilea.

Tetapi Nero meninggalkan proyek ini. Ia melakukan hal ini mungkin karena suatu takhyul bahwa laut yang di sebelah kiri lebih tinggi daripada laut yang di sebelah kanan. Dua tahun kemudian ia membunuh diri.

Terusan yang ada sekarang dimulai pembangunannya oleh Perancis pada tahun 1882 dan diselesaikan oleh orang Yunani 11 tahun kemudian. Pada masa Paulus, orang Romawi menggunakan suatu sistem yang luar biasa untuk menyeberangi genting tanah itu. Mereka menggerakkan kapal dari satu sisi ke sisi lain dengan menggunakan alat-alat penggulung!

Menurut bukti-bukti yang ada dalam Perjanjian Baru, Paulus sendirian ketika ia mendekati kota ini. Timotius dan Silwanus telah dikirim ke Makedonia untuk memeriksa gereja-gereja di Filipi dan Tesalonika. Kota Korintus yang didatangi Paulus merupakan sebuah kota yang baru. Umurnya baru sekitar seratus tahun.

Tetapi daerah yang ditempati kota itu telah dihuni sejak tahun 5.000 s.M. Terletak pada suatu daerah yang strategis untuk perdagangan, dilengkapi dengan persediaan air yang cukup, dan dikelilingi oleh Dataran Korintus yang subur, kota ini merupakan suatu tempat ideal untuk hidup.

Segi lain yang menarik bagi penghuninya adalah Pegunungan Akrokorintus yang berwarna coklat yang menjulang 1875 kaki di belakang kota itu. Batu karang yang besar ini berfungsi sebagai menara pengintai untuk menyelidiki musuh. Tempat ini juga merupakan suatu tempat yang menyenangkan untuk mengungsi. Dan kemudian nama Korintus asal mulanya dari nama tempat itu. Korintus berarti pengawasan atau penjaga.

Sekelompok besar orang Yunani pertama yang pindah ke sana kira-kira tahun 1.000 s.M. Sejak saat itu, Kota Korintus tumbuh sampai menjadi kota yang terbesar di Yunani. Tetapi Korintus tidak dapat mempertahankan kedudukannya sebab antara abad keenam dan kelima s.M., Kota Atena mempunyai lebih banyak perdagangan dengan luar negeri dan Korintus menjadi kota nomor dua. Walaupun demikian, Korintus tetap merupakan kota yang makmur sampai tahun 146 s.M. Pada tahun ini konsul Romawi menyerang. Ia menduduki dan menghancurleburkan kota itu. Kaum pria dijagal, kaum wanita dan anak-anak dijual sebagai budak.

Setelah bencana ini, kota yang hancur dijarah ini tetap tidak berubah sampai hampir 100 tahun.

Tetapi riwayat kota Korintus yang gigih ini belum berakhir. Pada tahun 44 s.M. Caesar Yulius membangun kembali kota ini sebagai sebuah koloni Romawi. Kemudian ia membawa orang-orang merdeka dan penghuni-penghuni dari Italia ke tempat itu. Dengan cepat kekuatan yang telah menjadikan kota ini menjadi besar pada waktu sebelumnya mulai tumbuh lagi, dan pada waktu Paulus datang ke tempat itu, diperkirakan bahwa Korintus bersama kedua pelabuhannya memiliki jumlah penduduk hampir 600.000 orang.

Kota Korintus yang disaksikan oleh Paulus merupakan suatu kota baru yang dibangun di atas jalan Romawi. Jalan Lechaion, misalnya, lebarnya 13 meter. Jalanan ini dilapisi oleh batu-batuan keras yang diambil dari "batu gamping yang berwarna muda dari pertambangan daerah Akrokorintus". Pada setiap sisi jalan dibangun trotoar dan selokan- selokan untuk menampung saluran air hujan dari atap rumah-rumah. Dan bilamana ada jalanan mendaki yang curam, dibuat anak tangga yang lebar dan mudah didaki. Jalanan ini khusus untuk para pejalan kaki. Jadi bekas-bekas roda yang merusak jalan-jalan di Kota Pompeii tidak kelihatan di Jalan Lechaion.

Kota ini mempunyai reputasi buruk karena hal-hal yang amoral. Pada bagian belakang dari suatu deretan tiang penopang atap yang panjangnya 100 kaki, ada tiga puluh empat kedai minuman. Di kota itu ada banyak kelap malam dan pada puncak dari Akrokorintus ada kuil Dewi Aphrodite. Dalam kuil ini ada seribu imam wanita yang bertugas sebagai pelacur.

Reputasi Korintus di kerajaan itu begitu buruk sehingga perkataan "Korintus" sering dipakai untuk menyindir seseorang. Istilah ini dipakai untuk mengatakan keadaan amoral yang bejat.

Tanpa suatu badan pengurus untuk mendapatkan bantuan keuangan, Paulus harus memperoleh penghasilan. Tetapi hal ini mudah dilakukan di Korintus yang merupakan pusat industri tekstil Yunani. la segera dapat bekerja sebagai anggota staf Akwila dan Priskila. Pasangan ini menjalankan perusahaan pembuatan tenda. Mereka baru saja diusir dari Roma karena ada maklumat dari Caesar Claudius terhadap orang-orang Yahudi, jadi mereka senang membantu seorang asing di kota besar itu. Mungkin juga bahwa mereka telah menjadi orang Kristen ketika berada di Roma.

Tak lama kemudian Paulus mulai berkhotbah di rumah-rumah ibadat. Kemudian Timotius dan Silwanus muncul dengan laporan yang penuh semangat dari Makedonia. Gereja-gereja yang baru didirikan berjalan lancar. Karena gembiranya mendengar kabar baik ini, Paulus berkhotbah dengan semangat yang lebih besar dan "memberi kesaksian .... bahwa Yesus adalah Mesias" (Kisah para Rasul 18:5).

Tetapi sekali lagi orang Yahudi tidak dapat menerima pernyataan seperti itu. Dan begitulah, rumah ibadat itu tertutup bagi Paulus. Tetapi segera pintu yang lain terbuka, yaitu di rumah Titus Yustus, seorang Romawi yang memeluk agama Yahudi, "yang rumahnya berdampingan dengan rumah ibadat" (Kisah para Rasul 18:7).

Paulus langsung berhasil di tempat itu. "Tetapi Krispus, kepala rumah ibadat itu, menjadi percaya kepada Tuhan bersama-sama dengan seisi rumahnya, dan banyak dari orang-orang Korintus, yang mendengarkan pemberitaan Paulus, menjadi percaya dan memberi diri mereka dibaptis" (Kisah para Rasul 18:8).

Tetapi kemenangan-kemenangan di Korintus itu tidak dapat melupakan pikiran Paulus tentang keadaan di Makedonia. Gereja yang baru lahir itu masih dekat di hatinya. Akhirnya, karena ia tidak dapat bertahan untuk berpisah lebih lama lagi, ia menulis: "Dari Paulus, Silwanus dan Timotius kepada jemaat orang-orang Tesalonika" (1Tesalonika 1:1).

Pada waktu itu Paulus mungkin belum menyadarinya, tetapi perkataan- perkataannya itu merupakan perkataan-perkataan pertama yang ditulisnya, yang akan dimasukkan ke dalam Perjanjian Baru kita. Surat ini ditulis pada kira-kira tahun 50 -- dan kita dapat menjadi agak dogmatis tentang waktunya. Mengapa? Sebab dalam Kisah para Rasul 18 kita membaca: "Akan tetapi setelah Galio menjadi gubernur di Akhaya, bangkitlah orang-orang Yahudi bersama-sama melawan Paulus, lalu membawa dia ke depan pengadilan ... Ketika Paulus hendak mulai berbicara, berkatalah Galio kepada orang-orang Yahudi itu: "Hai orang- orang Yahudi, jika sekiranya dakwaanmu mengenai suatu pelanggaran atau kejahatan, sudahlah sepatutnya aku menerima perkaramu, tetapi kalau hal itu adalah perselisihan tentang perkataan atau nama atau hukum yang berlaku di antara kamu, maka hendaklah kamu sendiri mengurusnya ...." (ayat 12-15).

Masalahnya sekarang ialah bagaimana menentukan kapan Galio menjadi gubernur di Akhaya. Untunglah, hal ini mungkin dilakukan karena adanya sebuah prasasti yang diketemukan di Delphi. Dari prasasti itu jelas dituliskan bahwa masa jabatan Galio lebih singkat, hanya sampai saat itu. Malang bagi Galio bersama dua saudara laki-lakinya, Mela dan Seneca, yang dihukum mati kira-kira tahun 66 atas perintah Nero, walaupun Seneca itu pernah menjadi guru Nero. (Galio dipaksa untuk bunuh diri, dan ia melakukannya dengan memotong urat-urat nadinya dan kemudian berbaring di bak mandi yang diisi air panas. Ini merupakan cara yang populer pada waktu itu.)

Tetapi Kitab-kitab Tesalonika 1 dan 2 tidak hanya terdiri dari surat-surat yang ditulis Paulus ketika ia berada di Korintus. Ketika dalam perjalanan pekabaran Injilnya yang ketiga, Paulus kembali ke Korintus dan menulis karyanya yang paling lama dan paling berpengaruh -- Kitab Roma.

Yang mengherankan ialah ketika Paulus menulis kepada Jemaat Korintus, ia mengatakan, "Aku mengucap syukur bahwa tidak ada seorangpun juga di antara kamu yang aku baptis selain Krispus dan Gayus" (1Korintus 1:14). Dan kemudian pada bagian akhir Kitab Roma, ia menyebutkan Gayus sebagai tuan rumahnya. Dengan demikian, ada suatu bukti yang kuat bahwa Paulus menulis -- atau mendiktekan -- naskah itu sementara ia menginap di salah seorang yang sudah dibaptiskannya.
Kitab Roma menentang banyak hal tentang perbuatan yang amoral, dan seseorang dapat dengan mudah membayangkan bahwa Paulus mengarangnya setelah ia berjalan-jalan dan melihat-lihat kuil Dewi Aphrodite yang terletak di puncak Akrokorintus.
Pada bab terakhir Kitab Roma di mana Paulus memberi penghargaan kepada Gayus (16:23) ia juga berkata, "Salam kepada kamu dari Erastus, bendahara negeri ...."

Sekarang pada salah satu bagian reruntuhan Kota Korintus ada sebuah prasasti yang bertuliskan: “ERASTVS PRO AEDILITATE S P STRAVIT”
Kalau diterjemahkan dari bahasa Latin, artinya: "Erastus, sebagai balasan atas kedudukannya selaku komisaris jalan dan bangunan umum, mendirikan trotoar ini dengan biayanya sendiri."

Apakah Erastus ini yang dimaksudkan oleh Paulus? Banyak penyelidik berpendapat demikian. Setidaknya para ahli purbakala berpikir bahwa prasasti ini sudah ada satu abad setelah Kristus.

Sekarang ada Kota Korintus yang baru. Letaknya agak sebelah timur kota yang lama. Tetapi karena satu dan lain hal, kota ini hanya berpenduduk 10.000 orang.

(Sumber : Charles Ludwig , KOTA-KOTA PADA ZAMAN PERJANJIAN BARU, Kalam Hidup, Bandung, 1975, Halaman : 41 – 49)


-----



DI KORINTUS


Kemudian Paulus meninggalkan Atena dan pergi ke Korintus. Korintus adalah kota yang kaya dan kuat, tetapi kota ini juga kota yang penuh dengan dosa. Banyak orang Yahudi yang diusir dari Roma oleh kaisar, tinggal di kota ini. Salah satu dari orang-orang ini adalah Akwila dan istrinya Priskila. Mereka bekerja sebagai tukang kemah. Di Korintus, mereka memulai usaha membuat kemah. Ketika Paulus tiba di Korintus, ia perlu bekerja kembali membuat kemah supaya dapat mencukupi kebutuhan hidupnya. Karena itulah ia bertemu dengan Akwila dan Priskila. Ia tinggal bersama-sama dengan mereka, dan setiap hari Sabat ia pergi ke rumah ibadat untuk memberitakan Firman Allah kepada orang Yahudi dan Yunani. Paulus terus bersaksi kepada orang-orang Korintus. Ia memiliki teman-teman baru, mencukupi kehidupannya dengan bekerja dan memberitakan Firman Allah serta mengajar di mana pun ada kesempatan.

Paulus sangat bersukacita ketika Silas dan Timotius datang dari Makedonia. Mereka memberitahukan kepadanya bahwa jemaat di Tesalonika kuat imannya dalam Tuhan. Hal ini memberikan semangat baru kepada pekerjaan Paulus di Korintus.



8. TETAP DI KORINTUS


Pekerjaan Paulus di Korintus menjadi semakin kuat sehingga orang- orang Yahudi mulai membuat masalah dengannya lagi. Permasalahan itu begitu besarnya sehingga Paulus berkata kepada mereka, "Biarlah darahmu tertumpah ke atas kepalamu sendiri; aku bersih, tidak bersalah. Mulai dari sekarang aku akan pergi kepada bangsa-bangsa lain." (Kisah Para Rasul 18:6)

Ia pergi ke rumah Titus Yustus yang terletak di sebelah rumah ibadat. Krispus, kepala rumah ibadat itu, percaya kepada Kristus bersama-sama dengan seisi keluarganya. Banyak orang percaya dan dibaptis.

Pada suatu malam Paulus menerima sebuah penglihatan dari Allah dan Allah berfirman bahwa Ia akan selalu memberikan perlindungan dan bimbingan kepadanya. Maka Paulus menetap di sana satu setengah tahun lamanya, mengajarkan Firman Allah di tengah-tengah mereka (Kisah Para Rasul 18:11).

Akan tetapi, ketika Galio menjadi gubernur, orang-orang Yahudi berusaha mengusir Paulus dari Korintus. Lalu, ia dibawa ke hadapan Galio. Di sana orang Yahudi menuduh Paulus telah mengajarkan ajaran yang bertentangan dengan Hukum Taurat. Tetapi, Galio berkata kepada mereka bahwa ia tidak mau mengurusi hal-hal yang berhubungan dengan agama. Persidangan itu dibubarkan dan orang-orang Yahudi itu diusir keluar.

Paulus berada di Korintus selama dua tahun dan ia telah melakukan banyak hal di kota yang jahat ini. Tetapi sudah waktunya ia kembali pulang. Sekarang ia sadar bahwa ia perlu membantu para jemaat supaya mereka menjadi kuat dan tidak goyah. Pada saat inilah ia menulis surat pertamanya kepada jemaat di Tesalonika.



9. SURAT-SURAT PAULUS


Paulus melakukan beberapa hal yang terpenting dalam pelayanannya melalui surat-suratnya. Surat-surat ini tidak hanya penting bagi jemaat pada masa itu, tetapi penting juga untuk jemaat pada masa sekarang ini.

Surat-surat Paulus adalah:
1. 1 dan 2 Tesalonika. Ditulis pada 52-53 Masehi. Surat-surat ini mengajarkan tentang kedatangan Kristus yang kedua kalinya.
2. 1 dan 2 Korintus, Galatia, dan Roma. Ditulis pada 55-58 Masehi. Surat-surat Paulus ini mengajarkan tentang keselamatan yang kita terima melalui iman kepada Kristus.
3. Filipi, Filemon, Kolose, dan Efesus. Ditulis pada 60-63 Masehi. Surat-surat ini mengajarkan kepada kita tentang pribadi Yesus Kristus.
4. 1 dan 2 Timotius dan Titus. Ditulis pada 65-67 Masehi. Surat-surat ini mengajarkan tentang bagaimana mengatasi masalah yang berhubungan dengan para jemaat dan gembalanya.


Dengan mempelajari surat-surat ini, kita dapat melihat beberapa masalah yang dihadapi jemaat mula-mula.


Masalah-masalah itu adalah:

• Mereka tidak memiliki bangunan gereja. Baru setelah abad kedua jemaat Kristen memiliki gedung sendiri untuk beribadah. Sebelumnya mereka harus bertemu di rumah-rumah. Seringkali mereka bertemu di gua-gua atau tempat terbuka atau mungkin di gedung pertemuan yang mereka sewa.
• Hari Minggu bukanlah libur yang resmi. Para anggota gereja harus tetap bekerja pada hari ibadah. Waktu ibadah biasanya pagi-pagi sekali atau larut malam setelah selesai bekerja.
• Mereka tidak memiliki alat-alat bantu dalam ibadah, seperti kita sekarang. Misalnya, mereka tidak memiliki Alkitab yang bisa dipakai oleh semua anggota jemaat. Mereka tidak memiliki buku puji-pujian ataupun bahan bacaan lain seperti yang kita miliki sekarang.
• Mereka tidak memiliki pekerja dan pemimpin yang terlatih. Mereka banyak bergantung pada para pengajar dan pengkhotbah yang kurang mampu, kecuali pada waktu Paulus, Timotius, Silas, atau lainnya tingal bersama-sama dengan mereka.


Paulus telah mengunjungi banyak tempat dan memberitakan Firman Allah selama tiga tahun, dan ia tidak sabar untuk kembali ke Antiokia. Paulus meninggalkan Korintus bersama-sama dengan Akwila dan Priskila. Lalu, ia berhenti di Efesus dan memberitakan Firman Allah di sana. Akwila dan Priskila tinggal di Efesus. Setelah itu ia pergi ke Yerusalem untuk waktu yang tidak lama, lalu ke Antiokhia. Sekali lagi ia mendapatkan kesempatan untuk melaporkan perjalanannya yang luar biasa di mana Tuhan telah memberkati pekerjaan mereka di antara bangsa-bangsa lain di daerah barat.



10. STUDI KHUSUS : STRATEGI PAULUS DALAM PEKABARAN INJIL


Mungkin Pauluslah misionaris Kristen yang paling berhasil sepanjang zaman. Dalam kurun waktu kurang dari satu generasi, ia mengadakan perjalanan ke seluruh wilayah dunia Laut Tengah, dan mendirikan jemaat-jemaat Kristen yang berkembang serta aktif ke mana pun ia pergi.

Apa rahasianya? Tentunya Paulus sadar bahwa ia hanya seorang pembawa berita, dan kuasa Roh Kudus sematalah yang membawa perubahan dalam kehidupan orang yang ditemuinya. Sewaktu mengingat segala penderitaan yang dialaminya, ia menggambarkan dirinya sebagai "bejana tanah liat", hanya tempat penampung sementara dari kuasa Allah sendiri (2Korintus 4:7).

Tetapi Paulus juga seorang ahli strategi yang ulung. Rutenya tidak pernah sembarangan, dan cara-cara komunikasinya didasarkan atas pengertian yang luas tentang proses orang berpikir dan mengambil keputusan.

Paulus merupakan seorang penginjil penjelajah, tetapi ia sendiri tidak pernah mengunjungi suatu daerah terpencil! Ia dapat saja menghabiskan waktu berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun di dalam melintasi wilayah yang belum dipetakan, atau menempuh jalan-jalan pedesaan menuju daerah-daerah terpencil. Tetapi ia tidak melakukan hal-hal itu. Sebaliknya, ia memanfaatkan jalan-jalan raya utama yang dibangun orang-orang Roma di seluruh wilayah kekaisaran mereka. Digabung dengan rute-rute pelayaran utama, jalan-jalan tersebut menghubungkan semua pusat kependudukan utama, dan tempat-tempat seperti itulah yang dikunjungi Paulus. Ia tahu bahwa ia tidak pernah dapat membawa Injil secara pribadi kepada setiap oknum di seluruh kekaisaran. Tetapi kalau ia dapat membangun kelompok-kelompok Kristen yang bersemangat di beberapa kota utama, maka mereka pada gilirannya dapat menyebarkan kabar baik sampai ke pelosok terpencil. Lagi pula, orang dari daerah pedesaan sering harus mengunjungi kota-kota terdekat, dan mereka pun dapat mendengar Injil, yang nantinya mereka sebarkan kembali ke sanak- saudara mereka. Itulah yang terjadi pada hari Pentakosta di Yerusalem, dan Paulus menyadari betapa besarnya potensi strategi ini. Sedikitnya satu jemaat yang kemudian menerima surat Paulus -- yakni Kolose -- telah dimulai seperti ini.

Paulus juga sadar diperlukannya variasi di dalam menyajikan berita Injil. Seorang pengejek pernah menyindir bahwa khotbah adalah "seperangkat jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang tidak pernah diajukan siapa pun." Mungkin beberapa khotbah modern demikian sifatnya, tetapi khotbah-khotbah Paulus bukan demikian. Rahasia keberhasilan Yesus terletak dalam kemampuan-Nya untuk berbicara dengan orang-orang di mana pun mereka berada. Waktu di padang, Yesus berbicara tentang menanam gandum (Markus 4:1-9). Di keluarga, Ia berbicara tentang anak-anak (Matius 19:13-15). Dengan nelayan, pokok pembicaraan-Nya adalah ikan (Markus 1:14-18). Paulus bersikap sama. Ia pergi kepada orang-orang di tempat di mana mereka mau mendengar di sinagoge Yahudi, di pasar-pasar, bahkan di kuil-kuil kafir. Di sinagoge d Tesalonika, ia mulai dengan Perjanjian Lama (Kisah Para Rasul 17:2-3). Di Atena, ia mulai dengan "Allah yang tidak dikenal, yang dicari oleh orang-orang Yunani (Kisah Para Rasul 17:22-31). Di Efesus, ia bersedia terlibat dalam perdebatan di depan umum tentang makna Injil Kristen (Kisah Para Rasul 19:9).

Para pembaca modern surat-surat Paulus mungkin mengira bahwa pemberitaan Paulus dapat diringkaskan menjadi uraian yang abstrak tentang dosa, pembenaran atau penebusan. Tetapi bukan demikian cara Paulus berkhotbah. Ia mulai di tempat dimana para pendengarnya berada dan bersedia membicarakan kebutuhan-kebutuhan mereka. Kadang-kadang berkhotbah merupakan cara pendekatan yang salah -- dan Paulus serta rekan-rekannya selalu siap mendampingi orang orang dan menolong mereka dalam menghadapi kesulitan hidup sehari-hari. Itulah sebagian rahasia keberhasilan di Tesalonika: "Kami berlaku ramah di antara kamu, sama seperti seorang ibu mengasuh dan merawati anaknya ... bukan saja rela membagi Injil Allah dengan kamu, tetapi juga hidup kami sendiri dengan kamu" (1Tesalonika 2:7-8).
Sikap kepedulian terhadap orang serta keluwesan dalam pemberitaan Injil inilah yang kemudian diringkaskan Paulus dalam ucapan: "Aku menjadikan diriku hamba dari semua orang, supaya aku boleh memenangkan sebanyak mungkin orang... Bagi semua orang aku telah menjadi segala- galanya, supaya aku sedapat mungkin memenangkan beberapa orang dari antara mereka" (1Korintus 9:19-22).



(Sumber : John Drane, MEMAHAMI PERJANJIAN BARU, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1996, Halaman : 344 – 345)



Artikel terkait :
Nama Allah & Strategi Pengabaran Injil dalam pelayanan Rasul Paulus, di http://www.sarapanpagi.org/viewtopic.php?p=827#827


 Profile  


BP
 Post subject:
PostPosted: Sat Nov 03, 2007 5:15 am 
Offline
Merdeka dlm Kristus
Merdeka dlm Kristus
User avatar

Joined: Fri Jun 09, 2006 5:20 pm
Posts: 7025
IV. PELAYANAN MISI PAULUS KETIGA



BACAAN ALKITAB


* Kisah Para Rasul: 19-20; 21:15-40
19:1 Ketika Apolos masih di Korintus, Paulus sudah menjelajah daerah-daerah pedalaman dan tiba di Efesus. Di situ didapatinya beberapa orang murid.
19:2 Katanya kepada mereka: "Sudahkah kamu menerima Roh Kudus, ketika kamu menjadi percaya?" Akan tetapi mereka menjawab dia: "Belum, bahkan kami belum pernah mendengar, bahwa ada Roh Kudus."
19:3 Lalu kata Paulus kepada mereka: "Kalau begitu dengan baptisan manakah kamu telah dibaptis?" Jawab mereka: "Dengan baptisan Yohanes."
19:4 Kata Paulus: "Baptisan Yohanes adalah pembaptisan orang yang telah bertobat, dan ia berkata kepada orang banyak, bahwa mereka harus percaya kepada Dia yang datang kemudian dari padanya, yaitu Yesus."
19:5 Ketika mereka mendengar hal itu, mereka memberi diri mereka dibaptis dalam nama Tuhan Yesus.
19:6 Dan ketika Paulus menumpangkan tangan di atas mereka, turunlah Roh Kudus ke atas mereka, dan mulailah mereka berkata-kata dalam bahasa roh dan bernubuat.
19:7 Jumlah mereka adalah kira-kira dua belas orang.
19:8 Selama tiga bulan Paulus mengunjungi rumah ibadat di situ dan mengajar dengan berani. Oleh pemberitaannya ia berusaha meyakinkan mereka tentang Kerajaan Allah.
19:9 Tetapi ada beberapa orang yang tegar hatinya. Mereka tidak mau diyakinkan, malahan mengumpat Jalan Tuhan di depan orang banyak. Karena itu Paulus meninggalkan mereka dan memisahkan murid-muridnya dari mereka, dan setiap hari berbicara di ruang kuliah Tiranus.
19:10 Hal ini dilakukannya dua tahun lamanya, sehingga semua penduduk Asia mendengar firman Tuhan, baik orang Yahudi maupun orang Yunani.
19:11 Oleh Paulus Allah mengadakan mujizat-mujizat yang luar biasa,
19:12 bahkan orang membawa saputangan atau kain yang pernah dipakai oleh Paulus dan meletakkannya atas orang-orang sakit, maka lenyaplah penyakit mereka dan keluarlah roh-roh jahat.
19:13 Juga beberapa tukang jampi Yahudi, yang berjalan keliling di negeri itu, mencoba menyebut nama Tuhan Yesus atas mereka yang kerasukan roh jahat dengan berseru, katanya: "Aku menyumpahi kamu demi nama Yesus yang diberitakan oleh Paulus."
19:14 Mereka yang melakukan hal itu ialah tujuh orang anak dari seorang imam kepala Yahudi yang bernama Skewa.
19:15 Tetapi roh jahat itu menjawab: "Yesus aku kenal, dan Paulus aku ketahui, tetapi kamu, siapakah kamu?"
19:16 Dan orang yang dirasuk roh jahat itu menerpa mereka dan menggagahi mereka semua dan mengalahkannya, sehingga mereka lari dari rumah orang itu dengan telanjang dan luka-luka.
19:17 Hal itu diketahui oleh seluruh penduduk Efesus, baik orang Yahudi maupun orang Yunani, maka ketakutanlah mereka semua dan makin masyhurlah nama Tuhan Yesus.
19:18 Banyak di antara mereka yang telah menjadi percaya, datang dan mengaku di muka umum, bahwa mereka pernah turut melakukan perbuatan-perbuatan seperti itu.
19:19 Banyak juga di antara mereka, yang pernah melakukan sihir, mengumpulkan kitab-kitabnya lalu membakarnya di depan mata semua orang. Nilai kitab-kitab itu ditaksir lima puluh ribu uang perak.
19:20 Dengan jalan ini makin tersiarlah firman Tuhan dan makin berkuasa.
19:21 Kemudian dari pada semuanya itu Paulus bermaksud pergi ke Yerusalem melalui Makedonia dan Akhaya. Katanya: "Sesudah berkunjung ke situ aku harus melihat Roma juga."
19:22 Lalu ia menyuruh dua orang pembantunya, yaitu Timotius dan Erastus, mendahuluinya ke Makedonia, tetapi ia sendiri tinggal beberapa lama lagi di Asia.
19:23 Kira-kira pada waktu itu timbul huru-hara besar mengenai Jalan Tuhan.
19:24 Sebab ada seorang bernama Demetrius, seorang tukang perak, yang membuat kuil-kuilan dewi Artemis dari perak. Usahanya itu mendatangkan penghasilan yang tidak sedikit bagi tukang-tukangnya.
19:25 Ia mengumpulkan mereka bersama-sama dengan pekerja-pekerja lain dalam perusahaan itu dan berkata: "Saudara-saudara, kamu tahu, bahwa kemakmuran kita adalah hasil perusahaan ini!
19:26 Sekarang kamu sendiri melihat dan mendengar, bagaimana Paulus, bukan saja di Efesus, tetapi juga hampir di seluruh Asia telah membujuk dan menyesatkan banyak orang dengan mengatakan, bahwa apa yang dibuat oleh tangan manusia bukanlah dewa.
19:27 Dengan jalan demikian bukan saja perusahaan kita berada dalam bahaya untuk dihina orang, tetapi juga kuil Artemis, dewi besar itu, berada dalam bahaya akan kehilangan artinya. Dan Artemis sendiri, Artemis yang disembah oleh seluruh Asia dan seluruh dunia yang beradab, akan kehilangan kebesarannya."
19:28 Mendengar itu meluaplah amarah mereka, lalu mereka berteriak-teriak, katanya: "Besarlah Artemis dewi orang Efesus!"
19:29 Seluruh kota menjadi kacau dan mereka ramai-ramai membanjiri gedung kesenian serta menyeret Gayus dan Aristarkhus, keduanya orang Makedonia dan teman seperjalanan Paulus.
19:30 Paulus mau pergi ke tengah-tengah rakyat itu, tetapi murid-muridnya tidak mengizinkannya.
19:31 Bahkan beberapa pembesar yang berasal dari Asia yang bersahabat dengan Paulus, mengirim peringatan kepadanya, supaya ia jangan masuk ke gedung kesenian itu.
19:32 Sementara itu orang yang berkumpul di dalam gedung itu berteriak-teriak; yang seorang mengatakan ini dan yang lain mengatakan itu, sebab kumpulan itu kacau-balau dan kebanyakan dari mereka tidak tahu untuk apa mereka berkumpul.
19:33 Lalu seorang bernama Aleksander didorong ke depan oleh orang-orang Yahudi. Ia mendapat keterangan dari orang banyak tentang apa yang terjadi. Segera ia memberi isyarat dengan tangannya dan mau memberi penjelasan sebagai pembelaan di depan rakyat itu.
19:34 Tetapi ketika mereka tahu, bahwa ia adalah orang Yahudi, berteriaklah mereka bersama-sama kira-kira dua jam lamanya: "Besarlah Artemis dewi orang Efesus!"
19:35 Akan tetapi panitera kota menenangkan orang banyak itu dan berkata: "Hai orang Efesus! Siapakah di dunia ini yang tidak tahu, bahwa kota Efesuslah yang memelihara baik kuil dewi Artemis, yang mahabesar, maupun patungnya yang turun dari langit?
19:36 Hal itu tidak dapat dibantah, karena itu hendaklah kamu tenang dan janganlah terburu-buru bertindak.
19:37 Sebab kamu telah membawa orang-orang ini ke sini, walaupun mereka tidak merampok kuil dewi kita dan tidak menghujat namanya.
19:38 Jadi jika Demetrius dan tukang-tukangnya ada pengaduannya terhadap seseorang, bukankah ada sidang-sidang pengadilan dan ada gubernur, jadi hendaklah kedua belah pihak mengajukan dakwaannya ke situ.
19:39 Dan jika ada sesuatu yang lain yang kamu kehendaki, baiklah kehendakmu itu diselesaikan dalam sidang rakyat yang sah.
19:40 Sebab kita berada dalam bahaya akan dituduh, bahwa kita menimbulkan huru-hara pada hari ini, karena tidak ada alasan yang dapat kita kemukakan untuk membenarkan kumpulan yang kacau-balau ini." Dan dengan kata-kata itu ia membubarkan kumpulan rakyat itu.

20:1 Setelah reda keributan itu, Paulus memanggil murid-murid dan menguatkan hati mereka. Dan sesudah minta diri, ia berangkat ke Makedonia.
20:2 Ia menjelajah daerah itu dan dengan banyak nasihat menguatkan hati saudara-saudara di situ. Lalu tibalah ia di tanah Yunani.
20:3 Sesudah tiga bulan lamanya tinggal di situ ia hendak berlayar ke Siria. Tetapi pada waktu itu orang-orang Yahudi bermaksud membunuh dia. Karena itu ia memutuskan untuk kembali melalui Makedonia.
20:4 Ia disertai oleh Sopater anak Pirus, dari Berea, dan Aristarkhus dan Sekundus, keduanya dari Tesalonika, dan Gayus dari Derbe, dan Timotius dan dua orang dari Asia, yaitu Tikhikus dan Trofimus.
20:5 Mereka itu berangkat lebih dahulu dan menantikan kami di Troas.
20:6 Tetapi sesudah hari raya Roti Tidak Beragi kami berlayar dari Filipi dan empat hari kemudian sampailah kami di Troas dan bertemu dengan mereka. Di situ kami tinggal tujuh hari lamanya.
20:7 Pada hari pertama dalam minggu itu, ketika kami berkumpul untuk memecah-mecahkan roti, Paulus berbicara dengan saudara-saudara di situ, karena ia bermaksud untuk berangkat pada keesokan harinya. Pembicaraan itu berlangsung sampai tengah malam.
20:8 Di ruang atas, di mana kami berkumpul, dinyalakan banyak lampu.
20:9 Seorang muda bernama Eutikhus duduk di jendela. Karena Paulus amat lama berbicara, orang muda itu tidak dapat menahan kantuknya. Akhirnya ia tertidur lelap dan jatuh dari tingkat ketiga ke bawah. Ketika ia diangkat orang, ia sudah mati.
20:10 Tetapi Paulus turun ke bawah. Ia merebahkan diri ke atas orang muda itu, mendekapnya, dan berkata: "Jangan ribut, sebab ia masih hidup."
20:11 Setelah kembali di ruang atas, Paulus memecah-mecahkan roti lalu makan; habis makan masih lama lagi ia berbicara, sampai fajar menyingsing. Kemudian ia berangkat.
20:12 Sementara itu mereka mengantarkan orang muda itu hidup ke rumahnya, dan mereka semua merasa sangat terhibur.
20:13 Kami berangkat lebih dahulu ke kapal dan berlayar ke Asos, dengan maksud untuk menjemput Paulus di situ sesuai dengan pesannya, sebab ia sendiri mau berjalan kaki melalui darat.
20:14 Ketika ia bertemu dengan kami di Asos, kami membawanya ke kapal, lalu melanjutkan pelayaran kami ke Metilene.
20:15 Dari situ kami terus berlayar dan pada keesokan harinya kami berhadapan dengan pulau Khios. Pada hari berikutnya kami menuju Samos dan sehari kemudian tibalah kami di Miletus.
20:16 Paulus telah memutuskan untuk tidak singgah di Efesus, supaya jangan habis waktunya di Asia. Sebab ia buru-buru, agar jika mungkin, ia telah berada di Yerusalem pada hari raya Pentakosta.
20:17 Karena itu ia menyuruh seorang dari Miletus ke Efesus dengan pesan supaya para penatua jemaat datang ke Miletus.
20:18 Sesudah mereka datang, berkatalah ia kepada mereka: "Kamu tahu, bagaimana aku hidup di antara kamu sejak hari pertama aku tiba di Asia ini:
20:19 dengan segala rendah hati aku melayani Tuhan. Dalam pelayanan itu aku banyak mencucurkan air mata dan banyak mengalami pencobaan dari pihak orang Yahudi yang mau membunuh aku.
20:20 Sungguhpun demikian aku tidak pernah melalaikan apa yang berguna bagi kamu. Semua kuberitakan dan kuajarkan kepada kamu, baik di muka umum maupun dalam perkumpulan-perkumpulan di rumah kamu;
20:21 aku senantiasa bersaksi kepada orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani, supaya mereka bertobat kepada Allah dan percaya kepada Tuhan kita, Yesus Kristus.
20:22 Tetapi sekarang sebagai tawanan Roh aku pergi ke Yerusalem dan aku tidak tahu apa yang akan terjadi atas diriku di situ
20:23 selain dari pada yang dinyatakan Roh Kudus dari kota ke kota kepadaku, bahwa penjara dan sengsara menunggu aku.
20:24 Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikit pun, asal saja aku dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah.
20:25 Dan sekarang aku tahu, bahwa kamu tidak akan melihat mukaku lagi, kamu sekalian yang telah kukunjungi untuk memberitakan Kerajaan Allah.
20:26 Sebab itu pada hari ini aku bersaksi kepadamu, bahwa aku bersih, tidak bersalah terhadap siapa pun yang akan binasa.
20:27 Sebab aku tidak lalai memberitakan seluruh maksud Allah kepadamu.
20:28 Karena itu jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperoleh-Nya dengan darah Anak-Nya sendiri.
20:29 Aku tahu, bahwa sesudah aku pergi, serigala-serigala yang ganas akan masuk ke tengah-tengah kamu dan tidak akan menyayangkan kawanan itu.
20:30 Bahkan dari antara kamu sendiri akan muncul beberapa orang, yang dengan ajaran palsu mereka berusaha menarik murid-murid dari jalan yang benar dan supaya mengikut mereka.
20:31 Sebab itu berjaga-jagalah dan ingatlah, bahwa aku tiga tahun lamanya, siang malam, dengan tiada berhenti-hentinya menasihati kamu masing-masing dengan mencucurkan air mata.
20:32 Dan sekarang aku menyerahkan kamu kepada Tuhan dan kepada firman kasih karunia-Nya, yang berkuasa membangun kamu dan menganugerahkan kepada kamu bagian yang ditentukan bagi semua orang yang telah dikuduskan-Nya.
20:33 Perak atau emas atau pakaian tidak pernah aku ingini dari siapa pun juga.
20:34 Kamu sendiri tahu, bahwa dengan tanganku sendiri aku telah bekerja untuk memenuhi keperluanku dan keperluan kawan-kawan seperjalananku.
20:35 Dalam segala sesuatu telah kuberikan contoh kepada kamu, bahwa dengan bekerja demikian kita harus membantu orang-orang yang lemah dan harus mengingat perkataan Tuhan Yesus, sebab Ia sendiri telah mengatakan: Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima."
20:36 Sesudah mengucapkan kata-kata itu Paulus berlutut dan berdoa bersama-sama dengan mereka semua.
20:37 Maka menangislah mereka semua tersedu-sedu dan sambil memeluk Paulus, mereka berulang-ulang mencium dia.
20:38 Mereka sangat berdukacita, terlebih-lebih karena ia katakan, bahwa mereka tidak akan melihat mukanya lagi. Lalu mereka mengantar dia ke kapal.

21:15 Sesudah beberapa hari lamanya tinggal di Kaisarea, berkemaslah kami, lalu berangkat ke Yerusalem.
21:16 Bersama-sama dengan kami turut juga beberapa murid dari Kaisarea. Mereka membawa kami ke rumah seorang yang bernama Manason. Ia dari Siprus dan sudah lama menjadi murid. Kami akan menumpang di rumahnya.
21:17 Ketika kami tiba di Yerusalem, semua saudara menyambut kami dengan suka hati.
21:18 Pada keesokan harinya pergilah Paulus bersama-sama dengan kami mengunjungi Yakobus; semua penatua telah hadir di situ.
21:19 Paulus memberi salam kepada mereka, lalu menceriterakan dengan terperinci apa yang dilakukan Allah di antara bangsa-bangsa lain oleh pelayanannya.
21:20 Mendengar itu mereka memuliakan Allah. Lalu mereka berkata kepada Paulus: "Saudara, lihatlah, beribu-ribu orang Yahudi telah menjadi percaya dan mereka semua rajin memelihara hukum Taurat.
21:21 Tetapi mereka mendengar tentang engkau, bahwa engkau mengajar semua orang Yahudi yang tinggal di antara bangsa-bangsa lain untuk melepaskan hukum Musa, sebab engkau mengatakan, supaya mereka jangan menyunatkan anak-anaknya dan jangan hidup menurut adat istiadat kita.
21:22 Jadi bagaimana sekarang? Tentu mereka akan mendengar, bahwa engkau telah datang ke mari.
21:23 Sebab itu, lakukanlah apa yang kami katakan ini: Di antara kami ada empat orang yang bernazar.
21:24 Bawalah mereka bersama-sama dengan engkau, lakukanlah pentahiran dirimu bersama-sama dengan mereka dan tanggunglah biaya mereka, sehingga mereka dapat mencukurkan rambutnya; maka semua orang akan tahu, bahwa segala kabar yang mereka dengar tentang engkau sama sekali tidak benar, melainkan bahwa engkau tetap memelihara hukum Taurat.
21:25 Tetapi mengenai bangsa-bangsa lain, yang telah menjadi percaya, sudah kami tuliskan keputusan-keputusan kami, yaitu mereka harus menjauhkan diri dari makanan yang dipersembahkan kepada berhala, dari darah, dari daging binatang yang mati dicekik dan dari percabulan."
21:26 Pada hari berikutnya Paulus membawa orang-orang itu serta dengan dia, dan ia mentahirkan diri bersama-sama dengan mereka, lalu masuk ke Bait Allah untuk memberitahukan, bilamana pentahiran akan selesai dan persembahan akan dipersembahkan untuk mereka masing-masing.
21:27 Ketika masa tujuh hari itu sudah hampir berakhir, orang-orang Yahudi yang datang dari Asia, melihat Paulus di dalam Bait Allah, lalu mereka menghasut rakyat dan menangkap dia,
21:28 sambil berteriak: "Hai orang-orang Israel, tolong! Inilah orang yang di mana-mana mengajar semua orang untuk menentang bangsa kita dan menentang hukum Taurat dan tempat ini! Dan sekarang ia membawa orang-orang Yunani pula ke dalam Bait Allah dan menajiskan tempat suci ini!"
21:29 Sebab mereka telah melihat Trofimus dari Efesus sebelumnya bersama-sama dengan Paulus di kota, dan mereka menyangka, bahwa Paulus telah membawa dia ke dalam Bait Allah.
21:30 Maka gemparlah seluruh kota, dan rakyat datang berkerumun, lalu menangkap Paulus dan menyeretnya keluar dari Bait Allah dan seketika itu juga semua pintu gerbang Bait Allah itu ditutup.
21:31 Sementara mereka merencanakan untuk membunuh dia, sampailah kabar kepada kepala pasukan, bahwa seluruh Yerusalem gempar.
21:32 Kepala pasukan itu segera bergerak dengan prajurit-prajurit dan perwira-perwira dan maju mendapatkan orang banyak itu. Ketika mereka melihat dia dan prajurit-prajurit itu, berhentilah mereka memukul Paulus.
21:33 Kepala pasukan itu mendekati Paulus, menangkapnya dan menyuruh mengikat dia dengan dua rantai, lalu bertanya siapakah dia dan apakah yang telah diperbuatnya.
21:34 Tetapi dari antara orang banyak itu ada yang meneriakkan kepadanya ini, ada pula yang meneriakkan itu. Dan oleh karena keributan itu ia tidak dapat mengetahui apakah yang sebenarnya terjadi. Sebab itu ia menyuruh membawa Paulus ke markas.
21:35 Ketika sampai ke tangga Paulus terpaksa didukung prajurit-prajurit karena berdesak-desaknya orang banyak,
21:36 yang berbondong-bondong mengikuti dia, sambil berteriak: "Enyahkanlah dia!"
21:37 Ketika Paulus hendak dibawa masuk ke markas, ia berkata kepada kepala pasukan itu: "Bolehkah aku mengatakan sesuatu kepadamu?" Jawabnya: "Tahukah engkau bahasa Yunani?
21:38 Jadi engkau bukan orang Mesir itu, yang baru-baru ini menimbulkan pemberontakan dan melarikan empat ribu orang pengacau bersenjata ke padang gurun?"
21:39 Paulus menjawab: "Aku adalah orang Yahudi, dari Tarsus, warga dari kota yang terkenal di Kilikia; aku minta, supaya aku diperbolehkan berbicara kepada orang banyak itu."
21:40 Sesudah Paulus diperbolehkan oleh kepala pasukan, pergilah ia berdiri di tangga dan memberi isyarat dengan tangannya kepada rakyat itu; ketika suasana sudah tenang, mulailah ia berbicara kepada mereka dalam bahasa Ibrani, katanya:



Ketika Paulus belum begitu lama berada di Antiokia, ia menerima kabar bahwa ada suatu masalah dalam jemaat di Galatia. Oleh karena itu, ia memulai perjalanannya yang ketiga, perjalanan yang panjang dan penuh rintangan.

Selain Paulus tinggal lama di Efesus dan mengunjungi Ilikrium, perjalanan misi ini juga meliputi daerah-daerah dimana ia pernah bekerja belum lama ini.



1. PAULUS MENGAJAR PARA JEMAAT


Di dalam perjalanan misinya yang pertama dan kedua, Paulus banyak menghabiskan waktunya untuk memenangkan orang-orang bagi Kristus. Tetapi dalam perjalanannya yang ketiga ini Paulus merasa perlu untuk meluangkan lebih banyak waktunya untuk menyampaikan hal-hal yang lain. Pada waktu itu orang-orang Kristen di Yerusalem sedang menderita kelaparan dan banyak dari mereka yang tidak memiliki perkerjaan. Oleh sebab itu, Paulus meminta jemaat yang berasal dari bangsa-bangsa lain agar menolong secara sukarela saudara-saudara seiman di Yerusalem. Paulus tahu bahwa hal ini akan menjadi berkat bagi kedua belah pihak, baik yang memberi maupun yang menerima. Paulus banyak menghabiskan waktunya mengajar dan menjelaskan kehidupan dan karya-karya Yesus Kristus. Orang-orang Kristen Yahudi, yang berpendapat bahwa seorang harus menjadi orang Yahudi terlebih dahulu sebelum menjadi orang Kristen, telah menyebarkan banyak ajaran yang keliru di antara para jemaat. Banyak orang Kristen dari bangsa-bangsa lain merasa begitu kecewa dengan kenyataan ini sehingga mereka meninggalkan iman Kristen. Kemudian ada banyak jemaat yang lain yang berdebat di antara mereka sendiri mengenai kepercayaan orang Kristen. Paulus menyadari bahwa ia harus mengajar dan melatih jemaat-jemaat ini supaya mereka dapat bersatu, kuat dalam iman kepada Kristus. Para jemaat ini memiliki sebuah tanggung jawab untuk menyebarkan Injil ke seluruh penjuru dunia dan apabila mereka sendiri terpecah belah, maka mereka tidak akan mampu memberitakan Injil Yesus Kristus. Selama perjalanannya ini Paulus menulis empat surat yang mengajarkan kepercayaan yang benar dalam iman Kristen.



2. YANG DIAJARKAN PAULUS


Paulus adalah orang yang pertama dan terhebat dalam menafsirkan Injil Kristus. Dialah orang yang bertanggung jawab dalam membangun suatu sistem yang menyuarakan kekristenan sebagai jalan hidup. Beberapa hal utama yang diajarkan oleh Paulus yang sampai sekarang menjadi pengajaran bagi jemaat:

a. Manusia telah gagal menjadi benar dengan usaha mereka sendiri.

Oleh karena itulah, kita gagal melayakkan diri kita di hadapan Allah. Kita semua telah gagal untuk menjadi sempurna, tidak ada di antara kita yang dapat hidup dengan sempurna. "Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah". (Roma 3:23)

b. Karena tidak ada manusia yang sempurna, maka tidak ada manusia yang dapat menyelamatkan dirinya sendiri.

Oleh sebab itu, Allah menyediakan jalan keselamatan. Karena kasih karunia Allah, Ia telah menyediakan sebuah jalan bagi kita untuk menerima keselamatan. Manusia tidak perlu melakukan apa-apa untuk memperolehnya. Keselamatan ini adalah pemberian Allah dan semua yang menerimanya dapat hidup dalam damai dan berkenan kepada Allah. Pemberian ini ditujukan kepada SEMUA orang, tetapi ini hanya bisa diperoleh melalui iman. "Sebab upah dosa ialah maut, tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus Tuhan kita." (Roma 6:23)

c. Yesus Kristus adalah Pembebas dosa-dosa manusia.

Kristus adalah satu-satunya yang dapat melepaskan manusia dari belenggu dosa. Kita yang menerima kebenaran ini, dengan percaya kepada Kristus, menjadi anak-anak Allah. "Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan." (Roma 10:9-10)

Tetapi, manusia masih memiliki tabiat dosa yang harus ditaklukkan. Ia, dengan anugerah Allah, harus mengalahkan dosa. Namun, jaminan kemenangan itu telah diberikan kepada kita. "Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita." (Roma 8:37) Dosa akan dikalahkan! "Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup baik malaikat-malaikat maupun pemerintah-pemerintah baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari KASIH Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita." (Roma 8:38-39)

d. Kristus adalah pusat dan kemuliaan dari rencana penebusan Allah.

Yesus Kristus adalah Penebus dosa-dosa manusia. Tidak ada jalan lain menuju kepada kehidupan kekal kecuali melalui Dia. Dia datang ke dunia ini, hidup di antara kita, dan mati supaya kita boleh menerima keselamatan. Bacalah Roma 5:1-11. Tidak ada jalan lain untuk bisa diselamatkan, kecuali dengan kematian Yesus di atas kayu salib.

Yesus Kristus adalah kepala jemaat. Dan, hari ini Roh Kudus dari Kristus tinggal bersama-sama dengan kita, supaya kita boleh hidup dalam kuasa dan kekuatan dari Allah.



3. MISI KE ASIA


Efesus


Kota Efesus merupakan salah satu daerah pemukiman yang tertua di pantai sebelah barat Asia Kecil dan kota yang paling menonjol di propinsi Romawi di Asia. Asal mula kota ini tidak pernah diketahui, tetapi dalam abad kedelapan SM ia merupakan wilayah pemukiman yang menonjol dan sudah lama diambil alih oleh bangsa Yunani. Ia terletak sekitar tiga mil dari pantai di tepi Sungai Kayster, yang pada waktu itu dapat dilayari, sehingga Efesus merupakan kota pelabuhan. Lembah Sungai Kayster melandai sampai jauh ke pedalaman hingga digunakan sebagai jalur perjalanan kafilah ke Timur. Dari Efesus ada jalan- jalan raya yang menghubungkannya dengan semua kota-kota besar lainnya di propinsi itu serta jalur-jalur perniagaan yang menghubungkannya dengan wilayah utara dan timur. Ia merupakan pos yang strategis untuk mengabarkan Injil, karena para pekerja dari Efesus mempunyai hubungan dengan seluruh wilayah pedalaman Asia.

Tempat yang terkenal di Efesus adalah kuil dewi Artemis yang mahabesar. Dewi Artemis adalah dewi orang-orang Efesus yang kemudian disamakan dengan dewi Artemis orang Yunani dan Diana dari Romawi. Patungnya berupa sebuah tubuh yang berbuah dada banyak dan berkepala seorang wanita, dengan sebongkah batu besar sebagai ganti kaki. Kuil yang pertama mungkin dibangun sekitar abad yang keenam SM, tetapi belum selesai hingga tahun 400 SM. Ia dibakar sampai rata ke tanah pada tahun 356 SM dan digantikan oleh bangunan yang lebih baru dan lebih besar, 425 kaki kali 225 kaki, yang disokong oleh sumbangan dari seluruh Asia. Ia dianggap sebagai salah satu keajaiban dunia dan dikunjungi oleh banyak peziarah yang akan beribadat dalam tempat pemujaannya.

Kuil ini bukan hanya merupakan pusat pemujaan saja, tetapi karena tanah dan ruangan-ruangannya dianggap suci dan tidak boleh dicemari, ia juga merupakan tempat perlindungan bagi kaum yang tertindas dan tempat penyimpanan harta.

Suatu gambaran kasar dari kuil ini terlukis pada mata uang Efesus, disertai sebutan yang digunakan dalam Kisah Para Rasul bagi kota ini, NEOKOROS, atau kota yang memelihara kuil dewi Artemis (19:35). Berbeda dengan kebanyakan orang yang terjebak dalam rutinitas ibadahnya, penduduk Asia dan Efesus khususnya menunjukkan pengabdian yang nyaris fanatik terhadap dewi Artemis. Kegairahan mereka tercermin dalam perbuatan orang banyak di gedung kesenian, yang selama dua jam penuh meneriakkan 'Besarlah Artemis dewi orang Efesus" (19:34).

Efesus tergolong sebagai kota yang bebas dan menjalankan pemerintahannya sendiri. Kekuasaan tertinggi dipegang oleh sidang rakyat yang diselenggarakan secara resmi (19:39), sedang para pemimpin atau senat kota itu berfungsi sebagai badan pembuat undang-undang. Sekretaris kota atau "panitera kota" adalah pejabat yang bertanggung jawab: ia bertugas memelihara pembukuan dan mengajukan permasalahan kepada sidang rakyat. Pengaruh kaum buruh juga kuat, karena serikat buruh tukang peraklah yang mengajukan protes bahwa ajaran Paulus telah mengancam kelangsungan hidup usaha mereka membuat cinderamata keagamaan berupa kuil-kuil dewi Artemis dari perak.

Paulus menghadapi beberapa persoalan di Efesus. Yang pertama adalah pertanyaan mengenai kelangsungan ajaran Yohanes Pembaptis, yang murid- muridnya masih tetap aktif setelah Yohanes wafat. Apolos, seorang cendekiawan Yahudi dari Aleksandria, yang telah mengajarkan tentang Yesus di Efesus, "hanya mengetahui baptisan Yohanes" (18:24 25). Pasti ia sudah mengetahui bahwa Mesias sudah datang, dan bahwa Ia sudah ditahbiskan untuk melayani Allah, dan bahwa persiapan untuk menyambut pelayanan-Nya harus meliputi pertobatan dan iman. Pengetahuannya tidak sepenuhnya salah atau menyimpang; ia masih berada pada jalur yang semestinya. Ia mengajar di sinagoge-sinagoge dan rupanya mendapatkan sambutan yang cukup baik.

Di bawah pengarahan Priskila dan Akwila pengertiannya makin bertambah luas. Suatu perbandingan dari pernyataan-pernyataan,yang berlawanan diberikan di sini: Lukas berkata bahwa Apolos "telah menerima pengajaran dalam Jalan Tuhan" (18:25), tetapi bahwa "Priskila dan Akwila ... dengan teliti menjelaskan kepadanya Jalan Allah" (18:26). Ia berangkat dari Efesus menuju Akhaya sambil membawa surat pengantar dari orang-orang yang percaya di sana dan menjadi pembela agama Kristen yang gigih, terutama di kalangan orang-orang Yahudi (18:28). Ia kemudian menjadi salah seorang sahabat dan rekan kerja kepercayaan Paulus (1Korintus 16:12; Titus 3:13).

Apolos sudah meninggalkan Efesus sebelum Paulus datang, tetapi masih ada orang-orang lain yang menyerupai dia di sana. Orang-orang ini, para murid Yohanes Pembaptis, kurang memiliki pengalaman rohani pribadi. Kenyataan ini begitu jelas kelihatan hingga ketika Paulus bertemu dengan mereka, ia bertanya apakah mereka telah menerima Roh Kudus ketika mereka menjadi percaya. Mereka menjawab bahwa mereka belum pernah mendengar bahwa Roh Kudus itu ada. Mengingat bahwa Yohanes telah meramalkan bahwa Yesus akan membaptis dengan Roh Kudus, nampaknya sulit untuk dipercaya bahwa mereka belum pernah mendengar tentang nama-Nya; tetapi mungkin mereka belum mendengar bahwa janji itu telah terwujud pada hari Pentakosta. Jawaban Paulus membuktikan bahwa baptisan Yohanes belum memadai untuk mendapatkan suatu pengalaman Kristen yang sempurna, karena orang yang percaya bukan hanya harus bertobat dari dosa-dosanya tetapi harus dipenuhi oleh Roh. Maka, persoalan pertama yang harus ditangani di Efesus adalah meningkatkan kualitas orang-orang yang percaya dengan tulus namun belum matang ini.

Persoalan yang kedua, dalam misi di Asia ini adalah ilmu gaib. Tukang- tukang sihir Yahudi yang diwakili oleh anak-anak Skewa, serta beratus- ratus orang lainnya membakar kitab-kitab sihirya, membuktikan betapa jauh kepercayaan takhyul dan ilmu sihir telah merasuki bangsa Yahudi di sana. Jawaban dari persoalan ini ada dua macam. Dari sudut positif, kekuasaan Kristus ternyata lebih besar daripada ilmu sihir dan ilmu tenung. Orang sakit disembuhkan, orang kerasukan setan disadarkan, dan mereka yang melakukan perbuatan-perbuatan sihir begitu menyadari kesesatan jalan mereka hingga dengan sukarela membakar kitab-kitab sihir yang menjadi pegangan mereka selama ini (Kisah 19:19). Dari sudut negatif, kekhususan Injil menjadi nyata. Seorang Kristen tidak akan menambahkan kepercayaan Kristennya pada agama lain yang telah dipeluknya; ia meninggalkan kepercayaan lamanya. Pada dasarnya dalam agama Kristen tidak ada toleransi terhadap semua lawannya, dan di Efesuslah prinsip ini paling jelas diperlihatkan.

Pelayanan Paulus di Efesus sangat berhasil. Selama lebih dari dua tahun (19:8, 10) ia dapat mengajar tanpa halangan, mula-mula dalam sinagoge dan kemudian di perguruan tinggi Tiranus (19:9). la melakukan mukjizat-mukjizat yang luar biasa (19:11) dan menjangkau masyarakat yang lebih luas di propinsi itu umumnya dan di Efesus khususnya daripada di mana pun juga. Lukas mencatat bahwa "semua penduduk Asia mendengar firman Tuhan, baik orang Yahudi maupun orang Yunani" (19:10), bahwa "makin tersiarlah firman Tuhan dan makin berkuasa" (19:20), dan bahwa begitu banyaknya orang yang percaya sehingga mengancam kelangsungan ekonomi perusahaan patung berhala (19:26-27). Gereja di Efesus menjadi pusat misi dan selama berabad-abad menjadi salah satu kubu agama Kristen di Asia Kecil.


(Sumber : Merrill C. Tenney, SURVEI PERJANJIAN BARU, Gandum Mas, Malang, 1995, Halaman : 360 - 365)

------


DI EFESUS


Bacalah Kisah Para Rasul 19. Paulus tinggal di Efesus hampir tiga tahun. Efesus adalah ibukota Asia waktu itu dan di kota inilah Paulus tinggal paling lama selama melakukan perjalanan misinya.

Kuil Artemis (dewi Yunani) adalah salah satu dari kuil yang paling mengagumkan di dunia pada waktu itu. Dibutuhkan 220 tahun untuk membangun kuil ini. Penyembahan di tempat ini sepenuhnya jahat dan berdosa. Beribu-ribu orang datang untuk menyembah dewi ini. Namun, hal ini memberi kesempatan kepada Paulus untuk memberitakan Firman Allah kepada orang-orang yang ada di sana. Setelah beberapa bulan, orang menerima Kristus dan menolak untuk menyembah dewi Artemis.

Tiga tahun lamanya Paulus mengajar di tempat ibadah. Kemudian Paulus menyewa sekolah Tiranus selama dua tahun.

Pekerjaan Paulus di Efesus adalah pelayanan Paulus yang paling efektif. Kita tahu bahwa setiap orang, baik Yahudi maupun Yunani, yang tinggal di Asia mendengar Firman Tuhan yang diberitakan oleh Paulus.

Begitu banyak orang yang menerima iman Kristen sehingga para pengikut Artemis mulai membuat masalah, dan sekali lagi Paulus harus menyingkir ke kota lain.



4. MENGUNJUNGI MAKEDONIA


Bacalah Kisah Para Rasul 20:1-16 Paulus meninggalkan Efesus dan kembali lagi ke Makedonia untuk mengunjungi para jemaat barunya di sana. Ia memberitakan Firman Allah di Troas, kemudian meneruskan perjalanannya ke Filipi di sana Timotius dan Titus bergabung bersamanya. Jemaat di Filipi menjadi sangat kuat. Di Filipilah Paulus menulis surat pertamanya untuk jemaat. Tidak lama kemudian ia kembali menulis suratnya yang kedua untuk jemaat di Korintus. Mungkin perhentian Paulus selanjutnya adalah di Ilikrium. Ia memberitakan Firman Allah di daerah ini selama dua atau tiga bulan sebelum ia pergi ke Korintus.

Beberapa orang di Korintus sangat gembira tinggal bersama Paulus. Waktu Paulus di kota itu ia membimbing dan melatih para pemimpin di sana. Alasan lain Paulus pergi ke Korintus adalah untuk memberi semangat kepada orang-orang Kristen agar memberikan persembahan yang memadai bagi jemaat di Yerusalem. Ketika Paulus berada di Korintus ia menulis surat kepada jemaat di Galatia, dan dari semua suratnya, yang paling luar biasa adalah suratnya yang ditujukan kepada jemaat di Roma.

Sekarang Paulus ingin sekali kembali ke Yerusalem dan Antiokia. Ia telah bepergian selama empat tahun dan harus memikirkan tentang keadaan para jemaat di mana ia memulai pekerjaannya. Ia juga tidak sabar untuk pergi ke Yerusalem untuk memberikan persembahan yang telah ia kumpulkan selama perjalanannya ini.

Paulus telah bersiap-siap untuk berlayar, bersama-sama rekan- rekannya, naik kapal ke Yerusalem. Tetapi Paulus mendengar bahwa orang-orang Yahudi bermaksud untuk membunuhnya segera setelah kapal yang ia tumpangi itu berlayar ke lautan. Oleh karena itu, Paulus mengubah rencananya. Ia dan Lukas mengadakan perjalanan yang sulit dan panjang melalui darat. Paulus berhenti di Troas dan di sana ia bertemu dengan orang-orang Kristen pada hari pertama dalam minggu itu. Mereka sudah memakai hari Minggu sebagai hari ibadah. Pada kebaktian inilah Eutikus, yang duduk dekat jendela, tidak dapat menahan kantuknya. Lalu, ia tertidur dan jatuh dari tingkat tiga ke bawah. Teman-temannya cepat-cepat menghampirinya dan mendapati bahwa ia sudah mati. Namun, kemudian Paulus menghidupkannya kembali.

Hari berikutnya Paulus berjalan dari Troas ke Asos di sana ia dan teman-temannya menumpang kapal untuk berlayar ke Miletus. Sebelum berlayar dari Miletus, Paulus memanggil para penatua dari jemaat Efesus. Bacalah pesan perpisahannya dengan mereka di Kisah Para Rasul 20:17-38.



5. KEMBALI KE YERUSALEM


Paulus meneruskan perjalanannya menuju Yerusalem. Setiap kali ia berhenti di suatu kota, orang-orang Kristen di sana selalu memperingatkan akan adanya bahaya yang sudah menunggu di hadapannya. Orang-orang Yahudi sudah berketetapan hati untuk membunuh dia. Baca Kisah Para Rasul 21:1-14. Paulus meneruskan perjalanan ke Yerusalem karena ia tahu bahwa ada sesuatu yang harus diselesaikannya. Ia telah menyelesaikan perjalanannya yang ketiga untuk memberitakan Injil kepada bangsa-bangsa lain. Ia telah memenangkan peperangan bagi mereka dan ia telah siap untuk menghadapi apapun yang akan terjadi kepadanya.

Setelah empat tahun, akhirnya sampailah kembali Paulus di Yerusalem. Orang-orang Kristen di sana penuh dengan sukacita karena dapat bertemu lagi dengan dia. Mereka tidak sabar mendengar semua pekerjaan yang telah dilakukannya dan apa saja yang telah dilakukan Roh Kudus melalui dia selama waktu itu.

Semua pemimpin jemaat di Yerusalem bertemu dan mendengarkan pengalaman Paulus. Paulus menceritakan dengan terperinci apa yang telah Allah lakukan di antara bangsa-bangsa melalui pelayanannya. Para pemimpin jemaat di sana sangat terkesan dan mereka bersyukur kepada Allah atas semua pekerjaan yang telah dilakukan. Kemungkinan besar pada waktu itu jugalah Paulus menyerahkan persembahan yang telah ia kumpulkan dengan setia selama lebih dari empat tahun, pada saat ia mengunjungi para jemaat dari bangsa-bangsa lain.



6. MASALAH KAUM YAHUDI


Ada banyak orang Yahudi yang menjadi percaya dan masih rajin memelihara hukum Taurat. Mereka mengatakan bahwa Paulus mengajarkan kepada orang-orang Yahudi yang tinggal di antara bangsa-bangsa lain untuk tidak mematuhi Hukum Musa, dan juga mengatakan supaya mereka jangan menyunatkan anak-anaknya dan jangan hidup menurut adat istiadat orang Yahudi. Hal ini tentu saja tidak benar, tetapi pemimpin jemaat di Yerusalem menasehati Paulus untuk pergi bersama empat orang yang bernazar, ke Bait Allah untuk menguduskan dirinya bersama-sama dengan mereka. Paulus mengikuti nasihat para pemimpin itu, tetapi ketika orang-orang Yahudi melihat dia di dalam Bait Allah, mereka mulai menghasut banyak orang dan menuduh bahwa Paulus telah membawa seorang Yunani masuk ke dalam Bait Allah dan menajiskan tempat suci itu. Ada hukum yang tidak memperbolehkan orang dari bangsa lain masuk ke dalam Bait Allah. Paulus tidak melakukan hal ini, tetapi sangatlah mudah menyebarkan laporan palsu yang menyatakan bahwa Paulus telah melakukannya. Mereka berteriak, "Hai orang-orang Israel, tolong! Inilah orang yang di mana-mana mengajar semua orang untuk menentang bangsa kita dan menentang hukum Taurat dan tempat ini! Dan sekarang ia membawa orang-orang Yunani pula ke dalam Bait Allah dan menajiskan tempat ini." (Kisah Para Rasul 21:28)

Paulus diseret keluar dari Bait Allah dan seketika itu juga pintu gerbang Bait Allah ditutup.

Pada saat mereka mencoba membunuhnya, sampailah kabar kepada kepala pasukan Romawi bahwa seluruh Yerusalem gempar.



7. PENANGKAPAN PAULUS


Kepala pasukan itu menangkap Paulus dan mengikatnya dengan dua rantai. Kemudian ia menanyakan kepada kerumunan itu tentang siapakah Paulus dan apa yang telah diperbuatnya.

Beberapa orang ada yang meneriakkan ini dan yang lain meneriakkan itu. Ketika kepala pasukan itu tidak dapat mengetahui apa yang sebenarnya terjadi, ia menyuruh anak buahnya membawa Paulus ke markas. Ketika mereka mencapai tangga, kerumunan orang itu menjadi beringas sehingga prajurit-prajurit itu harus memanggul Paulus di atas pundak mereka supaya dapat melindunginya. Kerumunan itu berteriak, "Enyahlah dia, Enyahlah dia!"

Ketika mereka hendak membawa Paulus ke markas, ia meminta kepada kepala pasukan untuk berbicara pada orang-orang di sana. Kepala pasukan itu sangat terkesima karena ia mendengar Paulus berbicara dengan bahasa Yunani. Kemudian, mulailah Paulus berbicara pada kerumunan itu dalam bahasa Ibrani. Bacalah Kisah Para Rasul 22:1- 21. Pada saat Paulus menyebut kata "bangsa-bangsa lain", kerumunan orang itu menjadi lepas kendali dan menginginkan supaya Paulus dibunuh secepatnya. Ketika mereka bersiap-siap membunuhnya, kepala pasukan itu mencegah mereka. Lalu, ia membawa Paulus ke dalam dan memerintahkan para prajurit untuk menyiksanya sampai ia mengakui kejahatannya. Kepala pasukan itu ingin mengetahui apa yang menyebabkan kerumunan itu begitu marah kepada Paulus.

Ketika mereka mengikat dia, berkatalah Pulus, "Apakah diperbolehkan untuk memukuli warga Romawi?" Ketika kepala pasukan itu mengetahui bahwa Paulus adalah warganegara Romawi, ia menjadi takut dan membawa Paulus ke hadapan Mahkamah Agama. Bacalah Kisah Para Rasul 22:20-30.



8. DI HADAPAN SANHEDRIN


Bacalah Kisah Para Rasul 23:1-11. Sebelum bertobat, dulunya Paulus sering menyeret banyak orang Kristen ke hadapan Mahkamah Agama untuk dihakimi. Sekarang, ia sendirilah yang harus menghadap Mahkamah Agama. Ia pasti melihat ke seluruh ruangan Mahkamah Agama itu untuk mengetahui apakah ada salah seorang temannya di sana. Paulus mengatakan di hadapan para anggota Mahkamah Agama itu bahwa selama ini ia hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah. Imam Besar Ananias menyuruh orang-orang yang berdiri dekat Paulus untuk menampar mulutnya. Hal ini menyebabkan Paulus marah dan berbicara sangat keras kepada Ananias. Setelah itu, ia meminta maaf, sebab ia tidak tahu bahwa Ananias adalah Imam Besar.

Kemudian Paulus menyadari bahwa beberapa orang anggota dewan itu adalah orang-orang Farisi dan beberapa yang lainnya orang-orang Saduki. Paulus mengetahui bahwa mereka saling bermusuhan. Paulus berkata dengan suara yang keras, "Hai saudara-saudara, aku adalah orang Farisi, keturunan orang Farisi." Rupanya perkataan Paulus ini menyebabkan perdebatan dan perpecahan di antara dua kelompok itu. Lalu kepala pasukan itu membawa Paulus pergi dari tempat itu sebab ia takut, kalau-kalau mereka akan mengoyak-ngoyak Paulus. Sekali lagi, Paulus lolos dari maut.

Malam itu Tuhan mendatangi Paulus yang masih ada dalam penjara. Tuhan berkata, "Kuatkanlah hatimu, sebab sebagaimana engkau dengan berani telah bersaksi tentang Aku di Yerusalem, demikian jugalah hendaknya engkau pergi bersaksi di Roma." Sekarang Paulus tahu bahwa cepat atau lambat ia akan pergi ke Roma, tetapi ia tidak tahu berapa lama dan bagaimana itu akan terjadi.



9. SELAMAT DARI YERUSALEM


Bacalah Kisah Para Rasul 23:12-35. Orang-orang Yahudi, yang kalah bersilat lidah dengan Paulus, bersepakat untuk membunuhnya. Mereka bersumpah tidak akan makan maupun minum sebelum mereka membunuh Paulus. Namun, kemenakan Paulus mendengar rencana jahat ini, lalu ia pergi kepada kepala pasukan dan menceritakan tentang rencana komplotan orang-orang Yahudi yang akan membunuh Paulus. Kemudian, kepala pasukan memerintahkan 200 prajurit bersenjata lembing dan 70 orang berkuda untuk membawa Paulus ke Kaisarea. Di Kaisarea, Paulus dibawa kepada Felix dan ditahan di istana Herodes. Sekali lagi Paulus selamat dari maut. Paulus dipenjarakan di Kaisarea selama dua tahun dan ditambah lagi selama tiga tahun sebelum dia dibebaskan.

Mengapa Tuhan membiarkan Paulus tinggal di penjara selama lima tahun lamanya, padahal saat itu seharusnya merupakan waktu yang penting dalam pelayanannya? Kita tidak dapat menjawab pertanyaan ini sepenuhnya. Yang pasti hal itu juga sulit untuk bisa dimengerti oleh Paulus, tetapi sekarang kita dapat melihat mengapa hal itu terjadi. Paulus membutuhkan istirahat. Setelah 20 tahun penuh dengan pekerjaan yang sulit dan perjalanan yang sangat panjang, Paulus tentunya merasa sangat letih. Waktu Paulus di penjara bukan hanya menjadi waktu untuk beristirahat, tetapi juga merupakan saat untuk merenungkan kebenaran dari Kristus Yesus. Kemudian Paulus menulis surat kepada jemaat Filipi mengenai dirinya yang dipenjara.

"Aku menghendaki, saudara-saudara, supaya kami tahu, bahwa apa yang terjadi atasku ini justru telah menyebabkan kemajuan Injil, sehingga telah jelas bagi seluruh istana dan semua orang lain, bahwa aku dipenjarakan karena Kristus." (Filipi 1:12-13)


 Profile  


BP
 Post subject:
PostPosted: Sat Nov 03, 2007 6:35 am 
Offline
Merdeka dlm Kristus
Merdeka dlm Kristus
User avatar

Joined: Fri Jun 09, 2006 5:20 pm
Posts: 7025
V. PAULUS DITANGKAP DAN DIPENJARA



BACAAN ALKITAB


* Kisah Para Rasul 24:1-28:10; 28:11-31
24:1 Lima hari kemudian datanglah Imam Besar Ananias bersama-sama dengan beberapa orang tua-tua dan seorang pengacara bernama Tertulus. Mereka menghadap wali negeri dan menyampaikan dakwaan mereka terhadap Paulus.
24:2 Paulus dipanggil menghadap dan Tertulus mulai mendakwa dia, katanya: "Feliks yang mulia, oleh usahamu kami terus-menerus menikmati kesejahteraan, dan oleh kebijaksanaanmu banyak sekali perbaikan yang telah terlaksana untuk bangsa kami.
24:3 Semuanya itu senantiasa dan di mana-mana kami sambut dengan sangat berterima kasih.
24:4 Akan tetapi supaya jangan terlalu banyak menghabiskan waktumu, aku minta, supaya engkau mendengarkan kami sebentar dengan kemurahan hatimu yang terkenal itu.
24:5 Telah nyata kepada kami, bahwa orang ini adalah penyakit sampar, seorang yang menimbulkan kekacauan di antara semua orang Yahudi di seluruh dunia yang beradab, dan bahwa ia adalah seorang tokoh dari sekte orang Nasrani.
24:6 Malahan ia mencoba melanggar kekudusan Bait Allah. Oleh karena itu kami menangkap dia dan hendak menghakiminya menurut hukum Taurat kami.
24:7 Tetapi kepala pasukan Lisias datang mencegahnya dan merebut dia dengan kekerasan dari tangan kami,
24:8 lalu menyuruh para pendakwa datang menghadap engkau. Jika engkau sendiri memeriksa dia, dapatlah engkau mengetahui segala sesuatu yang kami tuduhkan kepadanya."
24:9 Dan juga orang-orang Yahudi menyokong dakwaan itu dengan mengatakan, bahwa perkara itu sungguh demikian.
24:10 Lalu wali negeri itu memberi isyarat kepada Paulus, bahwa ia boleh berbicara. Maka berkatalah Paulus: "Aku tahu, bahwa sudah bertahun-tahun lamanya engkau menjadi hakim atas bangsa ini. Karena itu tanpa ragu-ragu aku membela perkaraku ini di hadapanmu:
24:11 Engkau dapat memastikan, bahwa tidak lebih dari dua belas hari yang lalu aku datang ke Yerusalem untuk beribadah.
24:12 Dan tidak pernah orang mendapati aku sedang bertengkar dengan seseorang atau mengadakan huru-hara, baik di dalam Bait Allah, maupun di dalam rumah ibadat, atau di tempat lain di kota.
24:13 Dan mereka tidak dapat membuktikan kepadamu apa yang sekarang dituduhkan mereka kepada diriku.
24:14 Tetapi aku mengakui kepadamu, bahwa aku berbakti kepada Allah nenek moyang kami dengan menganut Jalan Tuhan, yaitu Jalan yang mereka sebut sekte. Aku percaya kepada segala sesuatu yang ada tertulis dalam hukum Taurat dan dalam kitab nabi-nabi.
24:15 Aku menaruh pengharapan kepada Allah, sama seperti mereka juga, bahwa akan ada kebangkitan semua orang mati, baik orang-orang yang benar maupun orang-orang yang tidak benar.
24:16 Sebab itu aku senantiasa berusaha untuk hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah dan manusia.
24:17 Dan setelah beberapa tahun lamanya aku datang kembali ke Yerusalem untuk membawa pemberian bagi bangsaku dan untuk mempersembahkan persembahan-persembahan.
24:18 Sementara aku melakukan semuanya itu, beberapa orang Yahudi dari Asia mendapati aku di dalam Bait Allah, sesudah aku selesai mentahirkan diriku, tanpa orang banyak dan tanpa keributan.
24:19 Merekalah yang sebenarnya harus menghadap engkau di sini dan mengajukan dakwaan mereka, jika mereka mempunyai sesuatu terhadap aku.
24:20 Namun biarlah orang-orang yang hadir di sini sekarang menyatakan kejahatan apakah yang mereka dapati, ketika aku dihadapkan di Mahkamah Agama.
24:21 Atau mungkinkah karena satu-satunya perkataan yang aku serukan, ketika aku berdiri di tengah-tengah mereka, yakni: Karena hal kebangkitan orang-orang mati, aku hari ini dihadapkan kepada kamu."
24:22 Tetapi Feliks yang tahu benar-benar akan Jalan Tuhan, menangguhkan perkara mereka, katanya: "Setibanya kepala pasukan Lisias di sini, aku akan mengambil keputusan dalam perkaramu."
24:23 Lalu ia menyuruh perwira itu tetap menahan Paulus, tetapi dengan tahanan ringan, dan tidak boleh mencegah sahabat-sahabatnya melayani dia.
24:24 Dan setelah beberapa hari datanglah Feliks bersama-sama dengan isterinya Drusila, seorang Yahudi; ia menyuruh memanggil Paulus, lalu mendengar dari padanya tentang kepercayaan kepada Yesus Kristus.
24:25 Tetapi ketika Paulus berbicara tentang kebenaran, penguasaan diri dan penghakiman yang akan datang, Feliks menjadi takut dan berkata: "Cukuplah dahulu dan pergilah sekarang; apabila ada kesempatan baik, aku akan menyuruh memanggil engkau."
24:26 Sementara itu ia berharap, bahwa Paulus akan memberikan uang kepadanya. Karena itu ia sering memanggilnya untuk bercakap-cakap dengan dia.
24:27 Tetapi sesudah genap dua tahun, Feliks digantikan oleh Perkius Festus, dan untuk mengambil hati orang Yahudi, ia membiarkan Paulus tetap dalam penjara.

25:1 Tiga hari sesudah tiba di propinsi itu berangkatlah Festus dari Kaisarea ke Yerusalem.
25:2 Di situ imam-imam kepala dan orang-orang Yahudi yang terkemuka datang menghadap dia dan menyampaikan dakwaan terhadap Paulus.
25:3 Kepadanya mereka meminta suatu anugerah, yang merugikan Paulus, yaitu untuk menyuruh Paulus datang ke Yerusalem. Sebab mereka sedang membuat rencana untuk membunuh dia di tengah jalan.
25:4 Tetapi Festus menjawab, bahwa Paulus tetap ditahan di Kaisarea dan bahwa ia sendiri bermaksud untuk segera kembali ke sana.
25:5 Katanya: "Karena itu baiklah orang-orang yang berwewenang di antara kamu turut ke sana bersama-sama dengan aku dan mengajukan dakwaan terhadap dia, jika ada kesalahannya."
25:6 Festus tinggal tidak lebih dari pada delapan atau sepuluh hari di Yerusalem. Sesudah itu ia pulang ke Kaisarea. Pada keesokan harinya ia mengadakan sidang pengadilan, dan menyuruh menghadapkan Paulus.
25:7 Sesudah Paulus tiba di situ, semua orang Yahudi yang datang dari Yerusalem berdiri mengelilinginya dan mereka mengemukakan banyak tuduhan berat terhadap dia yang tidak dapat mereka buktikan.
25:8 Sebaliknya Paulus membela diri, katanya: "Aku sedikit pun tidak bersalah, baik terhadap hukum Taurat orang Yahudi maupun terhadap Bait Allah atau terhadap Kaisar."
25:9 Tetapi Festus yang hendak mengambil hati orang Yahudi, menjawab Paulus, katanya: "Apakah engkau bersedia pergi ke Yerusalem, supaya engkau dihakimi di sana di hadapanku tentang perkara ini?"
25:10 Tetapi kata Paulus: "Aku sekarang berdiri di sini di hadapan pengadilan Kaisar dan di sinilah aku harus dihakimi. Seperti engkau sendiri tahu benar-benar, sedikit pun aku tidak berbuat salah terhadap orang Yahudi.
25:11 Jadi, jika aku benar-benar bersalah dan berbuat sesuatu kejahatan yang setimpal dengan hukuman mati, aku rela mati, tetapi, jika apa yang mereka tuduhkan itu terhadap aku ternyata tidak benar, tidak ada seorang pun yang berhak menyerahkan aku sebagai suatu anugerah kepada mereka. Aku naik banding kepada Kaisar!"
25:12 Setelah berunding dengan anggota-anggota pengadilan, Festus menjawab: "Engkau telah naik banding kepada Kaisar, jadi engkau harus pergi menghadap Kaisar."
25:13 Beberapa hari kemudian datanglah raja Agripa dengan Bernike ke Kaisarea untuk mengadakan kunjungan kehormatan kepada Festus.
25:14 Karena mereka beberapa hari lamanya tinggal di situ, Festus memaparkan perkara Paulus kepada raja itu, katanya: "Di sini ada seorang tahanan yang ditinggalkan Feliks pada waktu ia pergi.
25:15 Ketika aku berada di Yerusalem, imam-imam kepala dan tua-tua orang Yahudi mengajukan dakwaan terhadap orang itu dan meminta supaya ia dihukum.
25:16 Aku menjawab mereka, bahwa bukanlah kebiasaan pada orang-orang Roma untuk menyerahkan seorang terdakwa sebagai suatu anugerah sebelum ia dihadapkan dengan orang-orang yang menuduhnya dan diberi kesempatan untuk membela diri terhadap tuduhan itu.
25:17 Karena itu mereka turut bersama-sama dengan aku ke mari. Pada keesokan harinya aku segera mengadakan sidang pengadilan dan menyuruh menghadapkan orang itu.
25:18 Tetapi ketika para pendakwa berdiri di sekelilingnya, mereka tidak mengajukan suatu tuduhan pun tentang perbuatan jahat seperti yang telah aku duga.
25:19 Tetapi mereka hanya berselisih paham dengan dia tentang soal-soal agama mereka, dan tentang seorang bernama Yesus, yang sudah mati, sedangkan Paulus katakan dengan pasti, bahwa Ia hidup.
25:20 Karena aku ragu-ragu bagaimana aku harus memeriksa perkara-perkara seperti itu, aku menanyakan apakah ia mau pergi ke Yerusalem, supaya perkaranya dihakimi di situ.
25:21 Tetapi Paulus naik banding. Ia minta, supaya ia tinggal dalam tahanan dan menunggu, sampai perkaranya diputuskan oleh Kaisar. Karena itu aku menyuruh menahan dia sampai aku dapat mengirim dia kepada Kaisar."
25:22 Kata Agripa kepada Festus: "Aku ingin mendengar orang itu sendiri." Jawab Festus: "Besok engkau akan mendengar dia."
25:23 Pada keesokan harinya datanglah Agripa dan Bernike dengan segala kebesaran dan sesudah mereka masuk ruang pengadilan bersama-sama dengan kepala-kepala pasukan dan orang-orang yang terkemuka dari kota itu, Festus memberi perintah, supaya Paulus dihadapkan.
25:24 Festus berkata: "Ya raja Agripa serta semua yang hadir di sini bersama-sama dengan kami. Lihatlah orang ini, yang dituduh oleh semua orang Yahudi, baik yang di Yerusalem, maupun yang di sini. Mereka telah datang kepadaku dan sambil berteriak-teriak mereka mengatakan, bahwa ia tidak boleh hidup lebih lama.
25:25 Tetapi ternyata kepadaku, bahwa ia tidak berbuat sesuatu pun yang setimpal dengan hukuman mati dan karena ia naik banding kepada Kaisar, aku memutuskan untuk mengirim dia menghadap Kaisar.
25:26 Tetapi tidak ada apa-apa yang pasti yang harus kutulis kepada Kaisar tentang dia. Itulah sebabnya aku menghadapkan dia di sini kepada kamu semua, terutama kepadamu, raja Agripa, supaya, setelah diadakan pemeriksaan, aku dapat menuliskan sesuatu.
25:27 Sebab pada hematku tidaklah wajar untuk mengirim seorang tahanan dengan tidak menyatakan tuduhan-tuduhan yang diajukan terhadap dia."

26:1 Kata Agripa kepada Paulus: "Engkau diberi kesempatan untuk membela diri." Paulus memberi isyarat dengan tangannya, lalu memberi pembelaannya seperti berikut:
26:2 "Ya raja Agripa, aku merasa berbahagia, karena pada hari ini aku diperkenankan untuk memberi pertanggungan jawab di hadapanmu terhadap segala tuduhan yang diajukan orang-orang Yahudi terhadap diriku,
26:3 terutama karena engkau tahu benar-benar adat istiadat dan persoalan orang Yahudi. Sebab itu aku minta kepadamu, supaya engkau mendengarkan aku dengan sabar.
26:4 Semua orang Yahudi mengetahui jalan hidupku sejak masa mudaku, sebab dari semula aku hidup di tengah-tengah bangsaku di Yerusalem.
26:5 Sudah lama mereka mengenal aku dan sekiranya mereka mau, mereka dapat memberi kesaksian, bahwa aku telah hidup sebagai seorang Farisi menurut mazhab yang paling keras dalam agama kita.
26:6 Dan sekarang aku harus menghadap pengadilan oleh sebab aku mengharapkan kegenapan janji, yang diberikan Allah kepada nenek moyang kita,
26:7 dan yang dinantikan oleh kedua belas suku kita, sementara mereka siang malam melakukan ibadahnya dengan tekun. Dan karena pengharapan itulah, ya raja Agripa, aku dituduh orang-orang Yahudi.
26:8 Mengapa kamu menganggap mustahil, bahwa Allah membangkitkan orang mati?
26:9 Bagaimanapun juga, aku sendiri pernah menyangka, bahwa aku harus keras bertindak menentang nama Yesus dari Nazaret.
26:10 Hal itu kulakukan juga di Yerusalem. Aku bukan saja telah memasukkan banyak orang kudus ke dalam penjara, setelah aku memperoleh kuasa dari imam-imam kepala, tetapi aku juga setuju, jika mereka dihukum mati.
26:11 Dalam rumah-rumah ibadat aku sering menyiksa mereka dan memaksanya untuk menyangkal imannya dan dalam amarah yang meluap-luap aku mengejar mereka, bahkan sampai ke kota-kota asing."
26:12 "Dan dalam keadaan demikian, ketika aku dengan kuasa penuh dan tugas dari imam-imam kepala sedang dalam perjalanan ke Damsyik,
26:13 tiba-tiba, ya raja Agripa, pada tengah hari bolong aku melihat di tengah jalan itu cahaya yang lebih terang dari pada cahaya matahari, turun dari langit meliputi aku dan teman-teman seperjalananku.
26:14 Kami semua rebah ke tanah dan aku mendengar suatu suara yang mengatakan kepadaku dalam bahasa Ibrani: Saulus, Saulus, mengapa engkau menganiaya Aku? Sukar bagimu menendang ke galah rangsang.
26:15 Tetapi aku menjawab: Siapa Engkau, Tuhan? Kata Tuhan: Akulah Yesus, yang kauaniaya itu.
26:16 Tetapi sekarang, bangunlah dan berdirilah. Aku menampakkan diri kepadamu untuk menetapkan engkau menjadi pelayan dan saksi tentang segala sesuatu yang telah kaulihat dari pada-Ku dan tentang apa yang akan Kuperlihatkan kepadamu nanti.
26:17 Aku akan mengasingkan engkau dari bangsa ini dan dari bangsa-bangsa lain. Dan Aku akan mengutus engkau kepada mereka,
26:18 untuk membuka mata mereka, supaya mereka berbalik dari kegelapan kepada terang dan dari kuasa Iblis kepada Allah, supaya mereka oleh iman mereka kepada-Ku memperoleh pengampunan dosa dan mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang yang dikuduskan.
26:19 Sebab itu, ya raja Agripa, kepada penglihatan yang dari sorga itu tidak pernah aku tidak taat.
26:20 Tetapi mula-mula aku memberitakan kepada orang-orang Yahudi di Damsyik, di Yerusalem dan di seluruh tanah Yudea, dan juga kepada bangsa-bangsa lain, bahwa mereka harus bertobat dan berbalik kepada Allah serta melakukan pekerjaan-pekerjaan yang sesuai dengan pertobatan itu.
26:21 Karena itulah orang-orang Yahudi menangkap aku di Bait Allah, dan mencoba membunuh aku.
26:22 Tetapi oleh pertolongan Allah aku dapat hidup sampai sekarang dan memberi kesaksian kepada orang-orang kecil dan orang-orang besar. Dan apa yang kuberitakan itu tidak lain dari pada yang sebelumnya telah diberitahukan oleh para nabi dan juga oleh Musa,
26:23 yaitu, bahwa Mesias harus menderita sengsara dan bahwa Ia adalah yang pertama yang akan bangkit dari antara orang mati, dan bahwa Ia akan memberitakan terang kepada bangsa ini dan kepada bangsa-bangsa lain."
26:24 Sementara Paulus mengemukakan semuanya itu untuk mempertanggungjawabkan pekerjaannya, berkatalah Festus dengan suara keras: "Engkau gila, Paulus! Ilmumu yang banyak itu membuat engkau gila."
26:25 Tetapi Paulus menjawab: "Aku tidak gila, Festus yang mulia! Aku mengatakan kebenaran dengan pikiran yang sehat!
26:26 Raja juga tahu tentang segala perkara ini, sebab itu aku berani berbicara terus terang kepadanya. Aku yakin, bahwa tidak ada sesuatu pun dari semuanya ini yang belum didengarnya, karena perkara ini tidak terjadi di tempat yang terpencil.
26:27 Percayakah engkau, raja Agripa, kepada para nabi? Aku tahu, bahwa engkau percaya kepada mereka."
26:28 Jawab Agripa: "Hampir-hampir saja kauyakinkan aku menjadi orang Kristen!"
26:29 Kata Paulus: "Aku mau berdoa kepada Allah, supaya segera atau lama-kelamaan bukan hanya engkau saja, tetapi semua orang lain yang hadir di sini dan yang mendengarkan perkataanku menjadi sama seperti aku, kecuali belenggu-belenggu ini."
26:30 Lalu bangkitlah raja dan wali negeri serta Bernike dan semua orang yang duduk bersama-sama mereka.
26:31 Sementara mereka keluar, mereka berkata seorang kepada yang lain: "Orang itu tidak melakukan sesuatu yang setimpal dengan hukuman mati atau hukuman penjara."
26:32 Kata Agripa kepada Festus: "Orang itu sebenarnya sudah dapat dibebaskan sekiranya ia tidak naik banding kepada Kaisar."

27:1 Setelah diputuskan, bahwa kami akan berlayar ke Italia, maka Paulus dan beberapa orang tahanan lain diserahkan kepada seorang perwira yang bernama Yulius dari pasukan Kaisar.
27:2 Kami naik ke sebuah kapal dari Adramitium yang akan berangkat ke pelabuhan-pelabuhan di sepanjang pantai Asia, lalu kami bertolak. Aristarkhus, seorang Makedonia dari Tesalonika, menyertai kami.
27:3 Pada keesokan harinya kami singgah di Sidon. Yulius memperlakukan Paulus dengan ramah dan memperbolehkannya mengunjungi sahabat-sahabatnya, supaya mereka melengkapkan keperluannya.
27:4 Oleh karena angin sakal kami berlayar dari situ menyusur pantai Siprus.
27:5 Dan setelah mengarungi laut di depan Kilikia dan Pamfilia, sampailah kami di Mira, di daerah Likia.
27:6 Di situ perwira kami menemukan sebuah kapal dari Aleksandria yang hendak berlayar ke Italia. Ia memindahkan kami ke kapal itu.
27:7 Selama beberapa hari berlayar, kami hampir-hampir tidak maju dan dengan susah payah kami mendekati Knidus. Karena angin tetap tidak baik, kami menyusur pantai Kreta melewati tanjung Salmone.
27:8 Sesudah kami dengan susah payah melewati tanjung itu, sampailah kami di sebuah tempat bernama Pelabuhan Indah, dekat kota Lasea.
27:9 Sementara itu sudah banyak waktu yang hilang. Waktu puasa sudah lampau dan sudah berbahaya untuk melanjutkan pelayaran. Sebab itu Paulus memperingatkan mereka, katanya:
27:10 "Saudara-saudara, aku lihat, bahwa pelayaran kita akan mendatangkan kesukaran-kesukaran dan kerugian besar, bukan saja bagi muatan dan kapal, tetapi juga bagi nyawa kita."
27:11 Tetapi perwira itu lebih percaya kepada jurumudi dan nakhoda dari pada kepada perkataan Paulus.
27:12 Karena pelabuhan itu tidak baik untuk tinggal di situ selama musim dingin, maka kebanyakan dari mereka lebih setuju untuk berlayar terus dan mencoba mencapai kota Feniks untuk tinggal di situ selama musim dingin. Kota Feniks adalah sebuah pelabuhan pulau Kreta, yang terbuka ke arah barat daya dan ke arah barat laut.
27:13 Pada waktu itu angin sepoi-sepoi bertiup dari selatan. Mereka menyangka, bahwa maksud mereka sudah tentu akan tercapai. Mereka membongkar sauh, lalu berlayar dekat sekali menyusur pantai Kreta.
27:14 Tetapi tidak berapa lama kemudian turunlah dari arah pulau itu angin badai, yang disebut angin "Timur Laut".
27:15 Kapal itu dilandanya dan tidak tahan menghadapi angin haluan. Karena itu kami menyerah saja dan membiarkan kapal kami terombang-ambing.
27:16 Kemudian kami hanyut sampai ke pantai sebuah pulau kecil bernama Kauda, dan di situ dengan susah payah kami dapat menguasai sekoci kapal itu.
27:17 Dan setelah sekoci itu dinaikkan ke atas kapal, mereka memasang alat-alat penolong dengan meliliti kapal itu dengan tali. Dan karena takut terdampar di beting Sirtis, mereka menurunkan layar dan membiarkan kapal itu terapung-apung saja.
27:18 Karena kami sangat hebat diombang-ambingkan angin badai, maka pada keesokan harinya mereka mulai membuang muatan kapal ke laut.
27:19 Dan pada hari yang ketiga mereka membuang alat-alat kapal dengan tangan mereka sendiri.
27:20 Setelah beberapa hari lamanya baik matahari maupun bintang-bintang tidak kelihatan, dan angin badai yang dahsyat terus-menerus mengancam kami, akhirnya putuslah segala harapan kami untuk dapat menyelamatkan diri kami.
27:21 Dan karena mereka beberapa lamanya tidak makan, berdirilah Paulus di tengah-tengah mereka dan berkata: "Saudara-saudara, jika sekiranya nasihatku dituruti, supaya kita jangan berlayar dari Kreta, kita pasti terpelihara dari kesukaran dan kerugian ini!
27:22 Tetapi sekarang, juga dalam kesukaran ini, aku menasihatkan kamu, supaya kamu tetap bertabah hati, sebab tidak seorang pun di antara kamu yang akan binasa, kecuali kapal ini.
27:23 Karena tadi malam seorang malaikat dari Allah, yaitu dari Allah yang aku sembah sebagai milik-Nya, berdiri di sisiku,
27:24 dan ia berkata: Jangan takut, Paulus! Engkau harus menghadap Kaisar; dan sesungguhnya oleh karunia Allah, maka semua orang yang ada bersama-sama dengan engkau di kapal ini akan selamat karena engkau.
27:25 Sebab itu tabahkanlah hatimu, saudara-saudara! Karena aku percaya kepada Allah, bahwa semuanya pasti terjadi sama seperti yang dinyatakan kepadaku.
27:26 Namun kita harus mendamparkan kapal ini di salah satu pulau."
27:27 Malam yang keempat belas sudah tiba dan kami masih tetap terombang-ambing di laut Adria. Tetapi kira-kira tengah malam anak-anak kapal merasa, bahwa mereka telah dekat daratan.
27:28 Lalu mereka mengulurkan batu duga, dan ternyata air di situ dua puluh depa dalamnya. Setelah maju sedikit mereka menduga lagi dan ternyata lima belas depa.
27:29 Dan karena takut, bahwa kami akan terkandas di salah satu batu karang, mereka membuang empat sauh di buritan, dan kami sangat berharap mudah-mudahan hari lekas siang.
27:30 Akan tetapi anak-anak kapal berusaha untuk melarikan diri dari kapal. Mereka menurunkan sekoci, dan berbuat seolah-olah mereka hendak melabuhkan beberapa sauh di haluan.
27:31 Karena itu Paulus berkata kepada perwira dan prajurit-prajuritnya: "Jika mereka tidak tinggal di kapal, kamu tidak mungkin selamat."
27:32 Lalu prajurit-prajurit itu memotong tali sekoci dan membiarkannya hanyut.
27:33 Ketika hari menjelang siang, Paulus mengajak semua orang untuk makan, katanya: "Sudah empat belas hari lamanya kamu menanti-nanti saja, menahan lapar dan tidak makan apa-apa.
27:34 Karena itu aku menasihati kamu, supaya kamu makan dahulu. Hal itu perlu untuk keselamatanmu. Tidak seorang pun di antara kamu akan kehilangan sehelai pun dari rambut kepalanya."
27:35 Sesudah berkata demikian, ia mengambil roti, mengucap syukur kepada Allah di hadapan semua mereka, memecah-mecahkannya, lalu mulai makan.
27:36 Maka kuatlah hati semua orang itu, dan mereka pun makan juga.
27:37 Jumlah kami semua yang di kapal itu dua ratus tujuh puluh enam jiwa.
27:38 Setelah makan kenyang, mereka membuang muatan gandum ke laut untuk meringankan kapal itu.
27:39 Dan ketika hari mulai siang, mereka melihat suatu teluk yang rata pantainya. Walaupun mereka tidak mengenal daratan itu, mereka memutuskan untuk sedapat mungkin mendamparkan kapal itu ke situ.
27:40 Mereka melepaskan tali-tali sauh, lalu meninggalkan sauh-sauh itu di dasar laut. Sementara itu mereka mengulurkan tali-tali kemudi, memasang layar topang, supaya angin meniup kapal itu menuju pantai.
27:41 Tetapi mereka melanggar busung pasir, dan terkandaslah kapal itu. Haluannya terpancang dan tidak dapat bergerak dan buritannya hancur dipukul oleh gelombang yang hebat.
27:42 Pada waktu itu prajurit-prajurit bermaksud untuk membunuh tahanan-tahanan, supaya jangan ada seorang pun yang melarikan diri dengan berenang.
27:43 Tetapi perwira itu ingin menyelamatkan Paulus. Karena itu ia menggagalkan maksud mereka, dan memerintahkan, supaya orang-orang yang pandai berenang lebih dahulu terjun ke laut dan naik ke darat,
27:44 dan supaya orang-orang lain menyusul dengan mempergunakan papan atau pecahan-pecahan kapal. Demikianlah mereka semua selamat naik ke darat.

28:1 Setelah kami tiba dengan selamat di pantai, barulah kami tahu, bahwa daratan itu adalah pulau Malta.
28:2 Penduduk pulau itu sangat ramah terhadap kami. Mereka menyalakan api besar dan mengajak kami semua ke situ karena telah mulai hujan dan hawanya dingin.
28:3 Ketika Paulus memungut seberkas ranting-ranting dan meletakkannya di atas api, keluarlah seekor ular beludak karena panasnya api itu, lalu menggigit tangannya.
28:4 Ketika orang-orang itu melihat ular itu terpaut pada tangan Paulus, mereka berkata seorang kepada yang lain: "Orang ini sudah pasti seorang pembunuh, sebab, meskipun ia telah luput dari laut, ia tidak dibiarkan hidup oleh Dewi Keadilan."
28:5 Tetapi Paulus mengibaskan ular itu ke dalam api, dan ia sama sekali tidak menderita sesuatu.
28:6 Namun mereka menyangka, bahwa ia akan bengkak atau akan mati rebah seketika itu juga. Tetapi sesudah lama menanti-nanti, mereka melihat, bahwa tidak ada apa-apa yang terjadi padanya, maka sebaliknya mereka berpendapat, bahwa ia seorang dewa.
28:7 Tidak jauh dari tempat itu ada tanah milik gubernur pulau itu. Gubernur itu namanya Publius. Ia menyambut kami dan menjamu kami dengan ramahnya selama tiga hari.
28:8 Ketika itu ayah Publius terbaring karena sakit demam dan disentri. Paulus masuk ke kamarnya; ia berdoa serta menumpangkan tangan ke atasnya dan menyembuhkan dia.
28:9 Sesudah peristiwa itu datanglah juga orang-orang sakit lain dari pulau itu dan mereka pun disembuhkan juga.
28:10 Mereka sangat menghormati kami dan ketika kami bertolak, mereka menyediakan segala sesuatu yang kami perlukan.

28:11 Tiga bulan kemudian kami berangkat dari situ naik sebuah kapal dari Aleksandria yang selama musim dingin berlabuh di pulau itu. Kapal itu memakai lambang Dioskuri.
28:12 Kami singgah di Sirakusa dan tinggal di situ tiga hari lamanya.
28:13 Dari situ kami menyusur pantai, lalu sampai ke Regium. Sehari kemudian bertiuplah angin selatan dan pada hari kedua sampailah kami di Putioli.
28:14 Di situ kami berjumpa dengan anggota-anggota jemaat, dan atas undangan mereka kami tinggal tujuh hari bersama-sama mereka. Sesudah itu kami berangkat ke Roma.
28:15 Saudara-saudara yang di sana telah mendengar tentang hal ihwal kami dan mereka datang menjumpai kami sampai ke Forum Apius dan Tres Taberne. Ketika Paulus melihat mereka, ia mengucap syukur kepada Allah lalu kuatlah hatinya.
28:16 Setelah kami tiba di Roma, Paulus diperbolehkan tinggal dalam rumah sendiri bersama-sama seorang prajurit yang mengawalnya.
28:17 Tiga hari kemudian Paulus memanggil orang-orang terkemuka bangsa Yahudi dan setelah mereka berkumpul, Paulus berkata: "Saudara-saudara, meskipun aku tidak berbuat kesalahan terhadap bangsa kita atau terhadap adat istiadat nenek moyang kita, namun aku ditangkap di Yerusalem dan diserahkan kepada orang-orang Roma.
28:18 Setelah aku diperiksa, mereka bermaksud melepaskan aku, karena tidak terdapat suatu kesalahan pun padaku yang setimpal dengan hukuman mati.
28:19 Akan tetapi orang-orang Yahudi menentangnya dan karena itu terpaksalah aku naik banding kepada Kaisar, tetapi bukan dengan maksud untuk mengadukan bangsaku.
28:20 Itulah sebabnya aku meminta, supaya aku melihat kamu dan berbicara dengan kamu, sebab justru karena pengharapan Israellah aku diikat dengan belenggu ini."
28:21 Akan tetapi mereka berkata kepadanya: "Kami tidak menerima surat-surat dari Yudea tentang engkau dan juga tidak seorang pun dari saudara-saudara kita datang memberitakan apa-apa yang jahat mengenai engkau.
28:22 Tetapi kami ingin mendengar dari engkau, bagaimana pikiranmu, sebab tentang mazhab ini kami tahu, bahwa di mana-mana pun ia mendapat perlawanan."
28:23 Lalu mereka menentukan suatu hari untuk Paulus. Pada hari yang ditentukan itu datanglah mereka dalam jumlah besar ke tempat tumpangannya. Ia menerangkan dan memberi kesaksian kepada mereka tentang Kerajaan Allah; dan berdasarkan hukum Musa dan kitab para nabi ia berusaha meyakinkan mereka tentang Yesus. Hal itu berlangsung dari pagi sampai sore.
28:24 Ada yang dapat diyakinkan oleh perkataannya, ada yang tetap tidak percaya.
28:25 Maka bubarlah pertemuan itu dengan tidak ada kesesuaian di antara mereka. Tetapi Paulus masih mengatakan perkataan yang satu ini: "Tepatlah firman yang disampaikan Roh Kudus kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi Yesaya:
28:26 Pergilah kepada bangsa ini, dan katakanlah: Kamu akan mendengar dan mendengar, namun tidak mengerti, kamu akan melihat dan melihat, namun tidak menanggap.
28:27 Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan telinganya berat mendengar, dan matanya melekat tertutup; supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu berbalik sehingga Aku menyembuhkan mereka.
28:28 Sebab itu kamu harus tahu, bahwa keselamatan yang dari pada Allah ini disampaikan kepada bangsa-bangsa lain dan mereka akan mendengarnya."
28:29 [Dan setelah Paulus berkata demikian, pergilah orang-orang Yahudi itu dengan banyak perbedaan paham antara mereka.]
28:30 Dan Paulus tinggal dua tahun penuh di rumah yang disewanya sendiri itu; ia menerima semua orang yang datang kepadanya.
28:31 Dengan terus terang dan tanpa rintangan apa-apa ia memberitakan Kerajaan Allah dan mengajar tentang Tuhan Yesus Kristus.




Sidang Paulus yang pertama di hadapan Feliks. Feliks adalah seorang penguasa yang jahat dan tidak adil. Orang-orang yang mendakwa Paulus bukanlah orang-orang Yahudi yang berasal dari Asia, melainkan dari Yerusalem. Mereka menyewa seorang pengacara bangsa Romawi bernama Tertulus. Tertulus mulai menyampaikan tuduhannya di hadapan sidang dengan terlebih dahulu memuji-muji Feliks pemimpin yang jahat itu. Kemudian ia menyampaikan dua dakwaan Paulus:

• Paulus adalah seorang anggota sekte Nasrani.
• Ia telah melanggar kekudusan Bait Allah.


Paulus tidak memiliki pengacara, tetapi dengan keahliannya ia membela kasusnya sendiri. Ia membuktikan bahwa ia tidak melanggar kekudusan Bait Allah. Ia memberitahukan mereka semuanya bahwa ia adalah seorang Kristen dan agama itulah sebenarnya "agama Yahudi yang benar". Paulus memenangkan persidangan ini. Seharusnya ia segera dibebaskan, tetapi Feliks takut kepada para pemimpin Yahudi, sehingga ia menunda keputusannya dan membiarkan Paulus tetap dalam penjara. Bacalah Kisah Para Rasul 24.



1. DI HADAPAN FESTUS


Karena Feliks seorang pemimpin yang jahat, maka Kaisar Nero mengganti dia dengan Ponsius Festus. Festus diharapkan menjadi seorang pemimpin yang lebih baik daripada Feliks. Karena Festus adalah pemimpin baru, maka orang-orang Yahudi sekali lagi membawa perkara Paulus di hadapan Festus. Pada saat itu Festus sedang pergi ke Yerusalem untuk mengadakan pertemuan dengan para Yahudi di sana. Mereka meminta Paulus dikembalikan ke Yerusalem untuk disidangkan di sana. Mereka masih merencanakan untuk membunuhnya. Festus menolak permintaan itu, tetapi ia mengijinkan mereka meneruskan kasus mereka di Kaisarea. Karena itulah Paulus disidang untuk kedua kalinya. Kali ini ia dibawa di hadapan Festus.

Orang-orang Yahudi menuduh bahwa Paulus menyebabkan banyak masalah di antara orang Yahudi, bahwa ia menyembah kepada Allah dengan cara yang salah, dan ia berusaha menjatuhkan pemerintahan Romawi. Karena Festus tidak mengerti tuduhan yang dituduhkan terhadap Paulus, ia minta agar perkara itu dibawa kepada Mahkamah Agama di kota Yerusalem. Paulus yakin bahwa dia tidak akan disidangkan secara adil di hadapan para pemimpin Yahudi di Yerusalem. Paulus adalah seorang warga negara Romawi. Oleh karena itu, ia berhak menolak untuk pergi ke Yerusalem. Paulus naik banding kepada Kaisar. Kisah Para Rasul 25:11. Rupanya Festus terkejut, tetapi mau tidak mau ia harus menerima permohonan Paulus. Festus menjawab: "Engkau telah naik banding kepada Kaisar, jadi engkau harus pergi menghadap Kaisar." Bacalah Kisah Para Rasul 25:1-21.



2. DI HADAPAN AGRIPA


Bacalah: Kisah Para Rasul 25:22-27. Perubahan kasus ini menempatkan Festus berada dalam posisi yang memalukan. Ia tidak dapat mengajukan satu tuduhanpun kepada Paulus. Dengan menyerahkan kasus ini kepada Kaisar, tanpa ada satu tuduhanpun, akan menjadikan Festus seorang yang bodoh. Ia mungkin akan kehilangan kedudukannya sebagai pemimpin. Namun kebetulan, waktu itu Herodes Agripa II dan saudara perempuannya sedang mengunjungi Festus. Festus beranggapan bahwa dengan mendengarkan apa yang dikatakan oleh tahanan ini menghibur mereka semuanya. Lagi pula, Agripa tahu benar tentang adat-istiadat dan peraturan agama Yahudi. Festus juga beranggapan bahwa mungkin Agripa dapat menolongnya menyiapkan kasus ini untuk dikirimkan bersama Paulus ke Roma. Acara yang hebat telah disiapkan. Paulus dibawa menghadap sidang dan Agripa memimpin persidangan itu. Paulus mulai berbicara. Ia menceritakan pengalamannya, dari saat Yesus berbicara kepadanya dalam perjalanannya menuju Damsyik sampai waktu itu. Kemudian ia mulai memberitakan Firman tentang Yesus Kristus supaya dapat memenangkan gubernur itu bagi Yesus. Bacalah Kisah Para Rasul 26. Festus, Agripa dan yang lain yang hadir di situ merasa sangat terkesan. Begitu terkesannya raja Agripa sehingga ia berkata: "Paulus, hampir-hampir saja kauyakinkan aku menjadi orang Kristen!" (Kisah Para Rasul 26:28) Semua pemimpin yang hadir di persidangan itu setuju bahwa Paulus tidak melakukan kesalahan yang setimpal dengan hukum mati. Tetapi mereka enggan melepaskannya.



3. BERLAYAR KE ROMA


Bacalah Kisah Para Rasul 27:1-13. Beberapa hari setelah persidangan itu, Festus mengizinkan Paulus untuk memulai perjalanannya ke Roma. Seorang perwira bernama Yulius menjaga Paulus dan para tahanan lainnya. Lukas dan Aristarkus pergi bersama Paulus. Mereka mulai menuju pelabuhan di sepanjang pantai Asia. Setelah sehari mereka sampai di Sidon, dan Paulus diijinkan untuk mengunjungi teman- temannya di kota itu. Kemudian, mereka berlayar lagi ke utara Siprus dan meneruskan ke Mira, sebuah kota di Likia. Di sini mereka menumpang kapal yang langsung menuju ke Italia. Setelah beberapa hari mereka akhirnya mencapai Pelabuhan Indah di pulau Kreta. Musim badai sudah datang. Oleh karena itu, Paulus memperingatkan mereka supaya tetap tinggal di sana hingga badai berlalu. Tetapi banyak orang, termasuk nahkoda dan pemilik kapal, memutuskan untuk meneruskan perjalanan ke kota Feniks dan tinggal di sana selama musim dingin.



4. KANDAS DI MALIA


Bacalah Kisah Para Rasul: 27:14-44. Ketika mereka meninggalkan Pelabuhan Indah, mereka merencanakan untuk tinggal berlayar tidak jauh dari pantai beberapa jam. Tetapi angin kencang melanda dan menghanyutkan mereka sampai ke Pulau Kauda. Mereka terhanyut dan karena takut terdampar di tebing Sirtis, mereka membuang muatan kapal ke laut dan menurunkan layar untuk membuat kapal lebih ringan. Selama beberapa hari lamanya baik matahari maupun bintang tidak kelihatan, sehingga para pelaut itu tidak tahu di mana mereka berada. Akhirnya mereka kehilangan harapan untuk selamat.

Pada waktu itulah Paulus berkata: "Saudara-saudara, jika sekiranya nasihatku dituruti, supaya kita jangan berlayar dari Kreta, kita pasti terpelihara dari kesukaran dan kerugian ini! Tetapi sekarang, juga dalam kesukaran ini, aku menasihatkan kamu, supaya kamu tetap bertabah hati, sebab tidak seorangpun di antara kamu yang akan binasa, kecuali kapal ini. Karena tadi malam seorang malaikat dari Allah, yaitu dari Allah yang aku sembah sebagai milik-Nya, berdiri di sisiku, dan ia berkata: Jangan takut, Paulus! Engkau harus menghadap Kaisar dan sesungguhnya oleh karunia Allah, maka semua orang yang ada bersama-sama dengan engkau di kapal ini akan selamat karena engkau." (Kisah Para Rasul 27:21-24)

Selama 14 hari kapal terombang-ambing di lautan. Kemudian pada suatu malam pelaut-pelaut itu mendengar suara ombak memecah pantai. Mereka melempar sauh dan berharap kapal mereka tidak kandas di batu karang. Kemudian mereka menunggu sampai pagi.

Beberapa anak buah kapal tidak mau menunggu sampai pagi. Mereka mencoba meninggalkan kapal dengan sekoci. Waktu melihat hal ini Paulus berkata kepada perwira dan prajurit-prajuritnya "Jika mereka tidak tinggal di kapal, kamu tidak mungkin selamat." (Kisah Para Rasul 27:31) Sehingga anak-anak kapal tidak diizinkan untuk meninggalkan kapal.

Paulus memberikan mereka satu janji bahwa mereka tidak akan celaka. Lalu ia mengambil sepotong roti dan mengucap syukur pada Tuhan. Mereka semua makan dan kuat hatinya.

Ketika pagi tiba mereka membuang lebih banyak muatan dan mencoba sedapat mungkin mendamparkan kapal ke pantai, tetapi kapal itu kandas. Pada waktu itu, para prajurit bermaksud untuk membunuh para tahanan supaya jangan seorangpun dari mereka yang melarikan diri. Namun, perwira itu melarang dan memerintahkan, supaya orang-orang yang pandai berenang lebih dahulu terjun ke laut dan naik ke darat, dan supaya orang-orang lain menyusul dengan mempergunakan papan atau pecahan-pecahan kapal." (Kisah Para Rasul 27:43-44)

Demikianlah mereka semua mendarat di pulau Malta. Karena hawanya dingin, mereka membuat api unggun. Saat Paulus memungut seberkas ranting-ranting, seekor ular beludak menggigit tangannya. Seseorang dari mereka berkata, "Orang ini pasti pembunuh, sebab meskipun ia telah luput dari laut, ia tidak dibiarkan hidup oleh Dewi Keadilan." (Kisah Para Rasul 28:4)

Dengan tenang, Paulus mengibaskan ular itu ke dalam api. Orang- orang melihat kepada Paulus dan menanti. Tangannya sama sekali tidak bengkak. Ia seharusnya rebah dan mati. "Ia seorang dewa! mereka berbisik." (Kisah Para Rasul 28:6) Publius, gubernur pulau itu, mengundang dan menjamu para awak kapal itu ke rumahnya. Di sana Paulus melihat ayah Publius terbaring karena sakit demam dan disentri. Lalu Paulus berdoa dan menumpangkan tangannya ke atas orang tua itu dan menyembuhkan dia. Setelah peristiwa itu, mereka membawa orang-orang yang sakit kepada Paulus dan merekapun disembuhkan juga. Baca kisah ini di dalam Kisah Para Rasul 28:1-10. Tiga bulan kemudian, Paulus dan yang lainnya meninggalkan tempat itu menuju ke Roma. Orang-orang di pulau itu memberi banyak hadiah dan bekal untuk perjalanan. Kemudian sampailah berita di Roma bahwa Paulus akan segera datang.

Kapal Paulus berlabuh di Teluk Napel, kurang lebih 210 kilometer dari Roma. Paulus sangat bersukacita ketika dua kelompok anggota- anggota jemaat dan saudara Kristen menjumpainya 65 kilometer jauhnya dari Roma. Lalu mereka melanjutkan perjalanannya ke Roma.

Akhirnya Paulus tiba di ibukota Kekaisaran Roma. Roma adalah kota yang terpenting di dunia pada masa itu.

Artikel terkait :
R O M A, di http://www.sarapanpagi.org/roma-vt1664.html#p6615



5. PEMENJARAAN PAULUS


Ketika mereka tiba di Roma semua tahanan kecuali Paulus dimasukkan ke dalam penjara. Karena beberapa alasan Paulus diberi hak istimewa. Paulus dirantai bersama dengan seorang prajurit, tetapi ia tinggal dalam rumah sendiri. Ia diizinkan menerima kunjungan dari teman-temannya.

Pada waktu itu terdapat banyak orang Yahudi yang menetap di Roma. Tiga hari setelah Paulus tiba di kota itu, ia mengundang orang- orang terkemuka bangsa Yahudi. Ia memberitahukan mereka semua hal yang telah terjadi padanya. Mereka menjawab bahwa mereka tidak pernah menerima surat tentang Paulus dari orang-orang Yahudi di Yerusalem. Tampaknya mereka ingin tahu lebih banyak tentang kepercayaan Kristen. Oleh karena itu, mereka semua menentukan hari untuk mendengar apa yang akan diajarkan oleh Paulus. Ketika waktunya tiba, datanglah banyak orang untuk mendengarkan Paulus berkhotbah tentang Injil Kristus. Dari pagi sampai sore ia menerangkan kebenaran-kebenaran Kristus. Beberapa orang menjadi percaya dan beberapa lainnya tetap tidak percaya. Paulus mengatakan kepada mereka bahwa ia akan menghabiskan waktunya di Roma mengajar bangsa-bangsa lain.

Paulus berharap dapat menghadapi persidangan dalam waktu yang cepat dan segera dilepaskan. Dua tahun berlalu dan Paulus masih menunggu kabar. Paulus memberitakan Firman Tuhan, mengajar dan menyambut setiap orang yang datang mengunjunginya. Dia tidak pernah takut. Selama dua tahun itu banyak orang menerima Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat.



6. SURAT-SURAT YANG DITULIS DALAM PENJARA


Dua tahun dipenjara merupakan saat yang sibuk buat Paulus. Dia tidak hanya memenangkan banyak jiwa bagi Kristus, tetapi ia juga meluangkan banyak waktu untuk menulis empat surat, yang merupakan kitab-kitab dalam Perjanjian Baru. Keempat surat itu ialah:
a. Surat kepada Jemaat Filipi
b. Surat kepada Jemaat Efesus
c. Surat kepada Jemaat Kolose
d. Surat kepada Jemaat Filemon



7. SURAT KEPADA JEMAAT FILIPI


Surat ini ditulis untuk jemaat di Filipi. Mereka adalah salah satu jemaat yang paling disukai oleh Paulus. Jemaat Filipi telah mendengar tentang masalah yang dialami Paulus dan telah mengirimkan persembahan kasih kepadanya. Surat kepada jemaat di Filipi berisi tentang pernyataan kasih dan pengucapan syukur. Walaupun surat ini ditulis dari penjara, tetapi penuh dengan sukacita, keyakinan, iman, dan harapan.

Melalui pengalaman Paulus ini kita dapat belajar bahwa jikalau kita sungguh-sungguh mempersembahkan diri kita kepada Allah, Ia akan menolong kita mengatasi semua permasalahan kita. Saudara-saudara sesama orang Kristen yang berasal dari tempat-tempat yang jauh memberikan pertolongan kepada Paulus. Lukas bersama dia pada waktu itu. Timotius sering mengunjunginya. Efaproditus datang dari Filipi membawa salam kasih dari jemaat di sana dan tinggal bersama Paulus serta menolongnya.

Kemudian Efaproditus jatuh sakit, sakitnya begitu parah sehingga ia hampir mati. Paulus mengirimnya pulang kembali dengan sebuah surat. Surat inilah yang ditujukan kepada jemaat Filipi. Isinya mungkin kira-kira seperti ini: (menurut kata-kata pengarang pelajaran ini.)

"Sambutlah teman kita kembali dan hormatilah dia. Sebab oleh karena pekerjaan Kristus ia hampir mati, ia tidak memikirkan kepentingannya sendiri, hanya memikirkan orang lain dan harapan kalian untuk menolongku."

"Aku sangat bersyukur karena kamu. Setelah aku meninggalkan kamu sekalian, hanya kamu sajalah yang mempunyai pikiran untuk memberikan semua pemberian ini kepadaku."

"Aku tidak kuatir tentang apapun yang kubutuhkan, karena aku telah belajar mencukupkan diriku dalam segala keadaan. Aku bersukacita saat aku berkelimpahan, tetapi aku juga tetap bersukacita saat aku dalam kekurangan. Aku dapat melakukan segala perkara melalui Kristus yang memberikan kekuatan kepadaku."

"Sekarang ini aku berkelimpahan dengan pemberian-pemberian yang kalian kirimkan melalui Efaproditus. Allahku akan memenuhi segala kebutuhanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya melalui AnakNya, Kristus Yesus. Bersukacitalah karena kamu boleh menjadi milik-Nya. Belajarlah untuk tidak kuatir, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan ucapan syukur. Dan kamu akan mengalami damai sejahtera Allah lebih dari apa yang kita dapat mengerti."

"Ingatlah semua yang benar, semua yang adil, mulia, suci dan manis, pikirkanlah semuanya ini. Tetap lakukan, semua yang telah kamu pelajari, terima, dengar, dan lihat dariku. Apapun hal baik yang kulakukan, semua karena pertolongan Kristus yang kupercayai dan kucintai. Aku tidak sempurna dalam segala sesuatu, tetapi aku tetap mengikuti-Nya. Aku telah meninggalkan semua kesalahanku dan melupakannya. Inilah yang aku lakukan: Aku mengarahkan diriku untuk mencapai tujuanku, yaitu panggilan surgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.

"Salam kepadamu dari saudara-saudara yang bersama-sama dengan aku di sini."



8. SURAT KEPADA FILEMON


Surat kepada Filemon berbeda dari surat-surat Paulus yang lain. Surat ini menceritakan tentang bagaimana Paulus mempertemukan dua orang yang bertobat. Waktu Paulus berada di Efesus, ia bertemu dengan orang-orang dari Asia. Salah satu dari mereka adalah seorang yang kaya dan orang penting di Kolose. Orang kaya yang bernama Filemon itu, menjadi Kristen melalui Firman Tuhan yang diberitakan oleh Paulus. Filemon menjadi pemimpin dari orang-orang Kristen di daerahnya. Mereka berkumpul di rumahnya untuk mengadakan kebaktian.

Filemon setidak-tidaknya memiliki satu orang budak, mungkin lebih. Salah satu dari budaknya bernama Onesimus, yang sangat menginginkan kebebasan dan merencanakan untuk melarikan diri. Kemudian Onesimus melarikan diri dan mungkin mengambil uang yang menjadi milik tuannya. Ia lalu pergi ke Roma. Di sana ia bertemu dan mendengarkan Firman Tuhan yang disampaikan Paulus. Paulus memenangkan Onesimus bagi Kristus dan mengatakan bahwa ia harus kembali kepada tuannya di Kolose. Pada mulanya Onesimus masih diliputi keraguan. Ia tidak ingin menyerahkan kebebasan yang baru saja ditemukannya. Paulus terus meminta Onesimus untuk kembali sebab hal ini adalah kewajibannya sebagai orang Kristen. Paulus berjanji untuk mengirimkan surat kepada Filemon untuk menerangkan apa yang telah terjadi. Akhirnya Onesimus bersedia kembali dan Paulus mengirim surat ini. Paulus memohonkan pembebasan untuk Onesimus, tetapi ia berkata bahwa hal itu tergantung kepada Filemon.

Kita dapat mengagumi Paulus sebab ia pasti tidak sabar untuk kembali kepada jemaat-jemaat muda yang dirintisnya, tetapi ia tidak membiarkan pemenjaraanya mengalahkan dia. Ia tetap melayani jemaat-jemaat dengan satu-satunya cara yang dapat dia lakukan, yakni melalui surat.



-----


9. KEPRIBADIAN PAULUS DALAM SURAT-SURATNYA

Surat-surat Paulus merupakan cermin jiwanya. Surat-surat itu mengungkapkan motif-motif batinnya, perasaannya yang paling dalam, keyakinannya yang paling mendasar. Tanpa surat-surat yang ada itu, Paulus hanya akan menjadi figur yang tak jelas bagi kita.
Paulus lebih tertarik kepada orang-orang dan apa yang menimpa mereka dibandingkan dengan berbagai formalitas sastra. Ketika kita membaca tulisan-tulisannya, kita sering merasakan kadang-kadang kata-katanya muncul begitu tiba-tiba, ditulis secara tergesa-gesa seperti dalam pasal pertama surat Galatia. Kadang-kadang tulisannya terputus tiba- tiba dan pikirannya meloncat kepada gagasan-gagasan baru. Atau di beberapa tempat ia seperti menarik napas panjang, lalu menuliskan satu kalimat yang hampir tidak ada akhirnya.
Tulisannya dalam 2Korintus 10:10 memberi kita petunjuk tentang bagaimana surat-surat Paulus diterima dan dipandang pada saat itu. Bahkan musuh-musuh dan para pengecamnya mengakui pengaruh dari kata- katanya, karena mereka diketahui berkomentar, "surat-suratnya memang tegas dan keras . . . " (2Korintus 10:10).
Pemimpin-pemimpin yang kuat, seperti Paulus, cenderung untuk memikat atau membuat tidak senang orang-orang yang ingin mereka pengaruhi. Paulus memiliki para pengikut yang setia dan juga musuh yang sangat membencinya. Akibatnya, orang-orang yang hidup sezaman dengannya memiliki banyak pandangan yang sangat berbeda mengenai dirinya.

Tulisan-tulisan paling awal dari Paulus mendahului keempat Injil. Tulisan-tulisan itu mengungkapkan pribadi Paulus sebagai seorang yang berani (2Korintus 2:3), jujur dan memiliki motivasi yang tinggi (ayat 4-5), rendah hati (ayat 6), dan lembut (ayat 7).

Paulus tahu bagaimana membedakan antara pandangan-pandangannya sendiri dengan "perintah dari Tuhan" (1Korintus 7:25). Ia cukup rendah hati, dalam masalah-masalah tertentu ia mengatakan "menurut pendapatku" (1Korintus 7:40). Ia sangat sadar mengenai betapa penting tugas yang dipikulnya (1Korintus 9:16-17), dan mengenai fakta bahwa ia tidak lepas dari kemungkinan "ditolak" seandainya ia jatuh ke dalam pencobaan (1Korintus 9:27). Dengan hati yang luka ia teringat bahwa pernah dalam hidupnya ia "telah menganiaya Jemaat Allah" (1Korintus 15:9).

Bacalah Roma pasal 16 dengan memperhatikan baik-baik sikap murah hati Paulus terhadap rekan-rekan sekerjanya. Ia adalah orang yang mengasihi dan menghargai orang dan menjunjung tinggi persekutuan orang-orang percaya. Di dalam suratnya kepada jemaat di Kolose, kita melihat pribadi Paulus yang hangat dan ramah, bahkan kepada orang-orang Kristen yang belum pernah bertemu, dengannya. "... Aku mau, supaya kamu tahu, betapa beratnya perjuangan yang kulakukan untuk kamu, dan untuk mereka ... yang belum mengenal aku pribadi" (Kolose 2:1).

Dalam suratnya kepada jemaat Kolose, kita juga membaca mengenai seseorang yang bernama Onesimus, seorang budak yang melarikan diri (Kolose 4:9) setelah mencuri sesuatu dari tuannya, Filemon. Paulus telah memenangkan Onesimus untuk percaya pada Kristus dan telah membujuknya agar ia kembali kepada tuannya. Akan tetapi, karena mengetahui hukuman berat yang bakal dijatuhkan pada budak yang melarikan diri, rasul itu mendesak Filemon agar ia menerima Onesimus sebagai saudara seimannya. Di sini kita melihat Paulus sebagai seorang pendamai. Ia berusaha keras agar kembalinya Onesimus bisa diterima dengan kasih persaudaraan yang kristiani. Kalau menggunakan istilah yang biasa dipakai sekarang, kita bisa mengatakan bahwa Paulus menaruh Filemon dalam posisi sulit di mata jemaat dan dalam hubungan pribadinya dengan Paulus. Dan Paulus melakukan ini semua demi seseorang yang menduduki posisi terendah dalam lapisan masyarakat Romawi. Bandingkan ini dengan tingkah laku Saulus muda, yang memegangi jubah mereka yang melempari Stefanus sampai mati. Perhatikan bagaimana besarya perubahan dalam sikap Paulus terhadap

Dalam tulisan-tulisan ini kita melihat Paulus sebagai seorang teman yang hangat dan murah hati, seorang yang memiliki iman yang kuat dan penuh keberanian-walaupun berada dalam situasi yang ekstrem. Ia sepenuhnya mengabdi pada Kristus, baik dalam hidup maupun mati. Kesaksiannya merupakan realitas rohani yang mendalam, "Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan; baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal kekurangan. Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku" (Filipi 4:12- 13).


(Sumber : J.L Packer.Merrill C.Tenney.William White,Jr, DUNIA PERJANJIAN BARU, Gandum Mas, Malang, 1993, Halaman : 214 – 218)


 Profile  


BP
 Post subject:
PostPosted: Sat Nov 03, 2007 6:56 am 
Offline
Merdeka dlm Kristus
Merdeka dlm Kristus
User avatar

Joined: Fri Jun 09, 2006 5:20 pm
Posts: 7025
VI. PAULUS DI PENJARA DAN AKHIR HIDUP PAULUS




BACAAN ALKITAB


* Efesus 2:1-10
2:1 Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu.
2:2 Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka.
2:3 Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain.
2:4 Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita,
2:5 telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita -- oleh kasih karunia kamu diselamatkan --
2:6 dan di dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita juga dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga,
2:7 supaya pada masa yang akan datang Ia menunjukkan kepada kita kekayaan kasih karunia-Nya yang melimpah-limpah sesuai dengan kebaikan-Nya terhadap kita dalam Kristus Yesus.
2:8 Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah,
2:9 itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.
2:10 Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.



* 2Timotius 2:1-15
2:1 Sebab itu, hai anakku, jadilah kuat oleh kasih karunia dalam Kristus Yesus.
2:2 Apa yang telah engkau dengar dari padaku di depan banyak saksi, percayakanlah itu kepada orang-orang yang dapat dipercayai, yang juga cakap mengajar orang lain.
2:3 Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik dari Kristus Yesus.
2:4 Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya.
2:5 Seorang olahragawan hanya dapat memperoleh mahkota sebagai juara, apabila ia bertanding menurut peraturan-peraturan olahraga.
2:6 Seorang petani yang bekerja keras haruslah yang pertama menikmati hasil usahanya.
2:7 Perhatikanlah apa yang kukatakan; Tuhan akan memberi kepadamu pengertian dalam segala sesuatu.
2:8 Ingatlah ini: Yesus Kristus, yang telah bangkit dari antara orang mati, yang telah dilahirkan sebagai keturunan Daud, itulah yang kuberitakan dalam Injilku.
2:9 Karena pemberitaan Injil inilah aku menderita, malah dibelenggu seperti seorang penjahat, tetapi firman Allah tidak terbelenggu.
2:10 Karena itu aku sabar menanggung semuanya itu bagi orang-orang pilihan Allah, supaya mereka juga mendapat keselamatan dalam Kristus Yesus dengan kemuliaan yang kekal.




Sebelumnya kita telah belajar bahwa selama Paulus di penjara, ia masih dapat memenangkan banyak jiwa bagi Kristus. Ia juga menulis beberapa surat kepada para jemaatnya dan surat-surat itu masih kita gunakan sampai saat sekarang ini sebagai penuntun dalam kehidupan kita. Dalam pelajaran ini kita akan mempelajari dua surat terakhir Paulus yang ia tulis selama di penjara.



1. SURAT KEPADA JEMAAT DI KOLOSE


Jemaat di Kolose didirikan ketika Paulus berada di Efesus selama tiga tahun. Kita tidak tahu dengan pasti apakah Paulus pernah mengunjungi lagi jemaatnya ini, tetapi ia mengenal para pemimpinnya dan sangat tertarik dengan kehidupan jemaat di sana. Ketika Paulus berada di dalam penjara, ia mendengar beberapa ajaran palsu yang sedang tersebar di bagian Asia itu. Kelihatannya jemaat di Efesus dan Kolose terganggu dengan ajaran-ajaran palsu ini sehingga Paulus mengkhawatirkan keadaan mereka. Paulus menulis: (dengan kata-kata pengarang pelajaran ini.)

"Sekalipun aku jauh dari kamu, namun aku dekat dengan kamu di dalam kasih, dan aku sungguh bersyukur kepada Allah bahwa kalian boleh menjadi milik Kristus Yesus yang datang menyatakan wujud Allah kepada kita."

"Sekarang kamu sekalian mengenal Yesus, hiduplah seperti Dia. Kamu telah meninggalkan cara hidupmu yang penuh amarah dan kata-kata dusta. Apa pun juga yang kamu katakan atau perbuat, lakukanlah semua itu dengan sungguh-sungguh untuk Tuhan."

"Jangan biarkan seorang pun mengajar kepada kamu semua untuk percaya kepada allah-allah lain. Kristus sendirilah yang akan memberikan semua kebutuhanmu, sebab Allah telah memberikan kepada Dia kuasa dan kemuliaan."



2. SURAT KEPADA JEMAAT DI EFESUS


Surat kepada jemaat Efesus mungkin ditulis sebagai surat berantai, yakni sebuah surat yang dikirimkan dari jemaat satu kepada jemaat yang lain, sampai semua jemaat di daerah itu membacanya. Surat itu mungkin seperti ini: (dengan kata-kata pengarang pelajaran ini.)

"Hai, orang-orang bukan Yahudi, dahulu kamu sering mendengar bahwa kalian tidak dapat menjadi bagian dari keluarga Allah. Sekarang kalian telah tahu bahwa hal itu tidaklah benar. Kristus telah merobohkan tembok yang memisahkan kita, dan karena kita mengasihi Dia, kita boleh bersama-sama (orang Yahudi atau bukan Yahudi) percaya kepada Bapa. Jadi sekarang kamu bukan lagi orang asing atau pendatang. Kita semua adalah anggota keluarga Allah. Kita semua bersama-sama sedang membuat bait Allah untuk Dia. Para Rasul dan Nabi adalah dasar-dasarnya, Yesus Kristus adalah batu penjurunya dan kita adalah bangunannya."

"Jangan kuatir oleh sebab aku dipenjarakan. Karena meskipun aku adalah yang paling hina di antara orang yang mengasihi Allah, telah dianugerahkan kepadaku kasih karunia untuk memberitakan kepadamu betapa ajaibnya kasih Allah pada kita. Aku berdoa bagi kamu supaya ia boleh diam di dalam hatimu melalui imanmu dan supaya kamu dapat memahami kasih karunia Kristus Yesus, yang melebihi semua hal yang dapat kita bayangkan."

"Inilah aku, orang yang dipenjarakan, yang memohon dengan sangat agar kamu hidup sebagai orang Kristen. Hendaklah kamu selalu lemah lembut dan sabar. Kamu bukan lagi seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah. Buanglah segala amarah dan pertikaian. Hendaklah kamu ramah terhadap yang lain, lemah lembut, dan saling memaafkan, seperti Allah telah mengampuni kamu karena Kristus."

Pada saat Paulus menulis surat, Paulus dapat melihat prajurit yang menjaganya. Perisai dan pedang, ketopong kepala, baju zirah, ikat pinggang dan kasut kaki serta penutup dada, ini semua adalah bagian dari pakaian seragam prajurit Romawi. Ia melanjutkan suratnya untuk jemaat di Efesus:

"Kamu akan berjuang melawan musuh yang tidak kelihatan, bukan bala tentara manusia, tetapi semua jenis kejahatan. Kenakanlah perlengkapan senjata Allah yang akan melindungimu dari kejahatan. Berdirilah dan berperanglah melawan musuh Allah kita.

"Berdirilah tegap! Berikatpingganglah kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan. Pakailah kasut kerelaan memberitakan Injil. Ambillah perisai imanmu untuk melindungimu dari panah api si jahat. Ketopong kepalamu adalah keselamatan dari Allah dan pedangmu adalah Firman Allah."

"Berdirilah dan berperanglah. Saat kamu telah berhasil menyelesaikan tugasmu, tetaplah berperang."
"Berdoa dan tetaplah selalu berdoa! Berdoalah untuk orang yang mengasihi Allah, juga untukku supaya dengan keberanian dan tanpa ketakutan aku terus dapat memberitakan Injil, walaupun aku seorang tahanan yang terikat belenggu."

"Damai sejahtera dan kasih bagimu. Dari Paulus utusan Injil Kristus, yang diutus Allah."

Setelah dua tahun Paulus dilepaskan dari penjara. Kita tidak mempunyai catatan mengenai hal ini lagi di dalam Alkitab, tetapi tradisi gereja memberitahu kepada kita bahwa setelah itu Paulus meneruskan perjalanannya dengan mengunjungi para jemaat di Yunani, Makedonia dan propinsi-propinsi di Asia Kecil.

Setelah Paulus dilepaskan dari penjara, ia kembali kepada para jemaat yang telah dibangunnya dulu. Paulus pastilah sangat memikirkan para jemaatnya ini dan ia sudah tidak sabar lagi untuk kembali ke sana sesegera mungkin.



3. MENUJU KE KRETA


Ada ribuan orang yang menghuni pulau Kreta. Dikatakan bahwa ada seratus kota di pulau itu. Orang-orang di sana terkenal jahat dan kejam. Baik laki-laki maupun wanita suka minum anggur dan bermabuk-mabukan. Mereka suka menjarah kapal-kapal yang lewat di sana. Di pulau itu ada juga beberapa orang Yahudi yang menjadi pedagang-pedagang penting. Titus telah dikirim ke sana untuk memberitakan Injil. Ada kemungkinan Paulus menghabiskan waktu dengan tinggal beberapa lama bersama Titus di sana. Pekerjaan Injil di Kreta pastilah sangat berhasil, karena ada banyak jiwa yang dimenangkan bagi Kristus.

Kemudian, Paulus menulis sebuah surat kepada Titus yang memberi nasehat tentang bagaimana caranya mengatur jemaat di Kreta. Dalam suratnya ini, Paulus meminta Titus menemuinya di Nikopolis. Titus mungkin bersama Paulus pada saat ia di penjara untuk kedua kalinya.



4. PEMBAKARAN DI ROMA


Kekaisaran Romawi memiliki beberapa penguasa yang jahat dan kejam, tetapi Kaisar Nero adalah penguasa yang paling kejam. Ia memerintah selama 14 tahun. Nero pernah terlibat di dalam semua tindak kejahatan yang pernah ada di sana. Ia bahkan telah membunuh ibunya sendiri. Ia juga membunuh beberapa istri dan kawan-kawannya. Sejarah menceritakan kepada kita bahwa Kaisar Nero pernah membakar kota Roma.

Nero merasa bahwa ia adalah seorang pemusik yang hebat. Ia mengira jika ia dapat menyaksikan sebuah api yang sangat besar, barangkali ia dapat bermain biola dengan lebih baik. Ia menyalakan api, duduk di serambi yang tinggi, dan menyaksikan kota terbakar sambil memainkan biolanya. Kota Roma terbakar selama enam hari. Para penduduk kota Roma sangat marah dengan terjadinya kebakaran itu. Tetapi Nero mengatakan bahwa orang-orang Kristenlah yang memulai kebakaran itu. Kemudian mulailah mereka menganiaya orang-orang Kristen. Ribuan orang Kristen dibakar dengan sangat kejamnya di atas tiang-tiang pembakaran.

Pada waktu itu Paulus dikenal sebagai pemimpin orang-orang Kristen, sehingga pastilah kehidupannya berada dalam bahaya yang besar.


Artikel terkait Tahun 64 Roma Terbakar, di http://www.sarapanpagi.org/100-peristiw ... .html#p5512



5. PAULUS DITANGKAP


Waktu Paulus ditangkap untuk yang kedua kalinya di Roma, ada kemungkinan ia dijebloskan di dalam penjara bawah tanah: sebuah penjara yang dingin, gelap, dan sangat mengerikan. Pada saat ini teman-temannya tidak lagi berani mengunjunginya. Beberapa dari mereka takut, jika mereka mengunjungi Paulus, mereka pastilah akan dibunuh.

Paulus menulis surat kepada Timotius pada saat ia mengunjungi para jemaatnya untuk terakhir kalinya.

Timotius menjadi orang Kristen saat Paulus mengunjungi kota Listra untuk pertama kalinya. Ayah Timotius adalah seorang yang bukan Yahudi, sedangkan ibunya seorang Yahudi yang taat. Timotius masih sangat muda ketika Paulus mengajaknya pergi dalam perjalanan pemberitaan Injilnya yang kedua. Sejak itu, Timotius menjadi pemimpin jemaat yang sangat kuat. Paulus memanggilnya "anakku yang sah di dalam iman." Timotius kemudian menjadi pemimpin jemaat di Efesus.



6. SURAT-SURAT KEPADA TIMOTIUS


Saat Paulus berada dalam penjara Roma untuk kedua kalinya, ia menulis surat yang kedua kepada Timotius. Surat kepada Timotius itu mungkin seperti ini: (kata-kata pengarang palajaran ini.)

"Anakku yang terkasih"

"Jadilah prajurit Yesus Kristus yang baik walapun ada dalam saat- saat yang sukar. Ingatlah selalu apa yang telah kau percayai. Ingatlah orang-orang yang terus beriman dan yang telah meneruskannya kepadamu. Tetaplah berperang di dalam peperangan yang benar. Berpeganglah teguh pada apa yang kau percayai."

"Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah, pelajarilah Firman-Nya, dan engkau akan menjadi seorang pekerja yang tidak malu."

"Timotius, aku bersyukur kepada Tuhan atas kamu, dalam doa-doaku baik siang maupun malam. Betapa aku ingin berjumpa denganmu kembali! Ingatlah selalu karuniamu yang penuh kasih dan kuasa."

"Janganlah malu karena aku di penjara. Aku tidak malu. Karena aku tahu Ia akan menjagaku dan segala-galanya telah kupercayakan kepada-Nya untuk selama-lamanya."

"Timotius, berusahalah segera datang kepadaku sebelum musim dingin, dan bawalah juga jubah yang kutinggalkan di Troas. Bawalah buku- bukuku saat kau datang. Segeralah datang. Hanya Lukas yang tinggal bersama denganku sekarang. Demas telah meninggalkanku. Dan aku telah mengirim Tikhikus ke Efesus. Datanglah dan ajaklah Markus ikut bersamamu. Berusahalah untuk segera datang."

"Aku tidak takut. Aku tahu bahwa hidupku tidak akan lama lagi, dan aku siap untuk pergi. Aku telah menyelesaikan pertempuran yang baik. Aku telah menyelesaikan tugasku. Aku telah menyimpan upah yang telah disiapkan untukku dan untuk semua orang yang mengasihi- Nya. Tetapi, Timotius, bersegeralah datang."

Kita tidak tahu apakah Timotius sempat bertemu dengan Paulus sebelum kematiannya. Surat ini adalah kata-kata terakhir yang kita dapatkan dari Paulus.

Tetapi, kata-kata ini membuat sebuah akhir yang indah dari kisah kehidupan Paulus: pengikut Kristus yang terbesar, pembawa berita Injil yang terhebat, dan pewarta Firman Tuhan yang tidak tertandingi.


-----


7. STUDI KHUSUS : KAPAN PAULUS DIPENJARAKAN?


Dalam tinjauan kita tentang kehidupan Paulus dan surat-suratnya, kita telah berasumsi bahwa surat-surat Paulus dari penjara ditulis dari Roma antara tahun 60 dan 62 M. Ini satu-satunya masa pemenjaraan yang dicatat dalam Kisah Para Rasul, wajarlah bila orang-orang yang membaca surat-surat Paulus sejak lama beranggapan bahwa ia menulisnya pada waktu itu.

Mengikuti pendapat profesor G. S. Duncan, beberapa ahli merasa sedikitnya satu atau dua dari empat surat itu ditulis Paulus bukan di Roma melainkan pada masa dia dipenjarakan di Efesus. Walaupun ini tidak tercatat dalam Kisah Para Rasul, pemenjaraan itu dianggap berlangsung pada waktu Paulus tinggal di Efesus selama tiga tahun. Ada banyak bukti yang mendukung hal ini.

Menjelang akhir kunjungannya ke Efesus, Paulus memberi tahu bahwa dibanding dengan pekerja-pekerja Kristen lainnya ia telah "lebih banyak berjerih lelah; lebih sering di dalam penjara, didera di luar batas, kerap kali dalam bahaya maut" (2Korintus 11:23). Dalam 1Korintus 15:32, Paulus menulis, "Aku telah berjuang melawan binatang buas di Efesus." Kita telah melihat bahwa ungkapan ini bersifat kiasan dan mungkin melukiskan suatu pengadilan sebelum pemenjaraan. Paulus juga menyebut "kesukaran yang kami alami di wilayah Asia" (2Korintus 1:8), yakni provinsi Roma yang ibukotanya Efesus. Di samping itu Roma 16:7, yang ditulis tidak lama setelah Paulus meninggalkan Efesus, menyebut dua orang "yang pernah dipenjarakan bersama-sama dengan aku".

Bukti lain Paulus dipenjarakan di Efesus dapat ditemukan dalam kata- kata pengantar bahasa Latin bagi kitab-kitab Perjanjian Baru yang ditulis pada abad kedua di bawah pengaruh Marcion, seorang pemimpin aliran Gnostik. Juga Kisah Paulus yang fiktif dari abad kedua menceritakan tentang pemenjaraan Paulus di Efesus, yang diikuti dengan pertarungan dengan singa-singa di gelanggang, di mana ia luput melalui campur tangan supernatural.

Gabungan bukti dari tradisi jemaat mula-mula itu, ditambah dengan ayat-ayat dalam tulisan-tulisan Paulus sendiri yang menyebut hal ini, memperkuat dugaan bahwa Paulus pernah dipenjarakan di Efesus. Memang hal itu tidak dengan sendirinya berarti ia menulis "surat- surat penjara" dari Efesus. Tetapi ada beberapa alasan positif yang telah dikemukakan untuk mendukung pendapat tersebut.

• Ada yang menyatakan bahwa sahabat-sahabat Paulus yang telah menghubunginya selama pemenjaraannya, lebih mungkin melakukannya di Efesus ketimbang di Roma, yang jauh dari tempat tinggal mereka. Terhadap hal ini perlu dikemukakan bahwa kita hampir-hampir tidak tahu apa-apa mengenai teman-teman Paulus ini. Namun yang paling kita kenal dari mereka, Lukas, pasti bersama Paulus di Roma menurut Kisah Para Rasul, dan bukan di Efesus.

• Telah dikemukakan pendapat bahwa budak Filemon, Onesimus, lebih mungkin akan melarikan diri ke Efesus, yang berjarak kira-kira 130 kilometer dari rumahnya di Kolose, daripada ke Roma yang berjarak 1300 kilometer. Tetapi ini pun bukan alasan yang meyakinkan, karena pada waktu itu semua jalan raya memang menuju Roma. Seorang budak yang melarikan diri mungkin sekali akan berusaha menghilang di ibukota kerajaan daripada di sebuah kota provinsi sebesar Efesus.

• Dari Surat Filipi kita mendapat kesan bahwa ada banyak orang yang hilir mudik dari dan ke penjara Paulus; dan Efesus lebih dekat ke Filipi dibandingkan dengan Roma. Ini sering dijadikan alasan kuat untuk menganggap bahwa Surat Filipi telah ditulis di Efesus.

• Alasan terkuat bahwa surat-surat itu ditulis di Efesus ialah dalam surat-surat tersebut Paulus mengharapkan segera dilepaskan, dan setelah itu ia berencana mengunjungi teman-temannya di Filipi dan Kolose. Tetapi dalam Roma 15:28 ia menjelaskan bahwa setelah kunjungannya ke Yerusalem, rencananya bukan mengunjungi kembali jemaat-jemaat yang telah didirikannya sebelumnya, melainkan pergi ke Spanyol.


Jadi apa yang dapat kita simpulkan dari fakta-fakta tersebut? Hampir dapat dipastikan bahwa Paulus dipenjarakan untuk beberapa waktu lamanya ketika ia tinggal di Efesus. Mungkin sekali Surat Filipi yang menyebut adanya banyak kunjungan dari Filipi ke penjara Paulus, telah ditulis pada waktu itu. Jika benar demikian, kita harus menetapkan tahun 55 dan bukan tahun 62 M sebagai tahun penulisan Surat Filipi.


(Sumber : John Drane, MEMAHAMI PERJANJIAN BARU, BPK Gunung Mulia, Halaman : 400 – 402)


------


8. STUDI KHUSUS : SURAT 1 TIMOTIUS


Bila dianggap bahwa Paulus dibebaskan dalam tahun 60 atau 61 setelah ia naik banding kepada Kaisar, pada waktu itulah ia menghidupkan lagi kegiatan pelayanannya. Berlawanan dengan sangkaannya semula (Kisah Para Rasul 20:38), masih terbuka kesempatan baginya untuk mengunjungi kembali jemaat-jemaat di Asia. Rupanya ada beberapa penyelewengan di antara mereka, karena Paulus menasihati Timotius untuk "menasihatkan orang-orang tertentu, agar mereka jangan mengajarkan ajaran lain ataupun sibuk dengan dongeng dan silsilah yang tiada putus-putusnya ... " (1Timotius 1:3-4). Mereka ingin menjadi pengajar hukum Taurat, meskipun mereka belum berpengalaman dan belum memahami seluruh misterinya (1:7). Di samping mereka yang kurang berpengetahuan adalah mereka yang rusak moralnya, seperti Himeneus dan Aleksander (1:20) yang telah dijatuhi disiplin yang terberat. Perbantahan yang sia-sia (1:6) dan kebobrokan jiwa mengikuti kecenderungan ini.

Organisasi gereja berkembang menjadi makin rumit. Jabatan-jabatan telah ditetapkan dan dikejar oleh sementara orang yang ingin dianggap penting, sehingga martabat kedudukan itulah yang dikejar bukan tujuannya yang utama. Uskup, diaken, dan penatua semuanya disebutkan, meskipun mungkin kelas yang pertama dan ketiga adalah sama. Para janda yang mendapat sokongan harus "didaftarkan", dan harus mengemban suatu tugas khusus dalam pelayanan sosial gereja (5:9). Kebaktian di dalam gereja mempunyai beberapa kebiasaan khusus: berdoa dengan menadahkan tangan (2:8), kealiman dan kepatuhan wanita (2:11), membaca, berkhotbah, dan mengajar (4:13), menumpangkan tangan untuk memberikan karunia (4:14). Ketika generasi kedua dan ketiga gereja mulai timbul, teologi gereja makin dianggap sebagai sesuatu yang sudah semestinya dan makin kurang dianggap penting. Pertengkaran dan perdebatan berkembang dari titik-titik perbedaan; ajaran sesat menjadi suatu bahaya yang mengancam.


Riwayat Hidup Timotius


Diri Timotius sendiri merupakan sesuatu yang menarik untuk dipelajari. Dilahirkan di Listra dari seorang ayah Yunani dan ibu Yahudi, ia dididik dalam adat istiadat Yahudi dan diajari Kitab Suci sejak masih kanak-kanak. Paulus menjadikannya sebagai muridnya dalam perjalanannya yang kedua (Kisah Para Rasul 16:1-3), dan sejak itu Timotius selalu menyertainya ke mana pun ia pergi. Ia turut mengabarkan Injil di Makedonia dan Akhaya dan membantu Paulus waktu ia mengajar di Efesus selama tiga tahun, di mana ia menjadi sangat mengenal kota itu serta kebutuhan-kebutuhan jemaat di sana. Ia adalah salah seorang delegasi yang ditunjuk ke Yerusalem (20:4) dan mungkin menyertai Paulus dalam perjalanan kembali ke kota itu. Ia berada di Roma bersama Paulus pada masa pemenjaraannya yang pertama, karena namanya muncul dalam kepala surat Kolose (1:1) dan Filemon (1). Setelah Paulus dibebaskan ia mengadakan perjalanan kembali bersama Paulus dan rupanya ditinggalkan di Efesus untuk menjernihkan kekacauan yang telah berkembang di sana, sedang Paulus melanjutkan kunjungannya ke gereja-gereja di Makedonia. Pada akhir hidup Paulus ia mendampinginya di Roma (2Timotius 4:11, 21), dan ia sendiri juga dipenjarakan (Ibrani 13:23), tetapi dibebaskan kembali.

Timotius adalah orang yang dapat dipercaya namun kurang bersemangat. Ia terkesan sebagai seseorang yang belum dewasa meskipun ia pasti telah berusia sekurang-kurangnya 30 tahun ketika Paulus menugaskan dia untuk memimpin gereja di Efesus (1Timotius 4:12). Ia penakut (2Timotius 1:6,7) dan sering terganggu pencernaannya (1Timotius 5:23). Surat yang memakai namanya ini dimaksudkan untuk membesarkan hati dan meneguhkan dia untuk menerima tugas berat yang dilimpahkan Paulus kepadanya.

Isi

Suatu ikhtisar yang terpadu dari surat ini sulit untuk dibuat karena bentuknya yang berupa percakapan dan sifatnya yang sangat pribadi. Beberapa kalimat nampaknya berada di luar konteksnya, seperti perintah, "Jangan lagi minum air saja" (5:23). Ini adalah suatu ucapan yang lumrah dalam suatu pembicaraan tidak resmi, di mana si pembicara dapat menyelipkannya begitu saja saat terpikir olehnya tanpa merencanakan suatu esei yang resmi. Kata pengantar (1:3-17) menggambarkan garis besar dari keadaan darurat yang menyebabkan Paulus meninggalkan Timotius di Efesus. Ia mengingatkan bagi Timotius pengalamannya sendiri, yang merupakan suatu pola dari panggilan untuk melayani. Ia berulang kali mengingatkan Timotius akan tanggung jawab dari panggilan itu (1:18; 4:6,12,16; 5:21; 6:11,20), seolah-olah untuk mencegahnya menarik diri dari suatu tugas yang sulit. Pelimpahan tugas ini yang dibuka oleh kata-kata "Tugas ini kuberikan kepadamu ...." (1:18), menyangkut masalah kepentingan organisasi di dalam gereja. Persoalan-persoalan ibadah jemaat, kepengurusan dan doktrin gereja dijelaskan, dan kebijaksanaan tentang kepemimpinan gereja ditegaskan. Dalam bagian teguran pribadi (4:6-6:19) Paulus menegaskan hubungan sang penginjil dengan pelayanannya sendiri serta dengan pihak-pihak di dalam jemaat, untuk menunjukkan bagaimana harus menghadapi mereka masing-masing. Himbauan Paulus yang terakhir kepada Timotius sebagai hamba Allah adalah suatu karya yang indah. Dalam keempat perintahnya, jauhilah, kejarlah, bertandinglah, rebutlah (6:11-12,14), Paulus menguraikan dengan ringkas unsur-unsur dari kehidupan pelayanan pribadi.



9. STUDI KHUSUS : SURAT KEPADA TITUS


Latar Belakang


Menurut urutan waktunya Titus mengikuti 1Timotius. Paulus, setelah meninggalkan Efesus, pergi ke Makedonia dan mungkin dari sana berlayar ke Kreta, di mana ia pernah singgah dalam pelayarannya ke Roma. Dalam kesempatan ini ia tinggal selama beberapa lama di sana, lalu meninggalkan Titus untuk menyelesaikan pengukuhan jemaat dan memperbaiki kesalahan-kesalahan di jemaat. Ada yang bertanya-tanya apakah Paulus merasa bahwa waktunya tidak banyak dan ia ingin kembali ke Efesus. karena ia berbicara mengenai mengirimkan Tikhikus ke Kreta (Titus 3:12) dalam waktu dekat. Tujuannya yang terakhir adalah Nikopolis (mungkin di Epirus), di mana ia merencanakan untuk tinggal selama musim dingin.

Keadaan di Kreta sangat mengecewakan. Gereja tidak terorganisasi dan tingkah laku para anggotanya sangat ceroboh. Bila perintah dalam pasal 2 adalah suatu petunjuk dari apa yang dibutuhkan oleh jemaat di sana, maka para prianya lalai dan ceroboh, wanita-wanita yang tua suka bergunjing dan bermabuk-mabukan, dan wanita-wanita mudanya malas dan genit. Mungkin pemberitaan Injil karunia telah memberi kesan kepada orang-orang di Kreta bahwa keselamatan oleh iman tidak ada hubungannya dengan hidup tekun dan saleh. Enam kali (1:16; 2:7, 14; 3:1,8,14) dalam surat yang pendek ini orang-orang Kristen diminta untuk melakukan perbuatan baik. Meskipun Paulus mengatakan bahwa keselamatan tidak dapat diperoleh karena perbuatan baik yang kita lakukan (3:5), ia menyatakan dengan tidak kalah tegasnya bahwa orang-orang yang percaya memelihara perbuatan baik dengan seksama.

Kerusuhan di Kreta ini disebabkan oleh gabungan dari kelemahan moral yang berasal dari sifat bawaan bangsa Kreta (1:12-13) dan perintah serta omongan sia-sia yang disebarluaskan oleh penganut Yudaisme, yang menyangkal Allah (1:16), tidak tertib (1:10), suka mengacau (1:11) dan hanya mencari keuntungan bagi diri sendiri (1:11). Guru-guru ini berbeda dengan mereka yang mengacau Galatia, karena kesalahan mereka berupa kejahatan moral, sedang yang di Galatia bersifat kepicikan pelaksanaan hukum. Keduanya dikecam oleh surat ini.
Baik 1Timotius maupun Titus ditulis untuk menasihati seorang murid yang tengah memecahkan persoalan-persoalan yang sulit sebagai gembala sidang. Titus, penerima surat ini, telah menjadi kenalan dan rekan Paulus selama 15 tahun atau lebih. Ia adalah seorang bukan Yahudi yang menjadi percaya pada masa-masa awal di Antiokhia, yang pertobatannya begitu meyakinkan hingga dijadikan teladan dari orang-orang percaya bukan Yahudi yang tidak bersunat ketika Paulus dan Barnabas pergi ke Yerusalem untuk menghadiri sidang (Galatia 2:1-3). Pasti ia menyertai Paulus dalam perjalanannya yang ketiga, karena ia bertindak sebagai utusan Paulus pada masa-masa yang sulit ketika ada pemberontakan gereja di Korintus, dan ia telah berhasil membangkitkan sesal dan mengembalikan kesetiaan mereka (2Korintus 7:6-16). Ia telah berkeliling di Makedonia untuk menjalankan pengumpulan dana yang diprakarsai oleh Paulus, dan telah dipuji dengan tulus oleh Paulus (8:16, 19, 23). Mungkin ia termasuk di antara "kami" dalam Kisah Para Rasul 20:5, meskipun ia tidak pernah disebutkan namanya di mana pun di dalam Kisah Para Rasul. Penyebutan namanya yang terakhir dalam Perjanjian Baru menyatakan bahwa ia telah pergi ke Dalmatia (2Timotius 4:17). Nampaknya ia mempunyai watak yang lebih kuat daripada Timotius dan lebih mampu menghadapi perlawanan.


Isi

Secara umum isi dari Titus serupa dengan 1Timotius, kecuali pada penekanan yang lebih kuat pada perumusan pengakuan iman. Paulus menyatakan suatu rumusan kepercayaan Kristen yang paling lengkap dalam seluruh Perjanjian Baru dalam dua paragraf (2:11-14; 3:4-7). Perhatikanlah unsur-unsur yang terkandung dalam kedua paragraf ini:

Titus adalah suatu ringkasan yang baik dari pengajaran azas gereja waktu ia sampai pada tahap pelembagaan. Meskipun ia ditulis bagi seorang penginjil perintis, ia mewakili suatu gereja yang telah melewati era perintisan dan telah memiliki kebijaksanaan dan iman yang mantap. Kata "sehat" menyiratkan bahwa suatu standar azas yang resmi telah ditetapkan, dan harus diikuti oleh kehidupan dan pengajaran yang benar.


10. STUDI KHUSUS : SURAT 2 TIMOTIUS


Latar Belakang

Apakah keinginan Paulus untuk mengunjungi Spanyol pernah terwujud atau tidak, tidak diketahui. Klemens dari Roma (tahun 95) mengatakan di dalam suratnya bahwa Paulus "... mengajarkan kebenaran kepada seluruh dunia, dan ketika ia telah mencapai batas wilayah Barat ia memberikan kesaksiannya kepada para penguasa ...." Bila Klemens menulis dari Roma, adalah sama janggalnya bila ia menyebut Roma sebagai "batas wilayah Barat" seperti seseorang yang tinggal di Chicago menyebut kota itu sebagai batas wilayah Barat dari Amerika Serikat. Klemens tidak menyebut Spanyol, dan mungkin ia hanya menduga-duga apa yang telah dilakukan Paulus bila dianggap bahwa niatnya sudah terwujud. Akan menarik sekali bila kita dapat mengetahui apakah Paulus jadi mengabarkan Injil di sana atau tidak, dan apakah gereja yang mula-mula didirikan di Afrika Utara dan Britania telah didirikan oleh murid- murid asuhannya.

Mengapa ia ditangkap juga tidak diketahui. Bila Aleksander si tukang tembaga yang disebutkan di dalam 2Timotius 4:14 adalah sama dengan Aleksander dalam Kisah Para Rasul 19:33, orang akan menduga bahwa ia adalah pandai besi bangsa Yahudi yang bersungut-sungut terhadap Paulus karena dua hal: pemberitaan Paulus tentang berkat yang cuma-cuma bagi bangsa-bangsa lain, dan kelesuan perdagangan kuil-kuilan dewi di Efesus karena kecaman Paulus yang penuh semangat menentang pemujaan berhala. Keadaan di Efesus sangat panas. Paulus berbicara dalam 2Korintus 1:8 tentang "penderitaan yang kami alami di Asia Kecil. Beban yang ditanggungkan atas kami adalah begitu besar dan begitu berat, sehingga kami telah putus asa juga akan hidup kami." Dalam Kisah Para Rasul 20:19 ia menyinggung tentang "pihak orang Yahudi yang mau membunuh aku." Mungkin Aleksander, yang masih merasa sakit hati atas larinya Paulus dari Efesus dan atas kerugian yang diderita perusahaannya dan perusahaan kawan-kawannya, telah mengadukannya kepada pemerintah Roma yang akhirnya menjatuhkan hukuman atasnya. Aleksander juga dikenal oleh Timotius, dan nasihat Paulus untuk berhati-hati terhadapnya menyiratkan bahwa ia berada di mana Timotius berada, mungkin di Efesus.

Maka perjalanan ke Spanyol pada masa-masa itu pastilah suatu tafsiran semata, dan jalur yang tertera pada peta paling-paling hanyalah suatu kemungkinan. Bila perjalanan Paulus tepat mengikuti jalur yang dinyatakan di dalam surat ini, berarti ia berhenti di Korintus (4:20), di mana Erastus memilih untuk tinggal di Miletus, di mana ia meninggalkan Trofimus yang sakit, dan di Troas (4:13). Urut-urutan yang benar dari perjalanan ini tidak diberikan oleh si pembawa cerita. Ia tidak singgah di Efesus, tetapi mengirimkan Tikhikus ke sana. Pasti dia ditangkap secara tiba-tiba dan dibawa ke Roma, karena ia meninggalkan rencananya yang belum selesai. Buku-buku yang ketinggalan di Troas mungkin dimaksudkan untuk diambilnya kembali nanti, tetapi ia tidak mempunyai kesempatan untuk melakukan itu. Di mana ia ditangkap tidak diketahui; mungkin di Troas atau di Nikopolis.

Kesan umum dari surat-surat penggembalaan ini mengungkapkan suatu gereja yang tengah mempertahankan diri melawan kedengkian dan keirihatian orang-orang Yahudi yang frustrasi dan melawan ketidakacuhan yang makin parah dari orang-orang kafir yang tidak bermoral. Paulus, yang mewakili generasi perintis penyebar Injil dari masa yang lalu, melimpahkan tanggung jawabnya kepada para pembantunya yang lebih muda dan lebih bersemangat. Beberapa di antaranya, seperti Titus dan Timotius, adalah pengganti-pengganti yang baik, dan yang lain-lainnya, seperti Demas, tidak setia (2Timotius 4:10). Kedua Timotius adalah pesan terakhirnya bagi para pembantu dan sahabatnya sebelum ia menghilang dari sejarah.


Isi

Isi surat yang terakhir ini adalah suatu panduan dari ungkapan perasaan pribadi dan kebijaksanaan kepemimpinan gereja, yang berupa kenangan dan perintah, kesedihan, dan keyakinan. Tujuan utamanya adalah untuk memperteguh Timotius untuk menerima tugas berat yang dalam waktu dekat akan dilepaskan oleh Paulus. Ia menguraikan pola penggembalaan jemaat dengan pertama-tama mengingatkan Timotius akan pengalaman pribadinya, dan dengan mengikutsertakan ia di dalamnya, "Dialah yang menyelamatkan kita dan memanggil kita dengan panggilan kudus, ... berdasarkan maksud dan kasih karunia-Nya sendiri" (2Timotius 1:9). Berdasarkan panggilan ini, ia mendorong Timotius untuk menerima segala kesulitan seperti seorang prajurit yang maju berperang (2:3), dengan memasrahkan perencanaan strategi pada pimpinannya, dan mengabdi dengan sepenuh hati dan tanpa pernah mengeluh di mana pun tenaganya dibutuhkan. Dalam kehidupan pribadi dan dalam hubungan kemasyarakatan dengan jemaat ia harus berlaku sebagai hamba Tuhan, tidak suka berselisih tetapi selalu siap untuk membantu semua orang memahami kebenaran Tuhan.

Gambaran tentang hari-hari terakhir, seperti paragraf yang serupa dalam 1Timotius 4:1-3, adalah serangkaian ramalan yang melukiskan ciri-ciri dari keadaan yang kelak akan dihadapi gereja. Perisai yang dirumuskan Paulus untuk menahan arus kefasikan adalah pengetahuan akan Kitab Suci "yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus" (2Timotius 3:15).

Perintah terakhir (4:1-6) adalah suatu karya yang indah, dan harus dipelajari dengan seksama oleh setiap calon penginjil.


(Sumber : Merrill C. Tenney, SURVEI PERJANJIAN BARU, Gandum Mas, Malang, 1995, 413 – 422)


-----


Kepustakaan :

- John Drane, MEMAHAMI PERJANJIAN BARU, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1996, Halaman : 318 – 319, 344 – 345, 400 – 402.
- Tom Jacobs, RASUL PAULUS, Penerbit : Kanisius, Yogyakarta, 1984 Halaman : 9 – 13)
- Merrill C. Tenney, SURVEI PERJANJIAN BARU, Gandum Mas, Malang, 1995, Halaman : 313 – 316, 360 - 365
- Charles Ludwig , KOTA-KOTA PADA ZAMAN PERJANJIAN BARU, Kalam Hidup, Bandung, 1975, Halaman : 41 – 49
- J.L Packer.Merrill C.Tenney.William White,Jr, DUNIA PERJANJIAN BARU, Gandum Mas, Malang, 1993, Halaman : 214 – 218
- Merrill C. Tenney, SURVEI PERJANJIAN BARU, Gandum Mas, Malang, 1995, 413 – 422




Artikel terkait :
V. LATAR BELAKANG RASUL PAULUS DAN SURAT-SURAT RASUL PAULUS, di http://www.sarapanpagi.org/pengantar-pe ... .html#p6744

PAULUS, di http://www.sarapanpagi.org/paulus-vt274.html

Paulus : Orang Yahudi, Farisi atau Rum ?, di http://www.sarapanpagi.org/paulus-vt274.html#p8636



Disalin dari http://www.pesta.org/thistorika