Sabtu, 05 Februari 2011

Bahan Pendampingan Remaja Katolik

REKOLEKSI REMAJA
“Orang Muda Katolik yang Mengatasi Diri”
I.       Latar Belakang
Seperti yang telah kita lihat sekarang banyak sekali kaum muda yang terbawa arus karena ingin mengikuti zaman yang sangat modern seperti saat ini. Sampai-sampai mereka melakukan hal-hal yang merugikan mereka sendiri Kenakalan rejama/kaum muda dewasa ini memang ada yang tidak batasnya sehingga mereka jatuh ke hal-hal yang berbau (narkoba, dan tauran, juga mengomsumsi minuman keras (miras,dan banyak kaum muda yang terlibat pergaulan yang tidak sehat ada juga terlibat seks bebas dst)dan hal ini mereka lakukan semata-mata demi menunjukkan bahwa mereka telah mengikuti ternnya zaman ini.Kaum muda  adalah generasi penerus bangsa dan Gereja. Untuk dapat menjadi penerus bangsa dan Gereja yang baik, salah satu yang dapat dilakukan adalah ‘mengatasi diri”.dengan menjadikan dirinya yang siap di pakai oleh gereja dan di segani masyarakat kaum muda memang harus sehat dan tidak terlibat hal-hal yang merugikan kaum muda sendiri. Dengan menghindari hal yang membuat kaum muda yang baik. Sebaiknya kaum muda di berikan penyegaran rohani dan sebagainya.

II.    Tujuan :
1.       Memberikan pemahaman akan arti dan makna orang yang mengatasi diri
2.      Menyadarkan makna dan tujuan orang yang mengatasi diri secara katolik sebagai anggota keluarga, Gereja dan masyarakat dimasa mendatang.
3.      Mengerti bagaimana perannya menjadi orang muda Katolik  menurut ajaran Katolik

III. Sumber Bahan
§         Kitab Suci Deutrokanonika
§         Teori tentang remaja
§         Pengalaman konkrit siswa
§         Sumber:http://ummahattokyo.tripod.com      
             http://www.bahana-magazine.com



IV.  Metode
§         Sharing kelompok
§         Tanya jawab
§         Ceramah

V.     Alat Peraga
§         Laptop
§         LCD
§         Teks lagu

VI.  Sasaran :  Siswa Katolik SMP N 1 Madiun

VII.           Waktu : 90 Menit

LANGKAH-LANGKAH
I.     Kegiatan Awal (10 Menit)
C   Lagu pembuka “Apa Kabar & I Love Jesus” (bahan terlampir)
C   Doa pembuka
 Bapa yang Maha Kasih, syukur dan terimakasih kami haturkan kepada-Mu atas rahmat cinta-Mu yang masih boleh kami terima, terutama anugerah kesehatan dan kekuatan sehingga kami bisa melaksanakan kegiatan rekoleksi pada hari ini. Kami mohon, bimbing dan berkati kegiatan ini mulai dari awal hingga akhir, dan curahkan Roh Kudus-Mu atas kami masing-masing agar kegiatan ini sungguh dapat memberikan manfaat bagi kami, khususnya remaja yang hadir di sini. Sehingga kami layak menjadi alat-Mu untuk mewartakan cinta dan damai-Mu kepada semua orang disekitar kami. Semuanya ini kami mohonkan, demi Kristus Tuhan dan pengantara kami yang hidup dan berkuasa kini dan sepanjang segala masa. Amin.




C       Perkenalan singkat/Salam pembuka
Halllowwww.......teman-teman yang dikasihi Tuhan, selamat pagi/siang. Senang sekali pada hari ini kami bisa hadir dan berkumpul bersama teman-teman serta berdinamika bersama. Semoga perjumpaan pada hari ini membuahkan hasil yang cukup bagus dan memuaskan bagi kita dan teman-teman semua.
Teman-teman, pada hari ini kita akan mencoba bersama-sama mendalami tema mengenai ”orang muda katolik, orang muda yang mengatasi diri”. Dalam tema ini, kita dapat belajar dari Tokoh yang bernama Viktor Frankl dalam mengatasi diri, semoga lewat teladannya kita dapat belajar dalam mengatasi diri. Maka kami mengharapkan keterlibatan dari teman-teman dalam proses kegiatan dan dimanika ini, agar segala rangkaian acara dapat berjalan dengan lancar baik dari awal hingga akhir.
II.   Kegiatan Inti
Session I  (50 Menit)
a.    Siapa Orang Muda Katolik itu ?
Orang muda adalah sekelompok orang atau anggota masyarakat yang berusia 15 tahun samapi sekitar 25 tahun, yang mempunyai sifat tersendiri yang terkadang kontroversial. Orang muda biasanya berada pada masa peralihan dari masa nak-anak menuju dewasa, yang berarti ada perubahan dari masa tergantung ke masa pertanggung jawab penuh. Dapat juga dikatakan terjadinya perubahan dari keasyikkan pada diri sendiri sosial (bersama orang lain) sebagai bagian dari kesadaran menuju realitas sosial (kedewasaan diri).
Orang muda katolik mendapat sorotan khusus dari para pemuka agama sebagaimana dikemukaan oleh Paus Yohanes Paulus II dalam pesannya pada tahun 1998. Pertanyaan seberapa jauh kita mengenal kaum muda muncul setiap kali terjadi kesalah pahaman dan ketidak pengertian sepak terjang mereka. Pembinaan hidup rohani dan mental mereka haruslah dimulai dengan menjawab pertanyaan mendasar. Upaya untuk membina orang muda terlebih dalam hidup beragama adalah hal yang mulia. Sangat disayangkan kemauan yang baik dari mereka belum tentu membuahkan hasil yang baik. Diperlukan langkah-langkah yang baik pula untuk mewujudkannya. Memahami orang muda merupakan langkah awal untuk upaya pembinaan hidup beragama mereka.


b.    Mengenali Diri dan Mengembangkan Kepribadian
Setiap manusia normal cenderung mengharapkan dirinya berkembang menjadi lebih baik lagi, apa pun profesinya. W Stern mengemukakan Teori Konvergensi yang mengatakan kepribadian manusia terbentuk sebagai hasil interaksi. Jadi, hasil interaksi dari potensi yang dimiliki manusia dan seberapa besar lingkungan mempengaruhi perwujudan potensi yang dimiliki. Kalau berbicara mengenai "potensi", kita tidak bisa berbuat banyak, karena potensi manusia memang sudah terberi. Yang dapat diupayakan adalah usaha untuk mengembangkan potensi yang ada agar berfungsi sesuai dengan peran yang harus kita jalankan. Dalam hal ini, Harry Ingham dan Joseph Luft dalam Johari Window-nya (nama Johari berasal dari Joseph Luft dan Harrington Ingham) menyatakan bahwa manusia memiliki empat daerah pengenalan diri yaitu: Diri terbuka, Diri terlena, Diri tersembunyi, Diri yang tidak dikenal siapa pun.
Keempat hal di atas digambarkan sebagai berikut.
1.    Diri terbuka à Bagian diri yang disadari oleh diri sendiri dan ditampilkan kepada orang lain atas kemauan sendiri. Misalnya: perasaan, pendapat dan pikiran yang dipilih untuk disampaikan kepada orang lain. Juga hal-hal yang tidak dapat ditutupi terhadap orang lain, seperti muka, bentuk badan, umur yang tampak pada keadaan badan (tua, muda).
2.     Diri terlena à Bagian diri yang tanpa disadari diri sendiri, tertutup terhadap dirinya, tetapi tersampaikan kepada orang lain atau diketahui oleh orang lain. Misalnya: kebiasaan-kebiasaan, sifat-sifat, dan kemampuan tertentu yang tidak disadari ada pada diri sendiri, yang sering berpengaruh (positif atau negatif) dalam berhubungan dengan orang lain (misalnya sering membuat interupsi, kurang memperhatikan perasaan orang lain, senang membantah, membanggakan diri, dan sebagainya).
3.    Diri tersembunyi à Bagian diri yang disadari oleh diri sendiri, tetapi secara sadar ditutup-tutupi atau disembunyikan terhadap orang lain. Mungkin juga orang tidak tahu bagaimana menyampaikan dirinya kepada orang lain. Misalnya: tidak setuju tentang pendapat orang lain, tetapi tidak dapat menyampaikan hal itu), atau karena kalau disampaikan akan membuat malu diri sendiri, misalnya perasaan ketidakpastian, keinginan yang rahasia, dan sebagainya.
4.    Diri yang tak dikenal oleh diri sendiri dan oleh orang lain à Bagian diri yang tidak dikenal diri sendiri dan orang lain ini berupa motif, kebutuhan yang tidak disadari, terlupakan atau didesak ke bawah sadar sehingga tidak dikenal lagi dan masih mempengaruhi tindakan orang dalam berhubungan dengan orang lain.

           Untuk dirinya perlu dikembangkan kepercayaan dengan jalan membuka diri terhadap pendapat, perasaan, dan pikiran orang lain, artinya membuka jalan bagi orang lain untuk memberikan umpan balik kepada dia sehingga bidang diri terbuka,melebar dan akan timbul perbaikan dalam hubungan dengan orang lain. Mengenali diri maksudnya adalah memperoleh pengetahuan tentang totalitas diri yang tepat dengan menyadari segi keunggulan yang dimiliki maupun segi kekurangan-kekurangan yang ada pada diri.
Umpan balik merupakan proses di mana seseorang memberi tahu berdasarkan pengamatan dan perasaannya tentang tingkah laku seseorang guna membantu perkembangan pribadi orang itu. Beberapa hal yang bisa dijadikan pegangan sebagai upaya perubahan sikap adalah memiliki motivasi kuat untuk berkembang, memiliki antusiasme dengan cara berpikir positif, bersedia belajar meyakini dan menghargai kemampuan diri, berupaya meningkatkan kemampuan untuk mendapatkan apa yang menjadi tujuan diri sendiri, berupaya tidak membiarkan perkecualian terjadi, sebelum kebiasaan baru berakar pada kehidupan, dan bersikap rajin berlatih pada setiap kesempatan diperoleh. Pengembangan kepribadian Kecuali modal pegangan tersebut diatas, untuk mengembangkan diri perlu dipertimbangkan juga faktor di bawah ini:
2.                                                                                          Faktor penghambat yang berasal dari lingkungan dan sistem yang dianut. Kadang-kadang sistem yang berlaku dalam lingkungan kita, apakah dalam pekerjaan pendidikan atau lingkungan sosial di mana kita berada, tanpa disadari menghambat pengembangan diri kita, misalnya diberlakukannya sistem senioritas dalam jenjang jabatan di mana kita bekerja. Tanggapan atau sikap/kebiasaan dalam lingkungan kebudayaan. Kadang-kadang tradisi atau kebiasaan yang berlaku menghambat perwujudan dari perkembangan diri seseorang.
3.                                                                                          Faktor penghambat yang berasal dari diri individu sendiri. àFaktor tujuan hidup yang tidak/belum tergambar dengan jelas. Faktor motivasi dan faktor keengganan untuk menelaah diri. Kadang-kadang manusia takut untuk menerima kenyataan bahwa ia memiliki kekurangan ataupun kelebihan pada dirinya. Faktor usia. Kadang-kadang orang yang sudah tua dalam usia tidak melihat bahwa kearifan dan kebijaksanaan dapat dicapainya. Mereka cenderung memandang bahwa usia muda lebih hebat karena produktif. Memang banyak aspek penghambat pengembangan kepribadian kita, namun sebenarnya masalah utamanya terletak pada jawaban kita terhadap pertanyaan, "Benarkah kita berkeinginan untuk mengembangkan diri kita?.
            Menurut Frankl hidup tidak memiliki makna dengan sendirinya, manusialah yang harus menciptakan dan menemukan makna hidup itu. Bahkan Frankl mengemukakan bahwa kematian pun memberikan makna pada keberadaan manusia. Jika manusia tidak akan pernah mati, maka manusia bisa menunda tindakan untuk selamanya dan yang menentukan kebermaknaan hidup seseorang bukan lamanya, melainkan bagaimana orang itu hidup. Hakekat dari eksistensi manusia terdiri dari 3 faktor, yaitu:
1.      Spiritualitas adalah suatu konsep yang sulit dirumuskan, tidak dapat diterangkan dengan istilah – istilah material (benda), meskipun dapat dipengaruhi oleh dunia material, namun tidak dihasilkan atau disebabkan oleh dunia material itu. Menurutnya lebih baik jika dapat dipikirkan sebagai roh atau jiwa.
2.      Kebebasan adalah adanya suatu keadaan dimana manusia tidak didikte atau dituntun oleh faktor – faktor non spiritual, insting, warisan kita yang khusus atau kondisi lingkungan.
3.      Tanggung jawab adalah  tindakan yang tidak cukup merasa bebas untuk memilih namun manusia juga harus menerima tanggung jawab terhadap pilihan tersebut.
Untuk mencapai dan menggunakan spiritualitas, kebebasan dan tanggung jawab semuanya tergantung pilihan yang dibuat oleh manusia itu sendiri. Tanpa ketiga – tiganya tidak mungkin menemukan arti dan maksud dalam kehidupan. Dalam sistem Frankl, ada satu dorongan yang fundamental yakni kemauan akan arti yang kuat hingga mampu mengalahkan semua dorongan lain pada manusia. Tanpa arti untuk kehidupan, tidak ada alasan untuk meneruskan kehidupan. Arti kehidupan sangat istimewa dan unik bagi setiap individu sehingga arti kehidupan menjadi berbeda dari orang yang satu dengan orang yang lain bahkan dari momen yang satu ke momen berikutnya. Karena adanya perbedaan tersebut maka setiap orang harus menemukan caranya sendiri untuk memberikan respon. Kaitannya dengan kepribadian, menurut Frankl, suatu kepribadian yang sehat mengandung tingkat tegangan tertentu antara apa yang telah dicapai dan apa yang harus dicapai dimana orang – orang yang sehat selalu memperjuangkan tujuan yang akan memberikan arti tersebut. Ada 3 cara yang untuk menuntun pada pencarian arti kehidupan, yaitu:
1.      Dengan memberi kepada dunia lewat suatu ciptaan / karya.
2.      Dengan mengambil sesuatu dari dunia melalui pengalaman
3.      Dengan sikap yang diambil manusia dalam menyikapi penderitaan.
Ketiga cara tersebut kemudian terkait dengan tiga sistem nilai dalam pemberian arti kepada kehidupan, yaitu:
1.      Nilai – nilai daya cipta; yang menyangkut pemberian kepada dunia, diwujudkan dalam aktivitas yang kreatif dan produktif. Arti diberikan kepada kehidupan melalui tindakan yang menciptakan suatu hasil yang kelihatan atau ide yang tidak kelihatan atau dengan melayani orang – orang lain yang merupakan suatu ungkapan individu.
2.      Nilai – nilai pengalaman, menyangkut penerimaan dari dunia, diwujudakan dengan menyerahkan diri kepada keindahan yang ada di alam sekitar atau seni. Yang menentukan bukan berapa banyak puncak yang kita capai atau berapa lama seseorang tinggal dalam tingkatan pencapaian tersebut namun intensitas yang kita alami terhadap hal – hal yang kita miliki. 
3.      Nilai-nilai sikap. Situasi-situasi yang menimbulkan nilai-nilai sikap ialah situasi-siatuasi dimana manusia tak mampu mengubah atau menghindari situasi tersebut. Apabila dihadapkan dalam situasi ini maka satu-satunya cara untuk menyikapinya adalah menerima situasi tersebut. Cara bagaiman manusia menerima situasi tersebut, keberanian dalam menahan penderitaan tersebut, kebijaksanaan yang kita perlihatkan ketika berhadapan dengan bencana marupakan ujian dan ukuran terakhir dari pemenuhan kita sebagai manusia.
Orang-orang yang menemukan arti dalam kehidupan mencapai keadaan transedensi diri, keadaan yang terakhir untuk kepribadian yang sehat. Menjadi manusia sepenuhnya berarti mengadakan hubungan dengan seseorang atau orang lain di luar diri sendiri. Frankl tidak menyajikan suatu daftar dari sifat-sifat kepribadian yang sehat. Akan tetapi, secara umum dapat dikatakan orang-orang macam apakah mereka itu :
1.      Mereka bebas memilih tindakan mereka sendiri
2.      Mereka secara pribadi bertanggung jawab terhadap tingkah laku hidup mereka dan sikap yang mereka anut terhadap nasib mereka 
3.      Mereka tidak ditentukan oleh kekuatan-kekuatan di luar diri mereka
4.      Mereka telah menemukan arti dalam kehidupan yang cocok dengan mereka 
5.      Mereka secara sadar mengontrol kehidupan mereka
6.      Mereka mampu mengungkapkan nilai-nilai daya cipta, nilai-nilai pengalaman, atau nilai-nilai sikap
7.      Mereka telah mengatasi perhatian terhadap diri
Ada beberapa sifat lain dari kepribadian-kepribadian yang sehat, di antaranya :
1.      Mereka berorientasi ke masa depan, diarahkan pada tujuan-tujuan dan tugas-tugas yang akan datang. 
2.      Komitmen terhadap pekerjaan. Salah satu cara untuk memperoleh arti dari kehidupan adalah dengan nilai-nilai daya cipta, memberi sesuatu kepada dunia, dan nilai ini dengan sangat baik diungkapkan melalui pekerjaan atau tugas seseorang. 
3.      Kemampuan memberi dan menerima cinta. Apabila kita dicintai, kita menjadi orang yang sangat diperlukan dan tidak dapat diganti. Apabila kita mencintai, kita dapat membuat orang yang dicintai sanggup merealisasikan potensi-potensi yang belum dimanfaatkan dengan menyadarkan mereka tentang potensi mereka untuk menjadi apa.
C     Pendalaman materi
Setelah menyampaikan materi di atas, kemudian peserta diajak untuk mendalami materi tersebut dengan pertanyaan
Bahan diskusi kelompok:
1.    Menurut anda siapa orang muda katolik itu?
2.    Apa saja yang seharusnya dilakukan oleh orang muda Katolik dalam hidup menggereja?
3.    Bagaimana ciri orang muda yang mengenali diri dan mampu mengembangkan kepribadian?
4.    Apa yang dimaksud dengan “orang Muda  yang Mengatasi Diri ”?
5.    Menurutmu apa yang seharusnya dilakukan oleh orang muda katolik untuk menjadi “Orang Muda yang Mengatasi Diri”?

C     Selingan  (10 menit)
1.      Lagu “ Yesus Besertaku & Jangan Lelah” (bahan terlampir)
2.       Permainan  “Lempar Batu Sembunyi tangan
 Aturan permainan:
a.        Peserta membentuk lingkaran dengan jarak setengah lencang tangan kanan antara satu dengan yang lainnya.
b.        Fasilitator berdiri di tengah lingkaran ,dan akan memulai permainan dengan  mengajak salah satu peserta untuk diajak berdialog secara tiba-tiba. Namun, sebelumnya peserta diberi tahu bagaimana format dioalog yang harus dimainkan. Contoh dialognya:
Fasilitator                     :     Kemarin, ketika pergi ke Sri Ratu, saya melihat Yussi     menggandeng Om-om!?
Yussi                           : Saya!?? (ekspresi kaget & aneh).
Fasilitator                    : Iya kamu!!!
Yussi                           : Bukan.
Fasilitator                    : Lalu siapa??
Yussi                         : Yani. (dialog dilajutkan oleh Yani & Yussi dengan format yang sama tanpa menggunakan bagian awal, langsung pada bagian “Saya!?? (ekspresi kaget & aneh)”)
c.         Setelah itu dilanjutkan dengan teman yang lainnya (di samping kiri-kana; di depan) dst.
d.        Dioalog akan berhenti jika salah satunya kurang tepat, cepat dan cermat dalam menjawab pertanyaan lawan bicaranya.

C       Pemaknaan permainan.
Setelah permaian selesai, fasilitator memberikan sedikit pemaknaan dari permainan di atas. Adapun makna yang dapat di ambil adalah: melatih kita untuk konsentrasi, cepat, tepat, cermat dan bersifat menghibur.

C     Session II (20 menit)
1.         Bacaan Kitab  Suci Orang Muda dalam Kitab Suci (Matius 19:16-22)
Ada seorang datang kepada Yesus, dan berkata: "Guru, perbuatan baik apakah yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" Jawab Yesus: "Apakah sebabnya engkau bertanya kepada-Ku tentang apa yang baik? Hanya Satu yang baik. Tetapi jikalau engkau ingin masuk ke dalam hidup, turutilah segala perintah Allah." Kata orang itu kepada-Nya: "Perintah yang mana?" Kata Yesus: "Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, hormatilah ayahmu dan ibumu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." Kata orang muda itu kepada-Nya: "Semuanya itu telah kuturuti, apa lagi yang masih kurang?" Kata Yesus kepadanya: "Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku." Ketika orang muda itu mendengar perkataan itu, pergilah ia dengan sedih, sebab banyak hartanya (Matius 19:16-22)

2.                   Renungan dari Bacaan  Kitab Suci Injil Mat 19: 16-22
Teman-teman yang terkasih di dalam Yesus Kristus setelah kia membaca kisah orang muda dalam Matius 19:16-22, kita harus hormat untuknya. Mengapa? Karena saat usianya masih muda, ia sudah menjadi orang yang kaya dan berlimpah harta. Tidak hanya itu, ia pun gemar membaca perintah Allah dan menurutinya dalam kehidupan sehari-hari. Andai kata orang muda ini hidup pada zaman sekarang, tentu ia akan menjadi seorang laki-laki yang perfect. Namun, segala hal yang telah ia miliki dalam hidupnya tidak membuat Yesus terkesan. Sebab Yesus hendak menguji hingga kedalaman hati, yakni apakah hatinya berpaut kepada Allah.
Orang muda ini memang berperilaku baik dan selalu menuruti perintah Allah, tetapi ia tidak memiliki hubungan yang akrab dengan Allah, Sang Empunya perintah. Apa buktinya? Ketika Yesus memintanya menjual seluruh harta miliknya, memberikannya kepada orang-orang miskin supaya memperoleh harta di surga, dan kemudian mengikut Tuhan, ia malah merasa sedih, bahkan orang muda itu pergi meninggalkan Yesus. Artinya bahwa orang muda tadi lebih sayang kepada hartanya duniawinya. Dia sombong dan tidak mau berbagi untuk orang yang miskin.
Apakah relita itu masih ada sampai sekarang? Tentu saja masih sangat banyak. Teman-teman dalam bacaan tadi ingin mengajak kita untuk memiliki keutamaan dalam hidup; misal melakukan segala pelayanan,  tidak sombong, berbuat baik kepada orang-orang miskin, pergi ke gereja pada hari minggu, membantu orang tua dalam mengemban tugas rumah, mengasihi sesama. Ini adalah hal yang baik saya rasa, namun alangkah lebih baik lagi jika kita memiliki keutamaan untuk selalu inngat dan melaksanakan perintah Allah dan mengikuti dia tanpa harus memikirkan harta duniawi yang sering kali membuat kita jatuh. Bacaan ini mengajarkan kita bagaimana kita harus bisa menyeimbangkan keinginan duniawi dan kehendak Allah. Oleh karena itu, marilah kita semakin menyadari kehadiran Tuhan dalam setiap langkah hidup kita. Semoga niat, usaha dan karya kita pada hari ini dan hari-hari yang akan datang senantiasa diberkati Tuhan. Amin
3.    Doa penutup
 Terpujilah Allah Bapa Tri Tunggal Maha Kudus, atas segala penyertaan-Mu sepanjang kegiatan ini. Kami menyadari masih kurang mampu memahami tujuan, makna dan arti hidup ini termasuk dalam hal mengatasi. Kami mohon curahkanlah Roh-Mu atas kami masing-masing, agar melalui bimbingan-Nya kami dapat mengambil manfaat dari kegiatan ini demi perkembangngan diri dan hidup kami dihari yang akan datang. Sehingga, kami sungguh mampu menghadapi segala rintangan dan cobaan hidup ini. Dan akhirnya kami pun Engkau perkenankan boleh bersama Engkau di dalam Kerajaan-Mu yang tiada berkesudahan. Semuanya ini kami panjatkan dengan pengantaraan Yesus Tuhan dan Juruselamat kami, yang hidup dan maraja kini dan sepanjang masa. Amin. (Bapa kami 1 X, Salam Maria 3 X, Kemuliaan 1X).

4.        Lagu Penutup  : “I Love Jesus” (bahan terlampir)









Bahan Evaluasi:
1.      Menurut anda, bagaimana proses acara kegiatan Pembinaan Iman?
a.       Baik
b.      Cukup baik
c.       Kurang baik
2.      Menurut anda, apakah acara seperti ini perlu diadakan lagi?
a.       Iya
b.      Tidak
3.      Apakah tema yang disajikan memberikan kontribusi atau manfaat bagi anda?
a.       Iya
b.      Tidak
4.      Menurut anda, bagaimana pembimbing dalam menyajikan acara ini?
a.       Baik
b.      Cukup baik
c.       Kurang baik
5.      Apa kritik & saran anda, agar kegiatan ini menjadi lebih baik di kemudian hari? ………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
Lampiran Lagu

Yesus Besertaku

Aku bahagia, bahagia, bahagia, bahagia.
Aku bahagia, bahagia,karma Tuhan Yesus angkat dosaku.
Yesus angkat dosaku dan buang ke laut, BYUuurr, buang ke laut ByUuur Buang ke laut.
*Malas
*Bau
*Jelek dll.
I Love Jesus

I love You Jesus dip down in my heart
I love You Jesus dip down in my heart
Tought abaut dip, dip, down, down
Dip down in my heart 2x

Jangan Lelah

Jangan lelah bekerja di ladangnya Tuhan, Roh Kudus yang bri kekuatan
Yang mengajar dan menopang…
Tiada lelah bekerja bersma-Mu Tuhan
Yang selalu mencukupkan atas segalanya.
Ratakan tanah bergelombang
Timbunlah tanah yang berlubang
Menjadi siap dibangun di atas dasar iman..2x
Apa Kabar

Apa kabar, kita bergembira tepuk tangan-tepuk tangan, kedipkan matamu.
Senyum ke kiri senyum ke kanan, berkeliling-berkeliling mencari yang lain.

Bahan diskusi kelompok:
1.        Menurut anda siapa orang muda katolik itu?
2.        Apa saja yang seharusnya dilakukan oleh orang muda Katolik dalam hidup menggereja?
3.        Bagaimana ciri orang muda yang mengenali diri dan mampu mengembangkan kepribadian?
4.        Apa yang dimaksud dengan “orang Muda  yang Mengatasi Diri ”?
5.        Menurutmu apa yang seharusnya dilakukan oleh orang muda katolik untuk menjadi “Orang Muda yang Mengatasi Diri”?

Bahan diskusi kelompok:
1.        Menurut anda siapa orang muda katolik itu?
2.        Apa saja yang seharusnya dilakukan oleh orang muda Katolik dalam hidup menggereja?
3.        Bagaimana ciri orang muda yang mengenali diri dan mampu mengembangkan kepribadian?
4.        Apa yang dimaksud dengan “Orang Muda  yang Mengatasi Diri ”?
5.        Menurutmu apa yang seharusnya dilakukan oleh orang muda katolik untuk menjadi “Orang Muda yang Mengatasi Diri”?



Bahan diskusi kelompok:
6.        Menurut anda siapa orang muda katolik itu?
7.        Apa saja yang seharusnya dilakukan oleh orang muda Katolik dalam hidup menggereja?
8.        Bagaimana ciri orang muda yang mengenali diri dan mampu mengembangkan kepribadian?
9.        Apa yang dimaksud dengan “Orang Muda  yang Mengatasi Diri ”?
Menurutmu apa yang seharusnya dilakukan oleh orang muda katolik untuk menjadi “Orang Muda yang Mengatasi Diri”?
Hand Out
      “Orang Muda Katolik yang Mengatasi Diri”
I.  Siapa Orang Muda Katolik itu ?
Orang muda adalah sekelompok orang atau anggota masyarakat yang berusia 15 tahun samapi sekitar 25 tahun, yang mempunyai sifat tersendiri yang terkadang kontroversial. Orang muda biasanya berada pada masa peralihan dari masa nak-anak menuju dewasa, yang berarti ada perubahan dari masa tergantung ke masa pertanggung jawab penuh. Dapat juga dikatakan terjadinya perubahan dari keasyikkan pada diri sendiri sosial (bersama orang lain) sebagai bagian dari kesadaran menuju realitas sosial (kedewasaan diri).
Orang muda katolik mendapat sorotan khusus dari para pemuka agama sebagaimana dikemukaan oleh Paus Yohanes Paulus II dalam pesannya pada tahun 1998. Pertanyaan seberapa jauh kita mengenal kaum muda muncul setiap kali terjadi kesalah pahaman dan ketidak pengertian sepak terjang mereka. Pembinaan hidup rohani dan mental mereka haruslah dimulai dengan menjawab pertanyaan mendasar. Upaya untuk membina orang muda terlebih dalam hidup beragama adalah hal yang mulia. Sangat disayangkan kemauan yang baik dari mereka belum tentu membuahkan hasil yang baik. Diperlukan langkah-langkah yang baik pula untuk mewujudkannya. Memahami orang muda merupakan langkah awal untuk upaya pembinaan hidup beragama mereka.
          i.          Mengenali Diri dan Mengembangkan Kepribadian
Setiap manusia normal cenderung mengharapkan dirinya berkembang menjadi lebih baik lagi, apa pun profesinya. W Stern mengemukakan Teori Konvergensi yang mengatakan kepribadian manusia terbentuk sebagai hasil interaksi. Jadi, hasil interaksi dari potensi yang dimiliki manusia dan seberapa besar lingkungan mempengaruhi perwujudan potensi yang dimiliki. Kalau berbicara mengenai "potensi", kita tidak bisa berbuat banyak, karena potensi manusia memang sudah terberi. Yang dapat diupayakan adalah usaha untuk mengembangkan potensi yang ada agar berfungsi sesuai dengan peran yang harus kita jalankan. Dalam hal ini, Harry Ingham dan Joseph Luft dalam Johari Window-nya (nama Johari berasal dari Joseph Luft dan Harrington Ingham) menyatakan bahwa manusia memiliki empat daerah pengenalan diri yaitu:
Diri terbuka, Diri terlena, Diri tersembunyi, Diri yang tidak dikenal siapa pun.
Keempat hal di atas digambarkan sebagai berikut.
5.    Diri terbuka à Bagian diri yang disadari oleh diri sendiri dan ditampilkan kepada orang lain atas kemauan sendiri. Misalnya: perasaan, pendapat dan pikiran yang dipilih untuk disampaikan kepada orang lain. Juga hal-hal yang tidak dapat ditutupi terhadap orang lain, seperti muka, bentuk badan, umur yang tampak pada keadaan badan (tua, muda).
6.     Diri terlena à Bagian diri yang tanpa disadari diri sendiri, tertutup terhadap dirinya, tetapi tersampaikan kepada orang lain atau diketahui oleh orang lain. Misalnya: kebiasaan-kebiasaan, sifat-sifat, dan kemampuan tertentu yang tidak disadari ada pada diri sendiri, yang sering berpengaruh (positif atau negatif) dalam berhubungan dengan orang lain (misalnya sering membuat interupsi, kurang memperhatikan perasaan orang lain, senang membantah, membanggakan diri, dan sebagainya).
7.    Diri tersembunyi à Bagian diri yang disadari oleh diri sendiri, tetapi secara sadar ditutup-tutupi atau disembunyikan terhadap orang lain. Mungkin juga orang tidak tahu bagaimana menyampaikan dirinya kepada orang lain. Misalnya: tidak setuju tentang pendapat orang lain, tetapi tidak dapat menyampaikan hal itu), atau karena kalau disampaikan akan membuat malu diri sendiri, misalnya perasaan ketidakpastian, keinginan yang rahasia, dan sebagainya.
8.    Diri yang tak dikenal oleh diri sendiri dan oleh orang lain à Bagian diri yang tidak dikenal diri sendiri dan orang lain ini berupa motif, kebutuhan yang tidak disadari, terlupakan atau didesak ke bawah sadar sehingga tidak dikenal lagi dan masih mempengaruhi tindakan orang dalam berhubungan dengan orang lain.
           Untuk dirinya perlu dikembangkan kepercayaan dengan jalan membuka diri terhadap pendapat, perasaan, dan pikiran orang lain, artinya membuka jalan bagi orang lain untuk memberikan umpan balik kepada dia sehingga bidang diri terbuka,melebar dan akan timbul perbaikan dalam hubungan dengan orang lain. Mengenali diri maksudnya adalah memperoleh pengetahuan tentang totalitas diri yang tepat dengan menyadari segi keunggulan yang dimiliki maupun segi kekurangan-kekurangan yang ada pada diri.
Umpan balik merupakan proses di mana seseorang memberi tahu berdasarkan pengamatan dan perasaannya tentang tingkah laku seseorang guna membantu perkembangan pribadi orang itu. Beberapa hal yang bisa dijadikan pegangan sebagai upaya perubahan sikap adalah memiliki motivasi kuat untuk berkembang, memiliki antusiasme dengan cara berpikir positif, bersedia belajar meyakini dan menghargai kemampuan diri, berupaya meningkatkan kemampuan untuk mendapatkan apa yang menjadi tujuan diri sendiri, berupaya tidak membiarkan perkecualian terjadi, sebelum kebiasaan baru berakar pada kehidupan, dan bersikap rajin berlatih pada setiap kesempatan diperoleh. Pengembangan kepribadian Kecuali modal pegangan tersebut diatas, untuk mengembangkan diri perlu dipertimbangkan juga faktor di bawah ini:
1.    Faktor penghambat yang berasal dari lingkungan dan sistem yang dianut. Kadang-kadang sistem yang berlaku dalam lingkungan kita, apakah dalam pekerjaan pendidikan atau lingkungan sosial di mana kita berada, tanpa disadari menghambat pengembangan diri kita, misalnya diberlakukannya sistem senioritas dalam jenjang jabatan di mana kita bekerja. Tanggapan atau sikap/kebiasaan dalam lingkungan kebudayaan. Kadang-kadang tradisi atau kebiasaan yang berlaku menghambat perwujudan dari perkembangan diri seseorang.
2.    Faktor penghambat yang berasal dari diri individu sendiri. àFaktor tujuan hidup yang tidak/belum tergambar dengan jelas. Faktor motivasi dan faktor keengganan untuk menelaah diri. Kadang-kadang manusia takut untuk menerima kenyataan bahwa ia memiliki kekurangan ataupun kelebihan pada dirinya. Faktor usia. Kadang-kadang orang yang sudah tua dalam usia tidak melihat bahwa kearifan dan kebijaksanaan dapat dicapainya. Mereka cenderung memandang bahwa usia muda lebih hebat karena produktif. Memang banyak aspek penghambat pengembangan kepribadian kita, namun sebenarnya masalah utamanya terletak pada jawaban kita terhadap pertanyaan, "Benarkah kita berkeinginan untuk mengembangkan diri kita?.
            Menurut Frankl hidup tidak memiliki makna dengan sendirinya, manusialah yang harus menciptakan dan menemukan makna hidup itu. Bahkan Frankl mengemukakan bahwa kematian pun memberikan makna pada keberadaan manusia. Jika manusia tidak akan pernah mati, maka manusia bisa menunda tindakan untuk selamanya dan yang menentukan kebermaknaan hidup seseorang bukan lamanya, melainkan bagaimana orang itu hidup. Hakekat dari eksistensi manusia terdiri dari 3 faktor, yaitu:
4.      Spiritualitas adalah suatu konsep yang sulit dirumuskan, tidak dapat diterangkan dengan istilah – istilah material (benda), meskipun dapat dipengaruhi oleh dunia material, namun tidak dihasilkan atau disebabkan oleh dunia material itu. Menurutnya lebih baik jika dapat dipikirkan sebagai roh atau jiwa.
5.      Kebebasan adalah adanya suatu keadaan dimana manusia tidak didikte atau dituntun oleh faktor – faktor non spiritual, insting, warisan kita yang khusus atau kondisi lingkungan.
6.      Tanggung jawab adalah  tindakan yang tidak cukup merasa bebas untuk memilih namun manusia juga harus menerima tanggung jawab terhadap pilihan tersebut.
Untuk mencapai dan menggunakan spiritualitas, kebebasan dan tanggung jawab semuanya tergantung pilihan yang dibuat oleh manusia itu sendiri. Tanpa ketiga – tiganya tidak mungkin menemukan arti dan maksud dalam kehidupan. Dalam sistem Frankl, ada satu dorongan yang fundamental yakni kemauan akan arti yang kuat hingga mampu mengalahkan semua dorongan lain pada manusia. Tanpa arti untuk kehidupan, tidak ada alasan untuk meneruskan kehidupan. Arti kehidupan sangat istimewa dan unik bagi setiap individu sehingga arti kehidupan menjadi berbeda dari orang yang satu dengan orang yang lain bahkan dari momen yang satu ke momen berikutnya. Karena adanya perbedaan tersebut maka setiap orang harus menemukan caranya sendiri untuk memberikan respon. Kaitannya dengan kepribadian, menurut Frankl, suatu kepribadian yang sehat mengandung tingkat tegangan tertentu antara apa yang telah dicapai dan apa yang harus dicapai dimana orang – orang yang sehat selalu memperjuangkan tujuan yang akan memberikan arti tersebut. Ada 3 cara yang untuk menuntun pada pencarian arti kehidupan, yaitu:
4.      Dengan memberi kepada dunia lewat suatu ciptaan / karya.
5.      Dengan mengambil sesuatu dari dunia melalui pengalaman
6.      Dengan sikap yang diambil manusia dalam menyikapi penderitaan.
Ketiga cara tersebut kemudian terkait dengan tiga sistem nilai dalam pemberian arti kepada kehidupan, yaitu:
4.      Nilai – nilai daya cipta; yang menyangkut pemberian kepada dunia, diwujudkan dalam aktivitas yang kreatif dan produktif. Arti diberikan kepada kehidupan melalui tindakan yang menciptakan suatu hasil yang kelihatan atau ide yang tidak kelihatan atau dengan melayani orang – orang lain yang merupakan suatu ungkapan individu.
5.      Nilai – nilai pengalaman, menyangkut penerimaan dari dunia, diwujudakan dengan menyerahkan diri kepada keindahan yang ada di alam sekitar atau seni. Yang menentukan bukan berapa banyak puncak yang kita capai atau berapa lama seseorang tinggal dalam tingkatan pencapaian tersebut namun intensitas yang kita alami terhadap hal – hal yang kita miliki. 
6.      Nilai-nilai sikap. Situasi-situasi yang menimbulkan nilai-nilai sikap ialah situasi-siatuasi dimana manusia tak mampu mengubah atau menghindari situasi tersebut. Apabila dihadapkan dalam situasi ini maka satu-satunya cara untuk menyikapinya adalah menerima situasi tersebut. Cara bagaiman manusia menerima situasi tersebut, keberanian dalam menahan penderitaan tersebut, kebijaksanaan yang kita perlihatkan ketika berhadapan dengan bencana marupakan ujian dan ukuran terakhir dari pemenuhan kita sebagai manusia.
Orang-orang yang menemukan arti dalam kehidupan mencapai keadaan transedensi diri, keadaan yang terakhir untuk kepribadian yang sehat. Menjadi manusia sepenuhnya berarti mengadakan hubungan dengan seseorang atau orang lain di luar diri sendiri. Frankl tidak menyajikan suatu daftar dari sifat-sifat kepribadian yang sehat. Akan tetapi, secara umum dapat dikatakan orang-orang macam apakah mereka itu :
8.      Mereka bebas memilih tindakan mereka sendiri
9.      Mereka secara pribadi bertanggung jawab terhadap tingkah laku hidup mereka dan sikap yang mereka anut terhadap nasib mereka 
10.  Mereka tidak ditentukan oleh kekuatan-kekuatan di luar diri mereka
11.  Mereka telah menemukan arti dalam kehidupan yang cocok dengan mereka 
12.  Mereka secara sadar mengontrol kehidupan mereka
13.  Mereka mampu mengungkapkan nilai-nilai daya cipta, nilai-nilai pengalaman, atau nilai-nilai sikap
14.  Mereka telah mengatasi perhatian terhadap diri
Ada beberapa sifat lain dari kepribadian-kepribadian yang sehat, di antaranya :
4.      Mereka berorientasi ke masa depan, diarahkan pada tujuan-tujuan dan tugas-tugas yang akan datang. 
5.      Komitmen terhadap pekerjaan. Salah satu cara untuk memperoleh arti dari kehidupan adalah dengan nilai-nilai daya cipta, memberi sesuatu kepada dunia, dan nilai ini dengan sangat baik diungkapkan melalui pekerjaan atau tugas seseorang. 
6.      Kemampuan memberi dan menerima cinta. Apabila kita dicintai, kita menjadi orang yang sangat diperlukan dan tidak dapat diganti. Apabila kita mencintai, kita dapat membuat orang yang dicintai sanggup merealisasikan potensi-potensi yang belum dimanfaatkan dengan menyadarkan mereka tentang potensi mereka untuk menjadi apa.
C     Bacaan Kitab  Suci Orang Muda dalam Kitab Suci (Matius 19:16-22)
Orang Muda Yang Kaya
(Matius 19:16-22)
Ada seorang datang kepada Yesus, dan berkata: "Guru, perbuatan baik apakah yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" Jawab Yesus: "Apakah sebabnya engkau bertanya kepada-Ku tentang apa yang baik? Hanya Satu yang baik. Tetapi jikalau engkau ingin masuk ke dalam hidup, turutilah segala perintah Allah." Kata orang itu kepada-Nya: "Perintah yang mana?" Kata Yesus: "Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, hormatilah ayahmu dan ibumu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." Kata orang muda itu kepada-Nya: "Semuanya itu telah kuturuti, apa lagi yang masih kurang?" Kata Yesus kepadanya: "Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku." Ketika orang muda itu mendengar perkataan itu, pergilah ia dengan sedih, sebab banyak hartanya.

V                   enungan dari Bacaan  Kitab Suci Injil Mat 19: 16-22
Teman-teman yang terkasih di dalam Yesus Kristus setelah kia membaca kisah orang muda dalam Matius 19:16-22, kita harus hormat untuknya. Mengapa? Karena saat usianya masih muda, ia sudah menjadi orang yang kaya dan berlimpah harta. Tidak hanya itu, ia pun gemar membaca perintah Allah dan menurutinya dalam kehidupan sehari-hari. Andai kata orang muda ini hidup pada zaman sekarang, tentu ia akan menjadi seorang laki-laki yang perfect. Namun, segala hal yang telah ia miliki dalam hidupnya tidak membuat Yesus terkesan. Sebab Yesus hendak menguji hingga kedalaman hati, yakni apakah hatinya berpaut kepada Allah.
Orang muda ini memang berperilaku baik dan selalu menuruti perintah Allah, tetapi ia tidak memiliki hubungan yang akrab dengan Allah, Sang Empunya perintah. Apa buktinya? Ketika Yesus memintanya menjual seluruh harta miliknya, memberikannya kepada orang-orang miskin supaya memperoleh harta di surga, dan kemudian mengikut Tuhan, ia malah merasa sedih, bahkan orang muda itu pergi meninggalkan Yesus. Artinya bahwa orang muda tadi lebih sayang kepada hartanya duniawinya. Dia sombong dan tidak mau berbagi untuk orang yang miskin.
Apakah relita itu masih ada sampai sekarang? Tentu saja masih sangat banyak. Teman-teman dalam bacaan tadi ingin mengajak kita untuk memiliki keutamaan dalam hidup; misal melakukan segala pelayanan,  tidak sombong, berbuat baik kepada orang-orang miskin, pergi ke gereja pada hari minggu, membantu orang tua dalam mengemban tugas rumah, mengasihi sesama. Ini adalah hal yang baik saya rasa, namun alangkah lebih baik lagi jika kita memiliki keutamaan untuk selalu inngat dan melaksanakan perintah Allah dan mengikuti dia tanpa harus memikirkan harta duniawi yang sering kali membuat kita jatuh. Bacaan ini mengajarkan kita bagaimana kita harus bisa menyeimbangkan keinginan duniawi dan kehendak Allah. Oleh karena itu, marilah kita semakin menyadari kehadiran Tuhan dalam setiap langkah hidup kita. Semoga niat, usaha dan karya kita pada hari ini dan hari-hari yang akan datang senantiasa diberkati Tuhan. Amin






Tema                : Orang Muda Katolik, Orang Muda Yang Berfungsi Sepenuhnya”
Tujuan              :
V      Peserta mampu mengerti dan memahami fungsinya sebagai orang muda
Katolik.
V      Agar orang muda Katolik sungguh-sungguh mengerti perannya dalam hidup menggereja, keluarga dan hidup sosial.
V      Mengerti bagaimana menjadi orang muda Katolik menurut ajaran Gereja katolik
Waktu              : 90 menit
Sasaran            : Siswa/SMPN 4 Madiun
Media              : Laptop, LCD, Alat tulis.
Metode            : Sharing
                          Tanya jawab
                          Ceramah
                          Dinamika kelompok
Sumber            :àKonferensi Wali Gereja Indonesia. 1998, Dokumen konsili II. Jakarta: Obor (LG art 11)
                                    à LAI. 1997. Alkitab Deoterokanonika. Jakarta: LAI
                        àSchultz, Duane. 1991. Psikologi Pertumbuhan. Yogyakarta: Kanisius.


LANGKAH-LANGKAH
A.     Lagu Pembuka: (3 Menit)
Masa Muda
Masa muda sungguh senang
Hidup penuh dengan cita-cita
Dengan api yang tak kunjung padam
Selalu membakar dalam kalbu
      Reff: Masa mudaku masa yang terindah
                  Masa Tuhan memanggilku
                  Masa mudaku masa yang kukenang
                  Kutinggalkan semua dosaku
                  La.....la....la...la....la   
B.     Doa Pembuka (3 Menit)
Allah Bapa yang brtahta dalam Kerajaan Surga, kami anak-anak-Mu menghaturkan rasa syukur dan pujian karena pada hari ini kami dipertemukan kembali dalam ruangan ini dan Engkau juga memberi kami kekuatan serta kesehatan untuk melakukan aktifitas pada hari ini. Bapa sertailah pertemuan pada hari ini, semoga Engkau mencurahkan Roh Kudus atas kami semua untuk mengerti dan memahami mengenai fungsi serta peran kami sebagai orang muda katolik. Doa ini kami haturkan dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin

C.     Pengantar (5 Menit)
Teman-teman yang kami kagumi, selamat pagi/selamat siang !! senang sekali pada hari ini kami boleh berada dihadapan teman-teman, berdinamika bersama. Semoga perjumpaan kita pada hari membuahkan hasil yang cukup memuaskan bagi kami dan teman-teman semua.
Teman teman, pada hari ini kita mencoba bersama-sama mendalami tema mengenai “orang muda katolik, orang muda yang berfungsi sepenuhnya”. Maka kami mengaharapkan keterlibatan dari teman-teman dalam dinamika ini agar seluruh rangkaian acara dapat berjalan dengan baik dari awal hingga akhir.

D.    SESSION I (27 Menit)
V      Siapa Orang Muda Katolik Itu?
Kalau kita bicara tentang orang muda, yang terlintas di benak kita adalah sekelompok orang  atau anggota masyarakat yang berusia 15 tahun sampai sekitar 25 tahun dengan ciri-ciri sifat tersendiri yang kadang kontroversial. Mereka,orang muda ini, berada pada masa peralihan dari masa anak-anak menuju dewasa, yang berarti juga perubahan dari masa tergantung ke masa pertanggung jawaban penuh. Dapat juga dikatakan terjadinya perubahan dari keasyikan pada diri sendiri menuju keterlibatan sosial (bersama orang lain) sebagai bagian dari kesadaran menuju realitas sosial (kedewasaan diri).
Namun, di sisi lain, mereka dipandang sebagai penanggung jawab masa depan kehidupan ini. Harapan besar ditumpukkan pada bahu mereka bahkan dengan ungkapan yang terdengar berlebihan seperti: penerus cita-cita bangsa, pelopor pembaharuan dan sebagainya. Nilai-nilai dahulu atau saat ini yang diterima dan dianggap benar atau paling tepat bisa jadi akan digugat dan diganti dengan nilai yang mereka anggap lebih berarti/relevan pada kehidupan masa datang. Karenanya seringkali kegiatan dan sepak terjang mereka untuk pencarian diri/nilai itu dipandang dengan ketidak mengertian oleh anggota masyarakat lainnya. Perilaku mereka itu sesungguhnya lebih mudah dipahami kalau terlebih dahulu dilihat dalam konteks masyarakat di mana mereka berada, yaitu masyarakat Indonesia secara umum dan umat katolik Indonesia.
Orang Muda Katolik mendapat sorotan khusus dari para pemuka agama sebagaimana dikemukakan oleh Paus Yohanes Paulus II dalam pesannya pada tahun 1998.
Pertanyaan seberapa jauh kita mengenal kaum muda muncul setiap kali terjadi kesalahpahaman dan ketidak mengertian sepak terjang mereka.Pembinaan hidup rohani dan mental mereka haruslah dimulai dengan menjawab pertanyaan mendasar
Upaya untuk membina orang muda terlebih dalam hidup beragama adalah hal yang mulia. Sayangnya kemauan yang baik belum tentu membuahkan hasil yang baik. Diperlukan langkah-langkah yang baik pula untuk mewujudkannya. Memahami orang mudah adalah langkah awal dalam upaya pembinaan hidup beragama mereka.

V      Bagaimana Fungsi Orang Muda Katolik Dalam Hidup Menggereja
Orang muda merupakan generasi penerus bagi Gereja, dalam membawa banyak orang semakin mengenal dan mengalami ajaran-Nya serta menjadi anggota keluarga Allah. Kaum muda merupakan mutiara yang sangat berharga karena ditangan merekalah Gereja dimasa mendatang, Gereja yang membawa kedamaian bagi setiap orang.
Lalu bagaimana fungsi orang muda katolik dalam hidup menggerja, diatas sudah kita singgung gambaran fungsi orang muda, tapi bagaiman fungsi orang muda yang sepenuhnya dalam Gereja? Dalam dokumen dibawah ini mencoba menekankan beberapa hal yang harus dipegang kita sebagai orang muda katolik; yang pertama, kita harus mengalami sendiri akan cinta Allah terhadap kita melalui Kitab Suci. Dan yang kedua adalah melalui Liturgi dan doa-doa.
Secara konkret pengembangan pengalaman akan Allah dapat dilakukan dengan belajar mendengarkan Sabda Tuhan yang tertulis dalam Kitab Suci. Keakraban orang muda dengan Sabda Tuhan yang tertulis dalam Kitab Suci akan membuat orang muda semakin mampu menyelami kehendak-Nya. Pengalaman akan Allah juga dapat dipupuk dengan doa-doa,terutama melalui liturgi, khususnya S. Ekaristi, "puncak dan sumber pengungkapan iman Gereja" (LG 11).
Dari dokumen diatas, kita dapat menarik kesimpulan bahwa orang muda yang berfungsi sepenuhnya dalam gereja ternyata harus mempunyai pegangan yang utama. Yakni Iman dan kepercayaan akan Allah serta ajaran-Nya. Dalam hal ini tentu saja menuntut kita untuk sungguh-sungguh mengerti akan apa yang kita imani sehingga cita rasa keKatolikan sungguh-sungguh dapat dirasakan dan kita dapat menjadi orang muda katolik sepenuhnya.
            Inilah gambaran yang mendasar bagi kita sebagai orang muda Katolik. Teman-teman, apakah kita sudah sungguh-sungguh mengenal akan apa yang kita imani saat ini? Apakah kita sudah sungguh-sungguh mengalami Allah dalam Ekaristi dan doa?
Dasar dari perutusan dalam Gereja ialah pengalaman akan Allah yang memanggil. Sebagaimana Paulus yang mendasarkan perutusannya pada pengalaman ditangkap oleh Kristus, keterlibatan orang muda dalam kehidupan umat juga perlu didasarkan pada pengalaman akan Allah yang menyapanya melalui Yesus Kristus. Untuk itu, orang muda perlu mengembangkan perjumpaan dengan Allah, supaya semakin menghayati perutusannnya sebagai perutusan dari Allah. (Pedoman Karya Pastoral Kaum Muda, Jakarta:KWI.Konferensi Wali Gereja Indonesia, 2006.)
V      Orang yang berfungsi sepenuhnya
          Orang muda yang dapat berfungsi sepenuhnya tentu saja harus memiliki kepribadian yang sehat sehingga mereka sungguh-sungguh bisa mengaktualisasikan diri sepenuhnya untuk karya dan pelayanan baik dilingkup masyarakat maupun dilingkup gereja. Menurut Rogers dibawah, kepribadian yang sehat memiliki dua unsur terpenting, unsur-unsurnya adalah sebagai berikut;
ü      Kepribadian yang sehat itu bukan merupakan suatu keadaan dari ada, melainkan suatu proses, “suatu arah bukan suatu tujuan”. Aktualisasi diri berlangsung terus tidak pernah merupakan suatu kondisi yang selesai atu statis.
ü        Aktualisasi diri itu merupakan suatu proses yang sukar dan kadang-kadang menyakitkan. Aktualisasi diri merupakan suatu ujian, rentangan dan pecutan terus menerus terhadap suatu kemampuan seseorang. (Schultz, Duane. 1991. Psikologi Pertumbuhan. Yogyakarta: Kanisius.)
Orang-orang yang berfungsi sepenuhnya tampaknya hidup sepenuhnya, karena mereka mampu mengalami secara mendalam keseluruhan emosi kebahagiaan dan kesusahan, kegembiraan dan keputusasaan. Mereka adalah individu-individu yang berperasaan kuat. Kapasitas orang yang berfungsi sepenuhnya memberi respon kepada setiap mumen pengalaman yang segar dan baru. Dapat memilih dan bertindak dengan bebas tanpa paksaan-paksaan, merasakan suatu perasaan berkuasa atas kehidupan dan menjadi kreatif serta spontan, tentu merupakan suatu tanda-tanda dari suatu kehidupan yang sehat secara psikologis dan emosional.


Ciri-ciri orang yang berfungsi sepenuhnya (6)
v     Keterbukaan pada pengalaman
Orang yang tidak terhambat oleh syarat penghargaan bebas untuk mengalami semua perasaan dan sikap. Tak ada satupun yang harus dilawan karena tak satu pun yang mengancam. Orang yang demikian mengetahui segala sesuatu tentang kodratnya, tidak ada segi keprbadian tertutup. Itu berarti bahwa keprbadian adalah fleksibel, tidak hanya mau menerima pengalaman-pengalaman yang diberi oleh kehidupan, tetapi juga dapat menggunakannya dalam membuka kesempatan-kesempatan persepsi dan ungkapan baru. Sebaliknya keprbadian yang defensif yang beroperasi menurut syarat-syarat penghargaan adalah statis, bersembunyi dibelakang peranan, tidak dapat menerima atau bahkan mengetahui pengalaman tertentu. Orang yang berfungsi sepenuhnya dapat dikatakan lebih emosional dalam pengertian bahwa dia mengalami banyak emosi yang bersifat positif dan negative.
v     Kehidupan eksistensial
Orang yang berfungsi sepenuhnya hidup sepenuhnya dalam setiap momen kehidupan. Setiap pengalaman dirasa segar dan baru seperti sebelumnya, belum pernah ada cara yang persis sama. Akan tetapi orang yang defensif harus mengubah suatu pengalaman baru untuk membuatnya harmonis dengan diri; dia memiliki suatu struktur diri yang berprasangka di mana semua pengalaman harus cocok dengannya. Orang yang berfungsi sepenuhnya dapat menyesuaikan diri karena struktur diri terus menerus terbuka kepada pengalaman-pengalaman baru. keprbadian yang demikian tidak kaku atau tidak dapat diramalkan Rogers percaya bahwa kualitas dari kehidupan eksistensial ini merupakan segi yang sangat esensial dari keprbadian yang sangat esensial dari keprbadian yang sehat terbuka keprbadian kepada segala sesuatu yang terjadi pada momen itu dan ia menemukan dalam setiap pengalaman suatu struktur yang dapat berubah dengan mudah sebagai respon atas pengalaman momen yang berikutnya.
v     Kepercayaan Terhadap Organisme Orang Sendiri
Bertingkah laku menurut apa yang dirasa benar merupakan pedoman yang sangat dapat diandalkan dalam memutuskan suatu tindakan, lebih dapat diandalkan dari pada factor-faktor rasional atau intelektual. Orang yang berfungsi sepenuhnya dapat bertindak menurut impuls-impuls yang timbul seketika dan intuitif. Dalam tingkah laku yang demikian banyak spontanitas dan kebebasan, tetapi tidak sama dengan bertindak buru-buru. Seseorang yang berorientasi semata-mata atas dasar rasional atau intelektual sedikit banyak adalah cacat, karena mengabaikan factor-faktor emosional dalam proses mencapai suatu keputusan.


v     Perasaan yang bebas
Semakin orang sehat dalam psikologis semakin juga ia mengalami kebebasan untuk memilih dan bertindak. Orang yang sehat dapat memilih dengan bebas tanpa adanya paksaan atau rintangan antara alternative pikiran dan tindakan. Orang yang berfungsi sepenuhnya memiliki suatu perasaan berkuasa secara pribadi mengenai kehidupan dan percaya bahwa masa depan tergantung pada dirinya, tidak diatur tingkah laku, keadaan atau peristiwa masa lampau.
v      Kreativitas
Semua orang berfungsi sepenuhnya sangat kreatif.orang yang kreatif dan spontan tidak terkenal karena konformitas atau penyesuaian diri yang pasif tarhadap tekanan-tekanan social dan cultural. Akan tetapi, mereka dapat dan kerap kali benar-benar menyesuaikan diri dengan tuntutan-tuntutan dari situasi khusus apabila konformitas yang demikia akan membantu memuaskan kebutuhan mereka dan memungkinkan mereka mengembangkan diri sampai tingkat yang paling penuh. Orang yang berfungsi sepenuhnya lebih mampu menyesuaikan diri dan bertahap terhadap perubahan yang drastic dalam kondisi lingkungan. Mereka memiliki kreatifitas dan spontanitas dalam menanggulangi perubahan traumatis sekalipun.
sumber:
Schultz, Duane. 1991. Psikologi Pertumbuhan. Yogyakarta: Kanisius.
http://community.gunadarma.ac.id/blog/view/id_4386/title_perkembangan-self-menurut-rogers/.
E.     Selingan (10 Menit)
V    Lagu :
Bagai Rajawali
Tuhan adalah kekuatanku
Bersama Dia ku tak akan goyah
Ku kan terbang tinggi bagai rajawali
Melakukan perbuatan yang besar
            Ku kan terbang tinggi bagai rajawali
            Dan melayang tinggi dalam kemuliaan-Nya
            Biar bumi bergoncang dan badai menerpa
            Ku kan terbang tinggi bersama Dia
V    Permainan
Tembak Dorr!!!
Langkah-langkah dalam permainan
   àTembakan pertama = door dijawab dengan “aku mau”
   àTembakan kedua = door,door dijawab dengan “aow,aow”
   àTembakan tiga = door, door,door dijawab dengan “mati aku”
   àTembakan empat =door,door,door,door dijawab dengan “gak kena,gak kena”
V      Pemaknaan:
-       Teman-teman, permainan tadi mengajak kitauntuk selalu waspada dengan segala kemungkinan yang terjadi pada kita, dan bagaimana kita hrus menyikapinya.
-       Melatih konsentrasi teman-teman terhadap suatu pekerjaan yang sedang teman-teman lakukan
-       Dan harus selalu siap dalam situasi apapun juga.
F.      SESSION II (10 Menit)
V      Orang Muda Dalam Kitab Suci (Matius 19:16-22)
Ada seorang datang kepada Yesus, dan berkata: "Guru, perbuatan baik apakah yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" Jawab Yesus: "Apakah sebabnya engkau bertanya kepada-Ku tentang apa yang baik? Hanya Satu yang baik. Tetapi jikalau engkau ingin masuk ke dalam hidup, turutilah segala perintah Allah." Kata orang itu kepada-Nya: "Perintah yang mana?" Kata Yesus: "Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, hormatilah ayahmu dan ibumu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." Kata orang muda itu kepada-Nya: "Semuanya itu telah kuturuti, apa lagi yang masih kurang?" Kata Yesus kepadanya: "Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku." Ketika orang muda itu mendengar perkataan itu, pergilah ia dengan sedih, sebab banyak hartanya (Matius 19:16-22)
G.    Diskusi Kelompok (20 Menit)
àPeserta dibagi dalam beberapa kelompok besar untuk mendiskusikan inti bacaan Kitab Suci diatas dengan beberapa pertanyaan penuntun di bawah ini;
V      Apa yang dipertanyakan oleh orang muda kepada Yesus? (Mat 19:16-22)
V      Jika anda pada posisi orang muda dalam Bacaan tadi, bagaiman tanggapan anda?
V      Bagaimana sikap anda terhadap pribadi kaum muda dalam Kitab Suci tadi?
H.    PENEGUHAN (5Menit)
            Apabila kita membaca kisah orang muda dalam Matius 19:16-22, kita harus angkat topi untuknya. Mengapa? Karena saat usianya masih muda, ia sudah menjadi orang yang kaya. Tidak hanya itu, ia pun gemar membaca perintah Allah dan menurutinya dalam kehidupan sehari-hari. Andai kata orang muda ini hidup pada zaman sekarang, tentu ia akan menjadi seorang pria ideal dan menjadi idaman banyak orang. Namun sayang, segala hal yang telah ia capai dalam hidupnya tidak membuat Yesus terkesan. Sebab Yesus hendak menguji hingga kedalaman hati, yakni apakah hatinya berpaut kepada Allah.
Orang muda ini memang berperilaku baik dan selalu menuruti perintah Allah, tetapi ia tidak memiliki hubungan yang akrab dengan Allah, Sang Empunya perintah. Apa buktinya? Ketika Yesus memintanya menjual seluruh harta miliknya, memberikannya kepada orang-orang miskin supaya memperoleh harta di surga, dan kemudian mengikut Tuhan, ia malah merasa sedih, bahkan orang muda itu pergi meninggalkan Yesus. Artinya bahwa orang muda tadi lebih sayang kepada hartanya duniawinya.
Apakah relita itu masih ada sampai sekarang? Tentu saja masih sangat banyak. Teman-teman dalam bacaan tadi ingin mengajak kita untuk memiliki keutamaan dalam hidup; misal melakukan segala pelayanan, berbuat baik kepada orang-orang miskin, pergi ke gereja pada hari minggu, membantu orang tua dalam mengemban tugas rumah, mengasihi sesama. Ini adalah hal yang baik saya rasa, namun alangkah lebih baik lagi jika kita memiliki keutamaan untuk selalu inngat dan melaksanakan perintah Allah dan mengikuti dia tanpa harus memikirkan harta duniawi yang sering kali membuat kita jatuh dalam pencobaan.
Singkat kata, bacaan tadi mengajarkan kita bagaimana kita harus bisa menyeimbangkan keinginan duniawi dan kehendak Allah,  "Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah." (Mat 22:21. )
I.       EVALUASI  à 3 Menit (terlampir)
J.      DOA PENUTUP (3Menit)
Ya Yesus, kami berterima kasih kepada-Mu karena dari awal kegiatan kami pada hari ini bisa berjalan lancar seturut kehendak dan rencana-Mu. Banyak hal yang kami dapat selama pertemuan kami, namun sudilah Engkau tetap membuka terang kasih agar pelajaran yang kami terima bersama pada hari ini tetap kami bawa, dan kami bagikan kepada siapa saja yang membutuhkan pelajaran pada saat kami mendapatkan. Tuhan semoga orang muda yang hadir disini memberi semangat kepada lingkungan dan masyarakat, karena mereka adalah penerus masa depan bangsa. Demi Kristus Tuhan kami. Amin
K.    LAGU PENUTUP : (2 Menit)
Terima Kasih
Surya bersinar udara segar
Terima kasih
Di tepi pantai ombak berderai,
Terima kasih
Reff : Trima kasih seribu, o’terima kasih seribu
            Pada Tuhan Allahku, o’ pada Tuhan Allahku
            Aku bahagia kar’na dicinta, terima kasih
            Melati wangi, kutilang nyanyi, terima kasih
            Serimba raya dengungkan lagu, terima kasih
Reff : Hati manusia, pandai mencinta, terima kasih
            Setiap waktu, bisik hati, terima kasih.
Reff  : Panjatkan doa setinggi surya terima kasih
            Sepanjang masa terucap kata terima kasih





      I.     Tema      :  Kepribadian Remaja yang Sehat dan Dewasa
    II.     Judul       :  6 Karakter Remaja yang Sehat dan Dewasa
  III.     Waktu    :  120 menit
 IV.     Peserta   :  Siswa beragama Katolik kelas X (sepuluh) dan XI (sebelas) SMA N 4 Madiun

A.     Tujuan     :
·          Peserta mengetahui 6 sikap remaja yang sehat dan dewasa.
·          Peserta mampu memahami 6 sikap remaja yang sehat dan dewasa.
·          Peserta diharapkan mampu mengaplikasikannya dalam hidup menggereja dan memasyarakat.
B.     Sumber   : Buku Menumbumbuhkan Sikap Remaja Idaman, soft file film a Choise, dan Kitab Suci.

C.     Langkah-langkah    :
1.    Pembuka:
1.1.       Doa Pembuka:                                                                                           (4 menit)
† Bapa, puji dan syukur atas segala sejarah yang boleh kami terima dariMu sampai pada hari. Terlebih pada saat ini kami Engkau perbolehkan berkumpul sebagai saudara seiman untuk bersama-sama berproses mendalami sikap-sikap remaja yang sehat dan dewasa. Kiranya ya Bapa, Engkau kami sertai selama kegiatan ini dengan pencurahan Roh Kudus-Mu atas kami semua. Doa ini kami haturkan kepada-Mu melalui perantaraan Yesus Kristus Tuhan kami, Allah yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persekutuan Roh Kudus kini dan sepanjang segala masa, Amin. †

1.2.       Lagu:                                                                                                         (6 menit)
Karena Dia (with The Banery)

Sekeras apapun aku berfikir
Apakah semua yang terjadi ini benar
Saling lupa satu dan lainnya
tak ada lagi rasa kasih sayang yang pernah ‘ku rasa
haaaaaaa….
‘ku coba untuk terus berfikir
‘Ku rasa semua yang terjadi ini salah
Hilang sudah rasa kasih sayang
Yang ada hanyalah percaya pada orang baru dikenal
Haaaaaaa….
Semua karna dia
Reff.
Dia….
Adalah penghancur
Penghancur hidupku
Dia….
Adalah penghancur
Penghancur hidup
Kan ‘ku ingat selalu oh dirinya
dan ‘ku tahu semua yang terjadi ini salah
Hilang sudah rasa tuk dunia
Sampai kapan ini kan berubah
Hanya waktu yang bisa tentukan
Semua karna dia
Reff.
ku hanya bisa menahan
Hingga kesabaran berakhir
Haaaa….aaaa….aa
Reff.

1.3.       Permainan:                                                                                                 (8 menit)
Ini adalah permainan yang akan digunakan sebagai selingan sewaktu-waktu selama kegiatan berlangsung. Permainan ini memiliki maksud agar peserta siap, tanggap, berkonsentrasi, dan bersemangat selama kegiatan berlangsung.
Cara bermain:
Peserta akan diberi aba-aba dan harus menanggapinya dengan benar!
Level I:        Pemateri berkata (sambil menunjuk salahsatu peserta) “Dor”, peserta (yang ditunjuk)  menjawab “Auw”; pemateri berkata “Dor-dor” dijawab “Aduh”; pemateri berkata “Dor-dor-dor” dijawab “Mati aku”; pemateri berkata “Dor-dor-dor-dor” dijawab “gak kena”.
Level II:      Pemateri bertanya (sambil menunjuk salahsatu peserta) dan jika jawabannya “iya” peserta harus menggelengkan kepala sambil berkata “ya/benar” dan jika jawabannya “tidak” peserta harus menganggukkan kepala sambil berkata “tidak/salah”.
Level III:     Pada level ini peraturannya adalah kata berantai dua suku kata, dan yang digunakan adalah doa Bapa Kami. Pemateri berkata (sambil menunjuk salahsatu peserta) “Bapa kami” peserta melanjutkan dengan berkata (sambil menunjuk peserta lainnya) “yang ada” peserta yang ditunjuk melanjutkan dengan berkata (sambil menunjuk peserta lainnya) “ di surga dimuliakanlah”, dan begitu seterusnya.
Bagi peserta yang salah bisa diberi ganjaran sesuai kesepakatan dengan peserta.

1.4.       Pengantar:                                                                                                  (5 menit)
Teman-teman yang dikasihi Tuhan, kali ini saya hendak mengajak anda semua untuk berproses bersama untuk memperdalam perihal kepribadian. Sebelumnya, apakah ada diantara teman-teman yang tahu karakter/kepribadian yang ideal bagi manusia itu yang bagaimana sih? Atau sebelumnya, karakter itu apa sebenarnya? Apakah kita yang berada di sini saat ini sudah memiliki karakter macam itu atau belum? Kalau belum, hendak apa kita setelah mengetahui karakter yang ideal itu? Teman-teman, untuk mencari jawaban seputar pertanyaan-pertanyaan barusan kita akan bersama-sama membedah “Enam Karakter Remaja Sehat dan Dewasa” selama ± dua jam ke depan.

2.    Kegiatan Inti:
2.1.       Menyaksikan film ”a Choise”:                                                                   (6 menit)
Film ini mengisahkan seorang petugas jalur kereta api dan putrinya. Ceritanya diawali dari keberangkatan sang ayah (petugas jalur kereta api) dari stasiun kereta api bersama putrinya menuju sebuah jembatan kereta api. Sang ayah memang sehari-hari bertugas untuk membuka dan menutup jembatan kereta api tersebut. Hari itu, terjadi sebuah peristiwa yang sangat memukul dan tidak perbah dibayangkan sang ayah. Siang itu, kereta api melaju kencang menuju jembatan tersebut dari arah stasiun kereta api. Jembatan tidak segera diturunkan karena sang ayah yang tidak mengetahui ada kereta yang hendak melalui jembatan tersebut. Putrinya yang mengetahui ada kereta dari kejauhan menuju ke arahnya segera berlari hendak memberitahukan hal tersebut kepada ayahnya. Sang ayah bergegas keluar dari pos karena melihat putrinya berlari dengan wajah gelisah. Tapi, tiba-tiba sang putri terjatuh tepat di atas bantalan rel kereta api sedangkan kereta api sudah dekat dengan jembatan. Beberapa detik itu sang ayah di tempatkan pada posisi yang serba salah dan harus memilih sikap. Jika sang ayah menurunkan jembatan kereta api maka putrinya akan tertimpa jembatan tersebut dan pasti meninggal. Tetapi, jika tidak diturunkan maka puluhan manusia yang ada di dalam kereta api itulah yang akan menjadi korban. Pada detik-detik itu sang ayah akhirnya mengambil satu keputusan, yaitu “membunuh” putrinya sendiri. Sembari menangis pilu ia menurunkan jembatan kereta api dan menghimpit putrinya hingga tewas. Sedangkan kereta api tetap melaju dengan aman di atas tubuh putrinya.
2.2.       Permainan:                                                                                                 (5 menit)
(Permainan selingan yang sama)

2.3.       Tanya-jawab:                                                                                             (20 menit)
a.         Apa yang ada di benak teman-teman setelah menyaksikan film tadi?
b.        Bagaimana keputusan yang diambil oleh sang ayah menurut teman-teman?
c.         Menurut teman-teman orang atau sosok seperti apa sang ayah tadi?
d.        Kira-kira apa yang mendorong sang ayah mengambil keputusan untuk “membunuh” putrinya sendiri?
e.         Jika teman-teman ada di posisi sang ayah, sanggupkah anda mengambil keputusan yang sama?
2.4.       Pengendapan Materi:                                                                                 (30 menit)
a.         Apa yang dimaksud dengan Karakter?
Karakter merupakan ciri esensial atau sifat yang utama, yang diasosiasikan dengan budi pekerti (Menumbuhkan Sikap Remaja Idaman, hal. 23):
Pertama, manusia berkarakter mulia mempunyai prinsip yang baik. Mereka yakin akan kehormatan, integritas, kewajiban, belas kasih, keadilan, dan nilai etika lain. prinsip-prinsip tersebut dirangkum dalam enam pilar karakter.
Kedua, manusia berkarakter mulia mempunyai nurani yang kuat. Kesadaran nurani adalah semacam kompas moral internal, yang membantu kita membedakan benar-salah, sekaligus suara hati yang terus mengingatkan kita tentang kewajiban moral, serta mendesak kita agar melakukannya. Kesadaran nurani yang kuat tidak dapat diabaikan. Nurani memperkukuh penilaian moralnya dengan cara membalas perilaku baik dengan perasaan yang baik, misalnya rasa bangga dan percaya diri. Nurani yang kuat juga menghukum perilaku buruk dengan menimbulkan rasa malu dan bersalah.
Ketiga, manusia berkarakter mulia mempunyai keberanian moral, kemauan untuk mendengarkan suara hati nurani dan melakukan hal yang benar, kendati harus menanggung risiko yang tidak menyenangkan. Oleh karena itu, karakter yang mulia juga merupakan kekuatan etika atau moral.
b.        Enam pilar karakter remaja sehat dan dewasa?
b.1  Sikap Amanah atau Layak Dipercaya
Sifat layak dipercaya penting bagi terciptanya hubungan yang bermakna dan bertahan lama. Setiap orang ingin dapat mempercayai orang-orang yang dekat dengannya. Hidup menjadi lebih baik dan mudah jika dipenuhi dengan rasa saling percaya di antara dua pihak. Rasa percaya memang memiliki dua sisi. Satu sisi adalah mempercayai, yaitu yakin dan percaya kepada dan tindakan pihak lain bahwa mereka akan melakukan hal yang benar. Sisi kedua adalah menjadi orang yang layak dipercaya, yaitu membuktikan melalui kata dan tindakan bahwa pihak lain dapat mempercayai kita.
Tentang apakah kita dapat mempercayai orang lain adalah pilihan kita, sedangkan untuk menjadi orang yang layak dipercaya adalah sebuah kewajiban etika.
b.2  Sikap Hormat
inti kehormatan adalah penghargaan atas harkat setiap manusia dan bahwa kesejahteraan setiap manusia adalah kewajiban moral yang penting. Manusia bukanlah benda yang dapat digunakan, dimanipulasi, diekploitasi, atau dimanfaatkan untuk kesenangan dan keuntungan orang lain. Dan oleh karena itu, pribadi yang berbudi akan memperlakukan setiap orang dengan sikap hormat. Sikap hormat bukan hanya ditujukan kepada orang lain melainkan juga kepada diri sendiri. Dengan menghormati diri sendiri seseorang akan dihormati oleh orang lain dan menhindarkannya dari tindakan yang merendahkan atau merusak diri sendiri.
Pribadi yang terhormat memperhatikan perasaan orang lain. ia menghormati standar kepatutan dan kesopanan dalam masyarakat umum, juga keyakinan pribadi, tradisi, dan adat istiadat orang lain. hal ini mencakup cara berpakaian, berbicara, dan bertindak dengan cara yang tidak menyinggung perasaan. Misalnya, bukanlah perilaku yang pantas pergi ke rumah ibadah mengenakan celana pendek, mengucapkan kata-kata kasar kepada guru, menghina berdasarkan etnis, atau mengucapkan kata-kata yang melecehkan secara seksual. Dengan kata lain, orang yang terhormat akan hidup sesuai dengan Golden Rule / Peraturan Emas, yaitu memperlakukan orang lain sebagaimana ia ingin diperlakukan oleh orang lain.
b.3  Tanggungjawab
orang yang bertanggung jawab adalah orang yang berani menanggung risiko atas pilihannya; menerima konsekuensi moral atas konsekuesi sikap, kata-kata, dan tindakannya. Orang yang tidak berani menanggung konsekuensi biasanya akan selalu berusaha menghindari tanggungjawab. Ia menyalahkan orang lain, membuat alasan, atau menutup-nutupi. Banyak remaja yang tidak berani menanggung konsekuensi. Remaja cenderung melihat dirinya sebagai korban daripada penyebab situasi yang dialaminya. Berani menanggung konsekuensi menuntut perenungan dan analisis, serta kemampuan merekonstruksi peristiwa dan menentukan tindakan apa yang dilakukan sehingga membawa akibat seperti yang dihadapi. Kebanyakan remaja menginginkan kebebasan pribadi yang lebih. Remaja ingin kebebasan dan kontrol dalam alokasi waktunya, menentukan sekolah yang diinginkan, dengan siapa ia bergaul, dan sebagainya. Namun kebanyakan orang menolak tanggungjawab terhadap konsekuensi kebebasan yang berlebih. Orang yang berani menanggung konsekuensi memahami betul bahwa hal baik maupun buruk pasti menyertai setiap pilihan sebagai akibat dari tindakan yang ia lakukan atau tidak lakukan kepada orang lain.
b.4  Sikap Adil
berapa usia anda ketika pertama kali menyadari bahwa dunia ini tidak adil? Umumnya, kita merasakan ketidakadilan sejak usia dini. Ketidakadilan terjadi di mana-mana dan walaupun kita tahu hampir semua manusia pernah diperlakukan tidak adil, ketidakadilan tetap saja terasa pedih. Keadilan terkait dengan tindakan, akibat, dan proses yang konsisten dengan kebenaran moral yang harus dijunjung tinggi, dihormati, dan seimbang. Keputusan yang adil diambil dengan cara yang benar berdasarkan kriteria yang benar. Keadilan dalam konteks fairness terkait erat dengan keadilan dalam konteks justice. Kita cenderung berpikir dan berbicara dalam kerangka justice apabila sedang menangani berbagai masalah sosial yang lebih luas serta kewajiban institusional perseorangan. Keadilan substantive atau hasil yang adil adalah apabila seseorang memperoleh apa yang pantas diterimanya. Masalahnya, tidak ada kesepakatan dalam menentukan apa yang pantas diperoleh seseorang.
b.5  Rasa Peduli dan Kasih Sayang
Remaja masih mempelajari identitas dirinyaoleh karena itu, wajar apabila remaja terlalu fokus pada dirinya sendiri. Namun, sikap terlalu memperhatikan diri sendiri menghambat masuknya peran orang lain yang dapat memperkaya hidupnya. Hal tersebut mengakibatkan tindakan yang tidak ramah serta tidak menimbang rasa yang akhirnya menimbulkan dinding pemisah antara remaja dan orang di sekitarnya.
b.6  Warga Negara Teladan


2.5.       Permainan Refleksi:                                                                                    (15 menit)
Permainan reflektif ini berupa membedakan dan menjodohkan benda. Yang dibedakan adalah antara daun jagung dengan daun tebu, dan kemudian menjodohkannya dengan buah jagung dan tebu. Makna dari permainan ini adalah menyadarkan peserta mengenai pentingya kepribadian atau karakter yang sehat dan dewasa dalam hidup memasyarakat. Dengan mengetahui dan memiliki kepribadian macam itu seseorang akan mampu membedakan hal yang baik dan kelihatannya baik, sehingga mereka tidak merendahkan dan merusak dirinya sendiri.

3.    Penutup:
3.1.       Lagu:                                                                                                         (6 menit)
Jangan Menyerah with D’Masiv

Tak ada manusia yang terlahir sempurna
Jangan kau sesali s’gala yang telah terjadi
Kita pasti pernah dapatkan cobaan yang berat
Seakan hidup ini tak ada artinya lagi
Syukuri apa yang ada hidup adalah anugerah
Tetap jalani hidup ini melakukan yang terbaik
Tak ada manusia yang terlahir sempurna
Jangan kau sesali sgala yang telah terjadi
Syukuri apa yang ada hidup adalah anugrah
Tetap jalani hidup ini melakukan yang terbaik
Tuhan pastikan menunjukkan kebesaran dan kuasanya
Bagi hambanya yang sabar dan tak kenal putus asa
Jangan menyerah 3x
Jangan menyerah 3x hoo...o…o
Syukuri apa yang ada hidup adalah anugrah
Tetap jalani hidup ini melakukan yang terbaik
Tuhan pastikan menunjukkan kebesaran dan kuasanya
Bagi hambanya yang sabar dan tak kenal putus asa
Dan tak kenal putus asa

3.2.       Doa Penutup:                                                                                             (15 menit)
† Allah Bapa Maha Rahim, terimakasih atas penyertaan-Mu kepada kami selama kegiatan ini. kiranya ya Bapa, kami mohon agar apa yang kami pelajari bersama ini senantiasa ada dan hidup di dalam diri kami dengan terang dari-Mu. Kami berharap dengan menjadi manusia yang berkepribadian sehat dan dewasa, kami mampu senantiasa mendatangkan hormat bagi-Mu di tengah-tengah radius pergaulan kami. Demi Kristus Tuhan dan Juru selamat kami,
Bagi teman-teman dipersilahkan mendoakan intensi-intensinya secara spontan:
Mari kita satukan doa-doa permohonan kita dengan doa Bapa Kami
Salam Maria …. 3x
Kemuliaan ….
Terpujilah ….amin.

A.     Tema: “Orang Muda Katolik Disini Dan Kini”
B.     Tujuan
a.      Tujuan umum :
Peserta memahami akan arti dan makna, serta posisinya sebagai orang Muda Katolik “Disini dan Kini” dalam kehidupan di keluarga, masyarakat dan gereja.
b.     Tujuan khusus :
1.      Peserta dapat menjelaskan arti Orang Muda Katolik
2.      Peserta dapat menjelaskan bagaimana Orang Muda Katolik yang berkepribadian sehat dan dewasa.
3.      Peserta dapat menjelaskan arti Orang Muda Katolik ”Disini dan Kini” secara benar.
C.     Sumber Bahan
§         Kitab Suci, Teori tentang remaja, dan Pengalaman konkrit
§         Konferensi Wali Gereja Indonesia. 1998, Dokumen konsili II. Jakarta: Obor (LG art 11)
§         LAI. 1997. Alkitab Deoterokanonika. Jakarta: LAI
D.    Metode
§         Permainan , Pleno kelompok, Tanya jawab, Ceramah, Bernyanyi, dan Dinamika klompok
E.     Alat Peraga
§         Laptop, LCD , Teks lagu
F.      Sasaran : SMPK  Wijaya jl. Widodaren, Gerih Ngawi
G.    Waktu Pelaksanaan: 11 Juni 2010



H.    Proses Pelaksanaan
Kegiatan Awal (10 Menit)
C     Perkenalan singkat/Salam pembuka (Iwi)
C     Lagu pembuka   “Apa Kabar & Saya Tahu, Sadar, Siap, Melakukan” (Tim dan bahan terlampir)
C     Doa Pembuka (Vera)
Ya Bapa yang Maha Kasih, syukur dan terimakasih kami haturkan kepada-Mu atas rahmat cinta-Mu yang masih boleh kami terima, terutama anugerah kesehatan dan kekuatan sehingga kami bisa melaksanakan kegiatan rekoleksi pada hari ini. Kami mohon, bimbing dan berkati kegiatan ini mulai dari awal hingga akhir, dan curahkan Roh Kudus-Mu atas kami masing-masing agar kegiatan ini sungguh dapat memberikan manfaat bagi kami, khususnya remaja yang hadir di sini. Sehingga kami layak menjadi alat-Mu untuk mewartakan cinta dan damai-Mu kepada semua orang disekitar kami. Semuanya ini kami mohonkan, demi Kristus Tuhan dan pengantara kami yang hidup dan berkuasa kini dan sepanjang segala masa. Amin.
Kegiatan Inti (90 menit)
C     Menyampaikan materi tentang pandangan Gereja Katolik mengenai “Orang Muda Disini Dan Kini”. (Tim )
V      Orang Muda Katolik dan Hidup Menggereja
Kalau kita bicara tentang orang muda, yang terlintas di benak kita adalah sekelompok orang  atau anggota masyarakat yang berusia 15 tahun sampai sekitar 25 tahun dengan ciri-ciri sifat tersendiri yang kadang kontroversial. Mereka,orang muda ini, berada pada masa peralihan dari masa anak-anak menuju dewasa, yang berarti juga perubahan dari masa tergantung ke masa pertanggung jawaban penuh. Dapat juga dikatakan terjadinya perubahan dari keasyikan pada diri sendiri menuju keterlibatan sosial (bersama orang lain) sebagai bagian dari kesadaran menuju realitas sosial (kedewasaan diri).
Namun, di sisi lain, mereka dipandang sebagai penanggung jawab masa depan kehidupan ini. Harapan besar ditumpukkan pada bahu mereka bahkan dengan ungkapan yang terdengar berlebihan seperti: penerus cita-cita bangsa, pelopor pembaharuan dan sebagainya. Nilai-nilai dahulu atau saat ini yang diterima dan dianggap benar atau paling tepat bisa jadi akan digugat dan diganti dengan nilai yang mereka anggap lebih berarti/relevan pada kehidupan masa datang. Karenanya seringkali kegiatan dan sepak terjang mereka untuk pencarian diri/nilai itu dipandang dengan ketidak mengertian oleh anggota masyarakat lainnya. Perilaku mereka itu sesungguhnya lebih mudah dipahami kalau terlebih dahulu dilihat dalam konteks masyarakat di mana mereka berada, yaitu masyarakat Indonesia secara umum dan umat katolik Indonesia. Orang Muda Katolik mendapat sorotan khusus dari para pemuka agama sebagaimana dikemukakan oleh Paus Yohanes Paulus II dalam pesannya pada tahun 1998.
Pertanyaan seberapa jauh kita mengenal kaum muda muncul setiap kali terjadi kesalahpahaman dan ketidak mengertian sepak terjang mereka.Pembinaan hidup rohani dan mental mereka haruslah dimulai dengan menjawab pertanyaan mendasar. Upaya untuk membina orang muda terlebih dalam hidup beragama adalah hal yang mulia. Sayangnya kemauan yang baik belum tentu membuahkan hasil yang baik. Diperlukan langkah-langkah yang baik pula untuk mewujudkannya. Memahami orang mudah adalah langkah awal dalam upaya pembinaan hidup beragama mereka.
V      Perkembangan Kepribadian
Meskipun kepribadian seseorang itu relatif konstan, namun dalam kenyataannya sering ditemukan bahwa perubahan kepribadian dapat dan mungkin terjadi, terutama dipengaruhi oleh faktor lingkungan dari pada faktor fisik. Erikson dalam Nana Syaodih Sukmadinata, 2005 mengemukakan tahapan perkembangan kepribadian sebagai berikut:
ü      Masa bayi (infancy) ditandai adanya kecenderungan trust mistrust. Perilaku bayi didasari oleh dorongan mempercayai atau tidak mempercayai orang-orang di sekitarnya. Dia sepenuhnya mempercayai orang tuanya, tetapi orang yang dianggap asing dia tidak akan mempercayainya. Oleh karena itu kadang-kadang bayi menangis bila di pangku oleh orang yang tidak dikenalnya. Ia bukan saja tidak percaya kepada orang-orang yang asing tetapi juga kepada benda asing, tempat asing, suara asing, perlakuan asing dan sebagainya. Kalau menghadapi situasi-situasi tersebut seringkali bayi menangis.
ü      Masa kanak-kanak awal (early childhood ditandai adanya kecenderungan autonomyshame, doubt. Pada masa ini sampai-batas-batas tertentu anak sudah bisa berdiri sendiri, dalam arti duduk, berdiri, berjalan, bermain, minum dari botol sendiri tanpa ditolong oleh orang tuanya, tetapi di pihak lain dia telah mulai memiliki rasa malu dan keraguan dalam berbuat, sehingga seringkali minta pertolongan atau persetujuan dari orang tuanya.
ü      Masa pra sekolah(Preschool Age) ditandai adanya kecenderungan initiative – guilty. Pada masa ini anak telah memiliki beberapa kecakapan, dengan kecakapan-kecakapan tersebut dia terdorong melakukan beberapa kegiatan, tetapi karena kemampuan anak tersebut masih terbatas adakalanya dia mengalami kegagalan. Kegagalan-kegagalan tersebut menyebabkan dia memiliki perasaan bersalah, dan untuk sementara waktu dia tidak mau berinisatif atau berbuat.
ü      Masa Sekolah (School Age) ditandai adanya kecenderungan industry–inferiority. Sebagai kelanjutan dari perkembangan tahap sebelumnya, pada masa ini anak sangat aktif mempelajari apa saja yang ada di lingkungannya. Dorongan untuk mengatahui dan berbuat terhadap lingkungannya sangat besar, tetapi di pihak lain karena keterbatasan-keterbatasan kemampuan dan pengetahuannya kadang-kadang dia menghadapi kesukaran, hambatan bahkan kegagalan. Hambatan dan kegagalan ini dapat menyebabkan anak merasa rendah diri.
ü      Masa Remaja (adolescence) ditandai adanya kecenderungan identity – Identity Confusion. Sebagai persiapan ke arah kedewasaan didukung pula oleh kemampuan dan kecakapan–kecakapan yang dimilikinya dia berusaha untuk membentuk dan memperlihatkan identitas diri, ciri-ciri yang khas dari dirinya. Dorongan membentuk dan memperlihatkan identitasdiri ini, pada para remaja sering sekali sangat ekstrim dan berlebihan, sehingga tidak jarang dipandang oleh lingkungannya sebagai penyimpangan atau kenakalan. Dorongan pembentukan identitas diri yang kuat di satu pihak, sering diimbangi oleh rasa setia kawan dan toleransi yang besar terhadap kelompok sebayanya. Di antara kelompok sebaya mereka mengadakan pembagian peran, dan seringkali mereka sangat patuh terhadap peran yang diberikan kepada masing-masing anggota.
ü      Masa Dewasa Awal (Young adulthood) ditandai adanya kecenderungan intimacyisolation. Kalau pada masa sebelumnya, individu memiliki ikatan yang kuat dengan kelompok sebaya, namun pada masa iniikatan kelompok sudah mulai longgar. Mereka sudah mulai selektif, dia membina hubungan yang intim hanya dengan orang-orang tertentu yang sepaham. Jadi pada tahap ini timbul dorongan untuk membentuk hubungan yang intim dengan orang-orang tertentu, dan kurang akrab atau renggang dengan yang lainnya.
ü      Masa Dewasa (Adulthood) ditandai adanya kecenderungan generativitystagnation. Sesuai dengan namanya masa dewasa, pada tahap ini individu telah mencapai puncak dari perkembangan segala kemampuannya. Pengetahuannya cukup luas, kecakapannya cukup banyak, sehingga perkembangan individu sangat pesat. Meskipun pengetahuan dan kecakapan individu sangat luas, tetapi dia tidak mungkin dapat menguasai segala macam ilmu dan kecakapan, sehingga tetap pengetahuan dan kecakapannya terbatas. Untuk mengerjakan atau mencapai hal – hal tertentu ia mengalami hambatan.
ü      Masa hari tua (Senescence)ditandai adanya kecenderungan ego integritydespair. Pada masa ini individu telah memiliki kesatuan atau intregitas pribadi, semua yang telah dikaji dan didalaminya telah menjadi milik pribadinya. Pribadi yang telah mapan di satu pihak digoyahkan oleh usianya yang mendekati akhir. Mungkin ia masih memiliki beberapa keinginan atau tujuan yang akan dicapainya tetapi karena faktor usia, hal itu sedikit sekali kemungkinan untuk dapat dicapai. Dalam situasi ini individu merasa putus asa. Dorongan untuk terus berprestasi masih ada, tetapi pengikisan kemampuan karena usia seringkali mematahkan dorongan tersebut, sehingga keputusasaan acapkali menghantuinya.
V      Kepribadian yang sehat :
·        Mampu menilai diri sendiri secara realisitik; mampu menilai diri apa adanya tentang kelebihan dan kekurangannya, secara fisik, pengetahuan, keterampilan dan sebagainya.
·        Mampu menilai situasi secara realistik; dapat menghadapi situasi atau kondisi kehidupan yang dialaminya secara realistik dan mau menerima secara wajar, tidak mengharapkan kondisi kehidupan itu sebagai sesuatu yang sempurna.
·        Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara realistik; dapat menilai keberhasilan yang diperolehnya dan meraksinya secara rasional, tidak menjadi sombong, angkuh atau mengalami superiority complex, apabila memperoleh prestasi yang tinggi atau kesuksesan hidup. Jika mengalami kegagalan, dia tidak mereaksinya dengan frustrasi, tetapi dengan sikap optimistik.
·        Menerima tanggung jawab; dia mempunyai keyakinan terhadap kemampuannya untuk mengatasi masalah-masalah kehidupan yang dihadapinya.
·        Kemandirian; memiliki sifat mandiri dalam cara berfikir, dan bertindak, mampu mengambil keputusan, mengarahkan dan mengembangkan diri serta menyesuaikan diri dengan norma yang berlaku di lingkungannya.
·        Dapat mengontrol emosi; merasa nyaman dengan emosinya, dapat menghadapi situasi frustrasi, depresi, atau stress secara positif atau konstruktif , tidak destruktif (merusak)
·        Berorientasi tujuan; dapat merumuskan tujuan-tujuan dalam setiap aktivitas dan kehidupannya berdasarkan pertimbangan secara matang (rasional), tidak atas dasar paksaan dari luar, dan berupaya mencapai tujuan dengan cara mengembangkan kepribadian (wawasan), pengetahuan dan keterampilan.
·        Berorientasi keluar (ekstrovert); bersifat respek, empati terhadap orang lain, memiliki kepedulian terhadap situasi atau masalah-masalah lingkungannya dan bersifat fleksibel dalam berfikir, menghargai dan menilai orang lain seperti dirinya, merasa nyaman dan terbuka terhadap orang lain, tidak membiarkan dirinya dimanfaatkan untuk menjadi korban orang lain dan mengorbankan orang lain, karena kekecewaan dirinya.
·        Penerimaan sosial; mau berpartsipasi aktif dalam kegiatan sosial dan memiliki sikap bersahabat dalam berhubungan dengan orang lain.
·        Memiliki filsafat hidup; mengarahkan hidupnya berdasarkan filsafat hidup yang berakar dari keyakinan agama yang dianutnya.
·        Berbahagia; situasi kehidupannya diwarnai kebahagiaan, yang didukung oleh faktor-faktor achievement (prestasi) acceptance (penerimaan), dan affection (kasih sayang)
V      Kepribadian yang tidak sehat :
·        Mudah marah (tersinggung)
·        Menunjukkan kekhawatiran dan kecemasan
·        Sering merasa tertekan (stress atau depresi)
·        Bersikap kejam atau senang mengganggu orang lain yang usianya lebih muda atau terhadap binatang
·        Ketidakmampuan untuk menghindar dari perilaku menyimpang meskipun sudah diperingati atau dihukum
·        Kebiasaan berbohong
·        Hiperaktif
·        Bersikap memusuhi semua bentuk otoritas
·        Senang mengkritik/ mencemooh orang lain
·        Sulit tidur
·        Kurang memiliki rasa tanggung jawab
·        Sering mengalami pusing kepala (meskipun penyebabnya bukan faktor yang bersifat organis)
·        Kurang memiliki kesadaran untuk mentaati ajaran agama
·        Pesimis dalam menghadapi kehidupan
·        Kurang bergairah (bermuram durja) dalam menjalani kehidupan
V      Kedewasaan
Marc & Angel (2007) mengemukakan bahwa kedewasaan seseorang bukanlah terletak pada ukuran usianya, tetapi justru pada sejauhmana tingkat  kematangan emosional yang dimilikinya. Berikut ini pemikirannya tentang ciri-ciri atau karakteristik kedewasaan seseorang yang sesungguhnya  dilihat dari kematangan emosionalnya:
v     Tumbuhnya kesadaran bahwa kematangan bukanlah  suatu keadaan tetapi merupakan sebuah proses berkelanjutan dan secara terus menerus berupaya melakukan perbaikan dan peningkatan diri.
v     Memiliki kemampuan mengelola diri  dari perasaan cemburu dan iri hati.
v     Memiliki kemampuan untuk mendengarkan dan mengevaluasi dari sudut pandang orang lain.
v     Memiliki kemampuan memelihara kesabaran dan fleksibilitas dalam kehidupan sehari-hari.
v     Memiliki kemampuan menerima fakta bahwa seseorang tidak selamanya dapat menjadi pemenang dan mau belajar dari berbagai kesalahan dan kekeliruan atas berbagai hasil yang telah dicapai.
v     Tidak berusaha menganalisis  secara berlebihan atas hasil-hasil negatif yang diperolehnya, tetapi justru dapat memandangnya sebagai hal yang positif  tentang keberadaan dirinya.
v     Memiliki kemampuan membedakan antara pengambilan keputusan rasional dengan dorongan emosionalnya (emotional impulse).
v     Memahami bahwa tidak akan ada kecakapan atau kemampuan tanpa adanya  tindakan persiapan.
v     Memiliki kemampuan mengelola kesabaran dan kemarahan.
v     Memiliki kemampuan menjaga perasaan orang lain dalam benaknya dan berusaha  membatasi sikap egois.
v     Memiliki kemampuan membedakan antara kebutuhan (needs) dengan keinginan (wants).
v     Memiliki kemampuan menampilkan keyakinan diri tanpa menunjukkan sikap arogan (sombong).
v     Memiliki kemampuan mengatasi setiap tekanan (pressure) dengan penuh kesabaran.
v     Berusaha memperoleh kepemilikan  (ownership) dan bertanggungjawab atas setiap tindakan pribadi.
v     Mengelola ketakutan diri (manages personal fears)
v     Dapat melihat berbagai “bayangan abu-abu”  diantara ekstrem hitam dan putih dalam setiap situasi.
v     Memiliki kemampuan menerima umpan balik negatif sebagai alat untuk perbaikan diri.
v     Memiliki kesadaran akan ketidakamanan  diri dan harga diri.
v     Memiliki kemampuan memisahkan perasaan cinta dengan berahi  sesaat.
v     Memahami bahwa komunikasi terbuka adalah kunci kemajuan.
V      Orang "Disini Dan Kini" Menurut Perls
1.      Kriteria orang Disini dan Kini Berpijak dengan aman pada momen kehidupan sekarang. Orang disini dan kini, orang yang berkepribadian sehat akan menyadari bahwa satu –satunya kenyataan yang dimiliki adalah kenyataan saat ini, tidak terikat pada peristiwa masa lampau ataupun pandangan / khayalan masa depan, sadar bahwa kenyataan adalah saat ini. Contoh: saat ini saya sedang dihadapkan pada tugas kuliah yang cukup banyak yang membuat saya tidak bisa bermalam mingguan, bukan karena tadi siang saya adu argument dengan pacar saya.
2.      Orang yang sehat psikologis memiliki kesadaran dan penerimaan penuh terhadap diri mereka siapa dan apa. Mereka menerima kelemahan dan kekuatan serta potensinya sebagai manusia Memiliki kesadaran dan penerimaan penuh terhadap diri sadar potensi diri berarti individu memiliki pemahaman yang kuat mengenai kekuatan kelemahan, potensi diri. Contoh: saya tahu dan menyadari apa yang menjadi potensi, kelemahan, dan aspek kepribadian dalam diri saya.
3.      Orang yang sehat dapat mengungkapkan impuls – impuls dan hasrat – hasrat mereka dengan terbuka dan sepenuhnya tanpa hambatan atau rasa bersalah. Mereka juga harus dapat mengungkapkan kebencian – kebencian mereka, terbuka dalam mengungkapkan emosi. Mengungkapkan dengan terbuka dan sepenuhnya tanpa hambatan atau rasa bersalah. Contoh: ketika kecewa saya mengungkapkan bahwa saya sedang kecewa.
4.      Orang yang berkepribadian sehat mampu memikul tanggung jawab terhadap kehidupannya sendiri. Mereka tidak saling lempar tanggung jawab kepada orang lain atau sember luar lainnya.
Mandiri dan tanggung jawab. Menjadi diri berarti membiarkan secara otonom seorang individu dalam kehidupan. Contoh: Sampurna menjadi berkembang menjadi produsen rokok terkenal karena semangat kemandirian dan tanggungjawab semua aspek perusahaan.
5.      Orang yang sehat psikologis berhubungan dengan diri dan dunia. Mereka berhubungan dengan panca indera, perasaan dan apa yang berlangsung di sekitar mereka sesuai dengan kenyataannya. Secara sadar,  Kesadaran tidak ditutup oleh khayalan, tetapi secara nyata dan sadar. Contoh: pelayanan Mother Teresa kepada orang miskin dan sakit di India dilakukannya dengan sadar.
6.      Orang yang sehat secara psikologis memiliki ciri – ciri yaitu batas – batas ego yang tidak mengkerut tapi fleksibel. Keterbukaan baik bagi batas ego luar (lingkungan) maupun batas ego dalam (diri). Mereka harus menerima semua segi dari kodrat mereka agar dapat menggunakan seluruh potensi mereka untuk pertumbuhan dan perkembangan lebih lanjut. Dapat mengungkapkan kebencian-kebencian mereka dengan terbuka spontan dan  independent. Kehidupan mereka tidak dapat diatur dari luar, tidak berusaha memenuhi suatu gambaran diri, tapi mengungkapkan dan memenuhi diri yang sebenarnya. Mereka telah menghentikan bantuan lingkungan dan tidak bersandar pada norma-norma dari luar. Contoh : ketika kecewa dengan suatu keputusan saya langsung mengungkapkan bahwa saya kecewa.
7.      Orang yang sehat psikologis tidak mengejar kebahagiaan dan menjadikannya tujuan, tetapi mereka harus dapat menjadi siapa dan apa pada saat sekarang. Dituntun oleh situasi saat ini dan beraksi terhadapnya,. Memberi respon secara fleksibel dan realistis karena mereka sepenuhnya berhubungan dengan kenyataan batas-batas ego tidak mengerut, batas-batas ego fleksibel, mampu meluas atau membesar, menerima semua segi di kodrat mereka. Contoh: ketika berhadapan dengan suasana duka di rumah teman, respon saya juga berkaitan dengan suasana duka. Tetapi ketika bertemu dengan teman lama, respon saya menjadi bahagia
8.      Tidak mengejar kebahagiaan, menjadi siapa dan apa. Mengejar kebahagiaan adalah salah, karena kebahagiaan tidak dapat dicapai, kita hanya akan menjadi siapa dan apa pada saat itu. Contoh: Chris John berlatih tinju terus menerus karena ingin menjadi yang terbaik bukan semata – mata ingin mengalahkan Mike Tyson.
C     Pendalam materi/Diskusi kelompok:
Setelah menyampaikan materi di atas, kemudian peserta diajak untuk mendalami materi tersebut dengan panduan beberapa pertanyaan. (Tim )
Bahan Diskusi Kelompok:
1.      Menurut anda  siapa orang muda katolik itu, dan bagaimana harus dilakukan oleh orang muda Katolik dalam hidup mengereja?
2.      Bagaimana ciri-ciri orang yang memiliki kepribadian sehat dan dewasa?
3.      Apa yang dimaksud dengan ‘Orang Disini dan Kini’ yang benar ?
4.      Menurutmu apa yang seharusnya dilakukan oleh Orang Muda Katolik untuk menjadi ‘Orang  Disini dan Kini?
Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok yang lebih kecil. Misal, 4 – 5 kelompok, dengan beranggotakan 4 atau 5 orang. (Iwi)
C     Hasil diskusi diplenokan

C     Selingan: Permaian “Lempar Batu Sembunyi tangan” (Tim)
Aturan permainan:
e.       Peserta membentuk lingkaran dengan jarak setengah lencang tangan kanan antara satu dengan yang lainnya.
f.        Fasilitator berdiri di tengah lingkaran ,dan akan memulai permainan dengan  mengajak salah satu peserta untuk diajak berdialog secara tiba-tiba. Namun, sebelumnya peserta diberi tahu bagaimana format dioalog yang harus dimainkan. Contoh dialognya:
Iwi          : Kemarin, ketika pergi ke Sri Ratu, saya melihat Vera  menggandeng Om-om!?
Vera        : Saya!?? (ekspresi kaget & aneh).
Iwi          : Iya kamu!!!
Vera        : Bukan.
Iwi          : Lalu siapa??
Vera        : Sinta. (dialog dilajutkan oleh Vera & Sinta dengan format yang sama tanpa menggunakan bagian awal, langsung pada bagian “Saya!?? (ekspresi kaget & aneh)”)
g.      Setelah itu dilanjutkan dengan teman yang lainnya (di samping kiri-kana; di depan) dst.
h.      Dioalog akan berhenti jika salah satunya kurang tepat, cepat dan cermat dalam menjawab pertanyaan lawan bicaranya.
C     Pemaknaan permainan.
C     Setelah permaian selesai, fasilitator memberikan sedikit pemaknaan dari permainan di atas. Adapun makna yang dapat di ambil adalah: melatih kita untuk konsentrasi, cepat, tepat, cermat dan bersifat menghibur.
C     Lagu animasi “Yesus Besertaku & Jangan Lelah”. (Vera & Bahan terlampir)
C     Bacaan Kitab Suci Matius 14:22-33 ” Yesus Berjalan di Atas Air (Iwi)
22 Sesudah itu Yesus segera memerintahkan murid-murid-Nya naik ke perahu dan mendahului-Nya ke seberang, sementara itu Ia menyuruh orang banyak pulang. 23 Dan setelah orang banyak itu disuruh-Nya pulang, Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri. Ketika hari sudah malam, Ia sendirian di situ. 24Perahu murid-murid-Nya sudah beberapa mil jauhnya dari pantai dan diombang-ambingkan gelombang, karena angin sakal. 25 Kira-kira jam tiga malam datanglah Yesus kepada mereka berjalan di atas air. 26 Ketika murid-murid-Nya melihat Dia berjalan di atas air, mereka terkejut dan berseru: "Itu hantu!", lalu berteriak-teriak karena takut. 27 Tetapi segera Yesus berkata kepada mereka: "Tenanglah! Aku ini, jangan takut!" 28 Lalu Petrus berseru dan menjawab Dia: "Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku datang kepada-Mu berjalan di atas air." 29 Kata Yesus: "Datanglah!" Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus. 30 Tetapi ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai tenggelam lalu berteriak: "Tuhan, tolonglah aku!" 31 Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang dia dan berkata: "Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?" 32 Lalu mereka naik ke perahu dan angin pun redalah.33 Dan orang-orang yang ada di perahu menyembah Dia, katanya: "Sesungguhnya Engkau Anak Allah."
C     Renungan singkat (Vera)
Ketika kita ragu terhadap sesuatu yang selama ini kita yakini, kita akan goyah dan mengalami disorientasi dalam hidup. Jika hal ini terjadi dan berlangsung lama, pasti akan membahayakan hidup. Orang yang mengalami disorientasi akan bingung mau apa dengan hidup yang dianugrahkan. Sering, hidup yang indah dan beragam tidak diperhatikan karena memang bingung mau apa dengan hidup. Juka sudah demikian hidup menjadi hambar, tak ada gunanya. Bisa-bisa Cuma berpikir bahwa hidup itu hanya tinggal menunggu kematian, kemustahan.
Injil ini mengajarkan kepada kita un tuk selalu menaruh keyakinan dan harapan. Hanya kepada Tuhanlah kita mempercayakan hidup karena kita akan diselamatkan. Hal ini tampak dalam pengalaman Petrus. Pada awalnya, Petrus punya keyakinan untuk datang kepada Yesus meskipun melalui jalan yang bagi manusia jelas tidak mungkin, yaitu dengan berjalan diatas air. Tapi ditengah perjalanan untuk sampai kepada Yesus, Petrus mengalami keraguan. Apakah benar, jalan yang dituju ini sungguh sampai pada Tuhan? Apaka yang menjadi tujuan akhir dari perjalanannya memang benar-benar Tuhan? Keraguan Petrus membuahkan malapetaka. Petrus tenggelam dimakan keraguannya. Maka, sebelum binasa, Petrus berseru ”Tuhan tolong, Aku!”. tuhan tidak tinggal diam. Tuhan mengasihi. Tuhan akan mengulurkan tangan sehingga kita yang meragukanNyapun pasti terselamatkan.
C     Kesimpulan (Tim)
Orang yang hidup seolah – olah masa lampau ada dalam diri mereka (watak retrospektif) atau seolah – olah masa depan telah ada sekarang (watak prospektif) merupakan orang yang memiliki kepribadian yang tidak seimbang karena tidak riil dengan mengorbankan waktu sekarang untuk waktu yang tidak ada. Meskipun demikian Perls tidak menyarankan kita untuk membuang semua ingatan tentang masa lalu kita ataupun pandangan kita akan masa depan. Masa lalu yang dipenuhi dengan berbagai pengalaman dapat membantu kita untuk menyesuaikan diri dengan masa sekarang, demikian juga kita harus menyelesaikan situasi – situasi yang belum selesai pada masa lalu di masa sekarang. Pandangan dan perencanaan untuk masa depan kita perlukan agar kita dapat bertumbuh, bukan sebagai pengganti untuk masa sekarang.
kesadaran dirilah yang dapat menimbulkan perkembangan dan pertumbuhan pribadi yang sehat. Perls percaya bahwa terlalu banyak orang yang diajarkan oleh orang tua dan kebudayaan untuk mengekang impuls -impulsnya sehingga mereka takut untuk mengungkapkannya. Padahal untuk mencapai kesadaran diri, orang harus mengenal dan menerima impuls – impuls dan hasrat – hasratnya sendiri. Impuls – impuls yang dikekang tersebut tidak begitu saja hilang melainkan dapat menjelma menjadi cara – cara lain (misalnya sifat agresif yang terhalang dapat menjelma berupa gerenyet urat syaraf) ataupun diproyeksikan kepada orang lain (misalnya menuduh orang lain yang agresif.
Kegiatan Akhir (15 menit)
C     Evaluasi Peserta (Vera)
Evaluasi dibagi menjadi dua bagian, pertama: evaluasi tertulis (bahan terlampir); kedua: evaluasi lisan bagi 2 – 3 peserta. 
C     Lagu Penutup (Vera)
Roh Allah (Bahan Terlampir)
C     Doa penutup (Iwi)
Bapa yang maha kasih, syukur dan terima kasih atas segala penyertaanMu sepanjang rekoleksi yang telah kami laksanakan.  Kami menyadari masih kurang mampu memahami tujuan, makna dan arti hidup ini termasuk dalam hal untuk menjadi diri kami disinimdan kini . Kami mohon curahkanlah Roh-Mu atas kami masing-masing, agar melalui bimbingan-Nya kami dapat mengambil manfaat dari kegiatan ini demi perkembangngan diri dan hidup kami dihari yang akan datang. Sehingga, kami sungguh mampu menghadapi segala rintangan dan cobaan hidup ini. Semuanya ini kami panjatkan dengan pengantaraan Yesus Tuhan dan Juruselamat kami, yang hidup dan Maraja kini dan sepanjang masa. Amin. (Bapa kami).






Matius 14: 22-33  Yesus Berjalan di Atas Air
22 Sesudah itu Yesus segera memerintahkan murid-murid-Nya naik ke perahu dan mendahului-Nya ke seberang, sementara itu Ia menyuruh orang banyak pulang. 23 Dan setelah orang banyak itu disuruh-Nya pulang, Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri. Ketika hari sudah malam, Ia sendirian di situ. 24Perahu murid-murid-Nya sudah beberapa mil jauhnya dari pantai dan diombang-ambingkan gelombang, karena angin sakal. 25 Kira-kira jam tiga malam datanglah Yesus kepada mereka berjalan di atas air. 26 Ketika murid-murid-Nya melihat Dia berjalan di atas air, mereka terkejut dan berseru: "Itu hantu!", lalu berteriak-teriak karena takut. 27 Tetapi segera Yesus berkata kepada mereka: "Tenanglah! Aku ini, jangan takut!" 28 Lalu Petrus berseru dan menjawab Dia: "Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku datang kepada-Mu berjalan di atas air." 29 Kata Yesus: "Datanglah!" Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus. 30 Tetapi ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai tenggelam lalu berteriak: "Tuhan, tolonglah aku!" 31 Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang dia dan berkata: "Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?" 32 Lalu mereka naik ke perahu dan angin pun redalah.33 Dan orang-orang yang ada di perahu menyembah Dia, katanya: "Sesungguhnya Engkau Anak Allah."












Bahan diskusi:
1.    Menurut anda  siapa orang muda katolik itu, dan bagaimana harus dilakukan oleh orang muda Katolik dalam hidup mengereja?
2.    Bagaimana ciri-ciri orang yang memiliki kepribadian sehat dan dewasa?
3.    Apa yang dimaksud dengan ‘Orang Disini dan Kini’ yang benar ?
4.    Menurutmu apa yang seharusnya dilakukan oleh Orang Muda Katolik untuk menjadi ‘Orang  Disini dan Kini?

Bahan diskusi:
1.    Menurut anda  siapa orang muda katolik itu, dan bagaimana harus dilakukan oleh orang muda Katolik dalam hidup mengereja?
2.    Bagaimana ciri-ciri orang yang memiliki kepribadian sehat dan dewasa?
3.    Apa yang dimaksud dengan ‘Orang Disini dan Kini’ yang benar ?
4.    Menurutmu apa yang seharusnya dilakukan oleh Orang Muda Katolik untuk menjadi ‘Orang  Disini dan Kini?

Bahan diskusi:
1.    Menurut anda  siapa orang muda katolik itu, dan bagaimana harus dilakukan oleh orang muda Katolik dalam hidup mengereja?
2.    Bagaimana ciri-ciri orang yang memiliki kepribadian sehat dan dewasa?
3.    Apa yang dimaksud dengan ‘Orang Disini dan Kini’ yang benar ?
4.    Menurutmu apa yang seharusnya dilakukan oleh Orang Muda Katolik untuk menjadi ‘Orang  Disini dan Kini?

Bahan diskusi:
1.  Menurut anda  siapa orang muda katolik itu, dan bagaimana harus dilakukan oleh orang muda Katolik dalam hidup mengereja?
2.  Bagaimana ciri-ciri orang yang memiliki kepribadian sehat dan dewasa?
3.  Apa yang dimaksud dengan ‘Orang Disini dan Kini’ yang benar ?
4.  Menurutmu apa yang seharusnya dilakukan oleh Orang Muda Katolik untuk menjadi ‘Orang  Disini dan Kini?
Bahan Evaluasi:
6.      Menurut anda, bagaimana proses acara kegiatan rekoleksi ini?
a.       Baik
b.      Cukup baik
c.       Kurang baik
7.      Apakah tema yang disajikan memberikan kontribusi atau manfaat bagi anda?
a.       Iya
b.      Sedikit
c.       Tidak
8.      Menurut anda, apakah acara seperti ini perlu diadakan lagi?
a.       Iya
b.      Tidak
9.      Menurut anda, bagaimana panitia dalam menyajikan acara ini?
a.       Baik
b.      Cukup baik
c.       Kurang baik
10.  Apa kritik & saran anda, agar kegiatan ini menjadi lebih baik di kemudian hari? ………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...

Hari Ini Kurasa Bahagia
Hari ini kurasa bahagia
Berkumpul bersama saudara seiman
Tuhan Yesus t’lah satukan kita
Tanpa memandang diantara kita
Bergandengan tangan dalam kasih
Dalam satu hati,
berjalan dalam terang kasih Tuhan
Kau sahabatku, kau saudaraku
Tiada yang dapat memisahkan kita
Kau sahabatku, kau saudaraku
Tiada yang dapat memisahkan kita

ROH ALLAH
Bila roh allah ada di dalamku
Ku kan menari sperti daud menari
Bila roh allah ada di dalamku
Ku kan menari sperti daud menari
Ku kan menari ku kan menari
Ku kan menari sperti daud menari 2x

Jangan Lelah
Jangan lelah bekerja di ladangnya Tuhan, Roh Kudus yang bri kekuatan
Yang mengajar dan menopang…
Tiada lelah bekerja bersma-Mu Tuhan
Yang selalu mencukupkan atas segalanya.
Ratakan tanah bergelombang
Timbunlah tanah yang berlubang
Menjadi siap dibangun di atas dasar iman..2x
Apa Kabar
Apa kabar, kita bergembira tepuk tangan-tepuk tangan, kedipkan matamu.
Senyum ke kiri senyum ke kanan, berkeliling-berkeliling mencari yang lain.
Saya Tahu
Saya tahu sadar
siap melakukan
Saya tahu sadar
siap melakukan
                Saya tahu sadar siap
                Siap sadar saya tahu
Saya tahu sadar siap   melakukan.

Yesus Besertaku
Kudaki-daki-daki-daki gunung yang tinggi. Kuturun-turun-turun-turun lembah yang curam. Kumelintasi padang rumput luas membentang. Yesus besertaku
Kuterbang-terbang-terbangterbang luas angkasa. Kuselam-selam-selam-selam dalam samudera.Kudayung,dayung,dayung,dayung prahu disungai.Yesus besertaku
Di kanan KAU ada, di kiri KAU ada
Di atas dan di bawah KAU ada
Di suka KAU ada di dukapun KAU ada
Karna  Engkaulah Yesus ku.







BAHAN PASTORAL SEKOLAH

Tema               : Orang Katolik orang yang mengaktualisasikan diri
Sasaran           : ………………………..
Jumlah            : ….. Siswa
Waktu             : 2 X 45

LATAR BELAKANG
Salah satu kebutuhan dasar manusia untuk tetap hidup normal adalah aktualisasi diri.  Manusia perlu mencari lingkungan (atau kalau perlu menciptakannya sendiri) di mana ia bisa benar-benar menghayati keberadaannya.  Setiap orang ingin merasakan nikmatnya menjadi orang yang berarti bagi sekitarnya.  Tidak ada orang yang mau diabaikan. 
Aktualisasi diri erat kaitannya dengan kesadaran atau awareness. Kesadaran untuk mengenali diri memperbaiki diri, dan keinginan untuk mengubah kondisi dan hidup ke arah yang lebih baik dari hari ke hari. Tak peduli seberapa bagus dan sempurna kondisi anda kini, anda harus terus memperbaiki dan mengaktualisasi diri anda. Karena aktualisasi diri adalah tangga untuk mencapai puncak kesuksesan.
Karena itu aktualisasi diri sangat penting dan merupakan harga mati apabila anda ingin sukses. Tak heran jika Abraham Maslow dalam teorinya tentang Piramida Kebutuhan menempatkan aktualisasi diri posisi puncak piramida. Dan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang paling utama. Maka dari itu perlu pembinaan bagi anak remaja agar dapat mengaktualisasikan diri.
TUJUAN
Kegiatan Pastoral sekolah  ini bertujuan untuk membina para remaja agar:
1        Menyadarkan bahwa setiap manusia memiliki kemampuan dan potensi yang harus di kembangkan
2        Membantu peserta agar memiliki kebranian dan kepercayaan diri
3        Membantu peserta bahwa potensi yang dimiliki berasal dari Allah
Media
Spidol, Kertas, manila, LCD, Laptop


Sumber:
2.      Makalah Oleh Retno Arieswanti Hapsarini
3.      LAI. 1997. Alkitab Deoterokanonika. Jakarta: LAI
LANGKAH-LANGKAH
I. Pembukaan
1.      Pengantar
Halo…. Selamat pagi teman-teman, apa kabar? Pada hari ini kita semua berkumpul bersama untuk mengikuti pastoral sekolah. Tema kita pada hari ini adalah orang katolik orang yang mengaktualisasikan diri. Kita tahu bahwa orang katolik adalah orang yang terpanggil oleh Allah untuk menjadi murid-murid-Nya. Orang katolik adalah orang yang bisa mengaktualisasikan diri. Kakak rasa teman-teman sudah tau apa itu aktualisasi diri. Maka dari itu, untuk lebih paham apa itu aktualisasi diri diharapkan teman-teman dapat mengikuti kegitan ini dengan baik dan serius. Sebelum kita memulai kegitan ini alangkah baiknya kita buka dengan doa.

2.      Doa Pembuka
Selamat pagi Bapa, kami bersyukur kepada-Mu atas segala kebaikan yang Kau limpahkan kepada kami semua. Harapan kami semoga melalui kegitan pastoral sekolah ini kami dapat memperoleh hal baru yang dapat membantu kami menemukan jati diri sebagai anak-anak-Mu. Sehingga kami mampu mengembangkan kemampuan kami ditengah masyarakat, keluarga dan khususnya Gereja. Kami mohon ya Bapa limpahkanlah Roh Kudus-Mu kedalam hati kami agar kami dapat mengikuti kegiatan rekoleksi ini dengan baik. Amin
3.      Lagu Pembuka:  (Penyegar suasana)
Aku Ciptaan Tuhan
Tanganku dua diberi oleh Tuhan
Kakiku dua diberi oleh Tuhan
Telingaku dua mendengar sabda Tuhan
Aku diciptakan untuk Tuhan
Hidungku satu diberi oleh Tuhan
Kepalaku satu diberi oleh Tuhan
Mulutku satu memuji nama Tuhan
Aku diciptakan untuk Tuhan
Rambutku banyak diberi oleh Tuhan
Gigiku banyak diberi oleh Tuhan
Jariku banyak menari untuk Tuhan
Aku diciptakan untuk Tuhan


II. ISI
SESSION I ”SETIAP MANUSIA MEMEILIKI POTENSI”
1.      Pengertian Aktualisasi Diri
a.       Apa itu aktualisasi diri?
Salah satu kebutuhan dasar manusia untuk tetap hidup normal adalah Aktualisasi diri  Manusia perlu mencari lingkungan (atau kalau perlu menciptakannya sendiri) di mana ia bisa benar-benar menghayati keberadaannya.  Setiap orang ingin merasakan nikmatnya menjadi orang yang berarti bagi sekitarnya.  Tidak ada orang yang mau diabaikan. 
Aktualisasi diri adalah proses menjadi diri sendiri dan mengembangkan sifat-sifat dan potensi potensi psikologis yang unik. Aktualisasi diri akan dibantu atau dihalangi oleh pengalaman dan oleh belajar khususnya dalam masa kanak-kanak. Aktualisasi diri akan berubah sejalan dengan perkembangan hidup seseorang. Ketika mencapai usia tertentu (adolensi) seseorang akan mengalami pergeseran aktualisasi diri dari fisiologis ke psikologis.
Menurut konsep Hirarki Kebutuhan Individu Abraham Maslow (dalam Schultz, 1991), manusia didorong oleh kebutuhan-kebutuhan universal dan dibawa sejak lahir. Kebutuhan ini tersusun dalam tingkatan-tingkatan dari yang terendah sampai tertinggi. Kebutuhan paling rendah dan paling kuat harus dipuaskan terlebih dahulu sebelum muncul kebutuhan tingkat selanjutnya. Kebutuhan paling tinggi dalam hirarki kebutuhan individu Abraham Maslow adalah Aktualisasi diri. Jadi prasyarat untuk mencapai aktualisasi diri adalah memuaskan empat kebutuhan yang berada dalam tingkat yang lebih rendah:
1)      Kebutuhan-kebutuhan fisiologis,
2)      Kebutuhan-kebutuhan akan rasa aman
3)      Kebutuhan-kebutuhan akan memiliki dan cinta
4)      Kebutuhan-kebutuhan penghargaan.
Kebutuhan-kebutuhan ini harus sekurang-kurangnya sebagian dipuaskan dalam urutan ini, sebelum timbul kebutuhan akan Aktualisasi diri. Kebutuhan aktualisasi diri di atas nampaknya merupakan suatu kondisi puncak dari perkembangan individu. Pada awalnya maslow menyatakan bahwa orang-orang yang teraktualisasi diri hanya terdapat pada orang-orang berusia lanjut, cenderung dipandang sebagai suatu keadaan puncak atau keadaan akhir suatu tujuan jangka panjang, bukan sebagai suatu proses dinamis yang terus-menerus. Namun Maslow juga menyatakan bahwa orang-orang muda tidak dapat mengaktualisasikan diri sepenuhnya, tetapi memiliki kemungkinan untuk memperlihatkan pertumbuhan baik ke arah aktualisasi diri.
b.       Setiap Manusia Memiliki Potensi
Pernahkah pemikiran kita yang “lemah” ini menyalahkan ciptaan-ciptaan Tuhan? Pemikiran manusia yang “lemah” kadang kala lupa dengan Kesempurnaan Sang Maha Pencipta. Kita sering kali bertanya-tanya, untuk apakah Tuhan menciptakan makhluk-makhluk yang secara kasatmata tidak sempurna dan kurang memiliki daya guna? Jangan pernah meragukan Kesempurnaan Tuhan. Tidak pernah ada yang salah dengan semua ciptaanNya. Setiap yang diciptakan Tuhan pasti mempunyai nilai guna, apa pun itu.
Perbedaan dalam penciptaan makhlukNya adalah hal yang lumrah. Hal ini jangan terlalu kita permasalahkan. Namun yang jelas Tuhan tidak mungkin berbuat tidak adil pada semua hambaNya. Setiap ciptaan Tuhan pasti memiliki potensi. Begitu pun manusia. Setiap manusia pasti dianugerahi potensi oleh Tuhan, apa pun bentuknya. Namun sering kali kita kurang menyadari hal ini. Sikap kita cenderung terlalu ekstrim. Kita kadang terlalu percaya diri dengan potensi yang ada pada diri kita dan menganggap remeh potensi orang lain. Atau sebaliknya, kita iri dengan potensi orang lain sehingga menyebabkan kurang percaya diri dengan potensi diri sendiri. Sikap manakah yang akan Anda pilih, yang pertama atau yang kedua? Atau mungkin ada alternalif sikap yang lebih bijak? Bagaimana dengan alternatif ketiga ini? Kita terus mengembangkan potensi yang ada pada diri kita dengan tetap menghargai potensi yang ada pada orang lain. Terlihat lebih bijak bukan?
Meyakini dan menghargai potensi yang ada pada diri orang lain sangatlah bijak dilakukan oleh seorang hamba yang beriman pada Tuhannya. Sudah seharusnyalah kita meyakini Kesempurnaan Tuhan, termasuk meyakini kesempurnaan ciptaanNya yang secara kasatmata berwujud sesuatu yang “tidak sempurna“. Wujud ketidaksempurnaan semu ini banyak terlihat di sekitar kita. Ada saudara-saudara kita yang dianugerahi Tuhan ketidaksempurnaan semu ini. Mereka adalah para penyandang cacat. Sebagai orang normal, kita tentu takut jika suatu saat harus menyandang gelar sebagai penyandang cacat. Sebuah gelar yang sangat berat. Dibutuhkan kekuatan yang teramat besar untuk memikul gelar ini. Gelar ini bukan gelar biasa. Hanya orang-orang istimewa yang mempunyai kekuatan besarlah yang mampu menyandangnya. Para penyandang cacat adalah orang-orang yang hebat dan kuat. Coba bayangkan jika kita berada pada posisi mereka, apakah kita akan sanggup sekuat dan setegar mereka? Belum tentu kita akan sanggup bukan? Maka sudah sepantasnyalah kita mengagumi dan menghargai mereka.



ICE BREAKING: “PERMAINAN”
            Membuat gerakan
Langkah-langkah permainan
Peserta berdiri dan membentuk lingkaran. Pemimpin memberi gerakan yang diikuti oleh satu peserta yang ditunjuk. Peserta yang ditunjuk mengikuti gerekan pemimpin. Peserta tersebut juga membuat satu gerakan dan harus diikuti teman sebelahnya, dan seterusnya setiap peserta menyiapkan gerekan masing-masing. Catatan gerakan tersebut tidak boleh sama
Makna permaianan:
·        Permaian ini bertujuan untuk melatih peserta agar berani utuk menujukan kreatifitas geraknya
·        Permaian ini juga bertujuan untuk melatih peserta agar lebih kreatif

2.      Menyimak video tentang orang yang berani dan percaya diri dengan mengaktualisai diri: “The Power Of Dream”
a.      Mendalami isi video, (dengan cara sharing) dengan bantuan pertanyaan sebagai berikut
1)      Apa yang teman rasakan setelah melihat video tersebut?
2)      Hal baru apa yang teman-teman dapatkan dari video tersebut?
3)      Langkah apa yang akan teman-teman lakukan untuk dapat mengkatualisasikan diri sesuai dengan kemapuan yang telah dimiliki??
b.       Penegasan Materi dari Video tersebut
Teman-teman kita sudah melihat dari video tersebut dimana ada banyak orang cacat yang tidak memilki tangan, tidak memiliki kaki yang utuh. Tetapi apakah mereka putus asa?? Apakah mereka mengurung diri di rumah? tidak teman-teman justru mereka mengembangkan bakat apa yang ada pada mereka. Mereka merubuhan apa yang menjadi kekurangan mereka menjadi kelebihan.
Video tersebut igin mengambarkan orang yang mengaktualisasikan diri, Lantas bagaimana caranya agar mereka selalu bisa memotivasi diri untuk terus mengaktualisasi diri menuju sukses? Perlu anda paham bahwa aktualisasi diri erat kaitannya dengan kesadaran atau awareness. Mereka sadar bahwa mereka memiliki potensi yang harus di aktualisaikan
Ada 3 langkah sederhana untuk mengaktualisasi dan mengembangkan diri anda.
Jangan pernah menyembunyikan bakat anda karena bakat diciptakan untuk digunakan. Demikian nasihat Benjamin Franklin. Karena itu anda harus dan wajib mengenali bakat dan potensi unik yang ada dalam anda. Ia adalah anugrah Tuhan yang tak ternilai. Yakinilah masing - masing kita terlahir dengan bakat dan potensi unik yang luar biasa. Tugas kitalah untuk memahami, mendeteksi dan mengenali bakat dan potensi apa sajakah yang kita miliki.


2)          Asah kemampuan unik anda setiap hari
Orang sukses adalah orang yang senantiasa mengasah kemampuan unik yang ada dalam dirinya. Yang membedakan dirinya dengan 6 milyar lebìh manusia lainnya. Tidak perlu malu. Kemampuan sekecil apapun yang anda miliki sekarang adalah modal untuk menciptakan kesuksesan besar di masa depan. Petuah bijak mengatakan "Lakukanlah hal - hal kecil yang tidak anda sukai dengan disiplin tinggi. Sehingga kelak anda dapat menikmati hal - hal besar yang sangat anda sukai."
Kita semua terlahir berbeda dan diciptakan untuk membuat perbedaan dalam hidup. Kenapa mesti sama? Kenapa harus silau dengan kesuksesan orang lain? Yakinilah anda adalah maha karya Tuhan yang luar biasa. Anda adalah tambang emas dan berlian yang tak ternilai harganya. Makanya buatlah diri anda berharga dengan menjadi berbeda. Bukan asal berbeda. Tetapi harus berbeda dan unik. Jadilah orang yang saya sebut sebagai One in a million kind of person manusia langka yang luar biasa. Yang memberikan perbedaan besar dalam hidup sehingga hidup anda merupakan berkah dan anugrah bagi yang lain.
c.       Diskusi kelompok (Maksimal 5 orang dalam satu kelompok)
1)      Hambatan apa saja yang muncul ketika teman-teman ingin megaktualisasikan diri? Mengapa hal itu muncul jelaskan!!
2)      Bagaimana cara teman-teman mengatasi hambatan tersebut?

Ice Breaking: Menyanyikan “ Saya tahu, sadar, siap”
Saya Tahu, Sadar Siap
Saya tahu sadar siap melakukan
Saya tahu sadar siap melakukan
Saya tahu sadar siap
siap sadar saya tahu
Saya tahu sadar siap melakukan.


SESSION II : “POTENSI YANG KITA MILIKI BERASAL DARI ALLAH”
3.      Allah memberikan talenta kepadaku untuk dikembangkan
a.      Menggali makna dalam bacaan kitab suci Matius 25:14-30
"Sebab hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang yang mau bepergian ke luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka.Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat. Segera pergilah hamba yang menerima lima talenta itu. Ia menjalankan uang itu lalu beroleh laba lima talenta. Hamba yang menerima dua talenta itu pun berbuat demikian juga dan berlaba dua talenta.Tetapi hamba yang menerima satu talenta itu pergi dan menggali lobang di dalam tanah lalu menyembunyikan uang tuanny. Lama sesudah itu pulanglah tuan hamba-hamba itu lalu mengadakan perhitungan dengan mereka. Hamba yang menerima lima talenta itu datang dan ia membawa laba lima talenta, katanya: Tuan, lima talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba lima talenta. Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu. Lalu datanglah hamba yang menerima dua talenta itu, katanya: Tuan, dua talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba dua talenta. Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu. Kini datanglah juga hamba yang menerima satu talenta itu dan berkata: Tuan, aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam yang menuai di tempat di mana tuan tidak menabur dan yang memungut dari tempat di mana tuan tidak menanam. Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta tuan itu di dalam tanah: Ini, terimalah kepunyaan tuan! Maka jawab tuannya itu: Hai kamu, hamba yang jahat dan malas, jadi kamu sudah tahu, bahwa aku menuai di tempat di mana aku tidak menabur dan memungut dari tempat di mana aku tidak menanam? Karena itu sudahlah seharusnya uangku itu kauberikan kepada orang yang menjalankan uang, supaya sekembaliku aku menerimanya serta dengan bunganya. Sebab itu ambillah talenta itu dari padanya dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh talenta itu. Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa pun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya. Dan campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling.

b.      Peneguhan
            Teman-teman yang terkasih kita telah mendengar bacaan mengenai talenta. kita tahu bahwa Tuhan memberikan talenta atau bakat kepada kita dan setiap orang memilikinya. dan tentunya hal itu tergantung dari bagaimana kita menanggapi dan mengembangkan talenta yang telah Allah berikan kepada kita. seperti bacaan yang barusan kita dengar bahwa orang yang tidak mengembangkan talentanya akan diambil Tuhan dari padanya. Nah begitu halnya dengan kita, bila kita tidak mengembangkan bakat yang telah kita miliki itu akan sia-sia saja.
      Bacaan ini kembali mengingatkan kita bagaimana talenta yang telah kita miliki dapat kita kembangkan. orang yang mnengembangkan talentanya, adalah orang yang sangat mensyukuri apa yang telah Tuhan berikan kepada-Nya. orang yang mengaktualisasikan diri adalah ciri-ciri orang yang menanggapi dan menerima bakat-bakat yang Tuhan berikan kepadanya. Kita harus bangga menjadi murid Kristus karena kita dikaruniai bakat. Maka dari itu mari kita tanggapi dan kita kembangkan bakat yang telah diberikan kepada kita jangan samapai bakat yang kita miliki hilang begitu saja sehingga kita menjadi pribadi yang berintelek dan memiliki banyak keterampilan.
Ice Breaking: Nyanyi “Jangan Lelah”
Jalan Lelah
Jangan lelah bekerja di ladang-Nya Tuhan
Roh Kudus yang bri kekuatan
Yang mengajar dan menopang…
      Tiada lelah bekerja bersama-Mu Tuhan
      Yang selalu mencukupkan atas segalanya..
REFF
Ratakan tanah bergelombang                                       
Timbunlah tanah yang berlubang                                    2X
Menjadi siap dibangun di atas dasar iman



4.      Aktivitas
·        Mengenal diri : Dengan menuliskan apa yang menjadi kekuatan (potensi) dan kelemahan dari siswa tersebut
·        Membuat niat baru
Setelah kita  mengetahui apa itu aktualisasi diri,  kita masing-masing telah belajar dari  kitab suci, sekarang apa niat-niat kita selanjutnya untuk mengembangkan potensi atau bakat yang telah Tuhan berikan kepada kita
5.      Evaluasi Terlampir
Pertanyaan
1.      Hal baru apa yang anda dapat  dari dinamika kita pada hari ini?
2.      Bagaimana perasaan anda setelah mengikuti acara ini? alasanya!!

III. Penutup
Doa Penutup
Allah Bapa, yang maha kasih kembali kami mengucapkan syukur atas peyertaan-Mu khususnya dalam kegiatan ini, sehingga kami telah mendapatkan pengalaman yang baru semoga apa yang telah kami terima  dapat menjadi bekal bagi kami dalam menghidupi panggilan sebagai anak-anak-Mu. amin.
Lagu Penutup
Yesus Besertaku
Kudaki-daki gunung yang tinggi
Kuturun-turun lembah yang curam
Ku melintasi padang rumput luas membentang
Yesus besertaku
            Kuterbang-terbang luas angkasa
            Kuselam-selam dalam samudera
            kudayung-dayung prahu di sungai
            Yesus besertaku
Di kanan Kua ada, di kiri Kau ada
Di atas dan di bawah Kau ada
Di suka Kau ada dia duka pun Kau ada
Karna Yesus Tuahn-ku

Tidak ada komentar: