VI. PAULUS DI PENJARA DAN AKHIR HIDUP PAULUS
BACAAN ALKITAB
* Efesus 2:1-10
2:1 Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu.
2:2 Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka.
2:3 Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain.
2:4 Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita,
2:5 telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita -- oleh kasih karunia kamu diselamatkan --
2:6 dan di dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita juga dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga,
2:7 supaya pada masa yang akan datang Ia menunjukkan kepada kita kekayaan kasih karunia-Nya yang melimpah-limpah sesuai dengan kebaikan-Nya terhadap kita dalam Kristus Yesus.
2:8 Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah,
2:9 itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.
2:10 Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.
* 2Timotius 2:1-15
2:1 Sebab itu, hai anakku, jadilah kuat oleh kasih karunia dalam Kristus Yesus.
2:2 Apa yang telah engkau dengar dari padaku di depan banyak saksi, percayakanlah itu kepada orang-orang yang dapat dipercayai, yang juga cakap mengajar orang lain.
2:3 Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik dari Kristus Yesus.
2:4 Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya.
2:5 Seorang olahragawan hanya dapat memperoleh mahkota sebagai juara, apabila ia bertanding menurut peraturan-peraturan olahraga.
2:6 Seorang petani yang bekerja keras haruslah yang pertama menikmati hasil usahanya.
2:7 Perhatikanlah apa yang kukatakan; Tuhan akan memberi kepadamu pengertian dalam segala sesuatu.
2:8 Ingatlah ini: Yesus Kristus, yang telah bangkit dari antara orang mati, yang telah dilahirkan sebagai keturunan Daud, itulah yang kuberitakan dalam Injilku.
2:9 Karena pemberitaan Injil inilah aku menderita, malah dibelenggu seperti seorang penjahat, tetapi firman Allah tidak terbelenggu.
2:10 Karena itu aku sabar menanggung semuanya itu bagi orang-orang pilihan Allah, supaya mereka juga mendapat keselamatan dalam Kristus Yesus dengan kemuliaan yang kekal.
Sebelumnya kita telah belajar bahwa selama Paulus di penjara, ia masih dapat memenangkan banyak jiwa bagi Kristus. Ia juga menulis beberapa surat kepada para jemaatnya dan surat-surat itu masih kita gunakan sampai saat sekarang ini sebagai penuntun dalam kehidupan kita. Dalam pelajaran ini kita akan mempelajari dua surat terakhir Paulus yang ia tulis selama di penjara.
1. SURAT KEPADA JEMAAT DI KOLOSE
Jemaat di Kolose didirikan ketika Paulus berada di Efesus selama tiga tahun. Kita tidak tahu dengan pasti apakah Paulus pernah mengunjungi lagi jemaatnya ini, tetapi ia mengenal para pemimpinnya dan sangat tertarik dengan kehidupan jemaat di sana. Ketika Paulus berada di dalam penjara, ia mendengar beberapa ajaran palsu yang sedang tersebar di bagian Asia itu. Kelihatannya jemaat di Efesus dan Kolose terganggu dengan ajaran-ajaran palsu ini sehingga Paulus mengkhawatirkan keadaan mereka. Paulus menulis: (dengan kata-kata pengarang pelajaran ini.)
"Sekalipun aku jauh dari kamu, namun aku dekat dengan kamu di dalam kasih, dan aku sungguh bersyukur kepada Allah bahwa kalian boleh menjadi milik Kristus Yesus yang datang menyatakan wujud Allah kepada kita."
"Sekarang kamu sekalian mengenal Yesus, hiduplah seperti Dia. Kamu telah meninggalkan cara hidupmu yang penuh amarah dan kata-kata dusta. Apa pun juga yang kamu katakan atau perbuat, lakukanlah semua itu dengan sungguh-sungguh untuk Tuhan."
"Jangan biarkan seorang pun mengajar kepada kamu semua untuk percaya kepada allah-allah lain. Kristus sendirilah yang akan memberikan semua kebutuhanmu, sebab Allah telah memberikan kepada Dia kuasa dan kemuliaan."
2. SURAT KEPADA JEMAAT DI EFESUS
Surat kepada jemaat Efesus mungkin ditulis sebagai surat berantai, yakni sebuah surat yang dikirimkan dari jemaat satu kepada jemaat yang lain, sampai semua jemaat di daerah itu membacanya. Surat itu mungkin seperti ini: (dengan kata-kata pengarang pelajaran ini.)
"Hai, orang-orang bukan Yahudi, dahulu kamu sering mendengar bahwa kalian tidak dapat menjadi bagian dari keluarga Allah. Sekarang kalian telah tahu bahwa hal itu tidaklah benar. Kristus telah merobohkan tembok yang memisahkan kita, dan karena kita mengasihi Dia, kita boleh bersama-sama (orang Yahudi atau bukan Yahudi) percaya kepada Bapa. Jadi sekarang kamu bukan lagi orang asing atau pendatang. Kita semua adalah anggota keluarga Allah. Kita semua bersama-sama sedang membuat bait Allah untuk Dia. Para Rasul dan Nabi adalah dasar-dasarnya, Yesus Kristus adalah batu penjurunya dan kita adalah bangunannya."
"Jangan kuatir oleh sebab aku dipenjarakan. Karena meskipun aku adalah yang paling hina di antara orang yang mengasihi Allah, telah dianugerahkan kepadaku kasih karunia untuk memberitakan kepadamu betapa ajaibnya kasih Allah pada kita. Aku berdoa bagi kamu supaya ia boleh diam di dalam hatimu melalui imanmu dan supaya kamu dapat memahami kasih karunia Kristus Yesus, yang melebihi semua hal yang dapat kita bayangkan."
"Inilah aku, orang yang dipenjarakan, yang memohon dengan sangat agar kamu hidup sebagai orang Kristen. Hendaklah kamu selalu lemah lembut dan sabar. Kamu bukan lagi seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah. Buanglah segala amarah dan pertikaian. Hendaklah kamu ramah terhadap yang lain, lemah lembut, dan saling memaafkan, seperti Allah telah mengampuni kamu karena Kristus."
Pada saat Paulus menulis surat, Paulus dapat melihat prajurit yang menjaganya. Perisai dan pedang, ketopong kepala, baju zirah, ikat pinggang dan kasut kaki serta penutup dada, ini semua adalah bagian dari pakaian seragam prajurit Romawi. Ia melanjutkan suratnya untuk jemaat di Efesus:
"Kamu akan berjuang melawan musuh yang tidak kelihatan, bukan bala tentara manusia, tetapi semua jenis kejahatan. Kenakanlah perlengkapan senjata Allah yang akan melindungimu dari kejahatan. Berdirilah dan berperanglah melawan musuh Allah kita.
"Berdirilah tegap! Berikatpingganglah kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan. Pakailah kasut kerelaan memberitakan Injil. Ambillah perisai imanmu untuk melindungimu dari panah api si jahat. Ketopong kepalamu adalah keselamatan dari Allah dan pedangmu adalah Firman Allah."
"Berdirilah dan berperanglah. Saat kamu telah berhasil menyelesaikan tugasmu, tetaplah berperang."
"Berdoa dan tetaplah selalu berdoa! Berdoalah untuk orang yang mengasihi Allah, juga untukku supaya dengan keberanian dan tanpa ketakutan aku terus dapat memberitakan Injil, walaupun aku seorang tahanan yang terikat belenggu."
"Damai sejahtera dan kasih bagimu. Dari Paulus utusan Injil Kristus, yang diutus Allah."
Setelah dua tahun Paulus dilepaskan dari penjara. Kita tidak mempunyai catatan mengenai hal ini lagi di dalam Alkitab, tetapi tradisi gereja memberitahu kepada kita bahwa setelah itu Paulus meneruskan perjalanannya dengan mengunjungi para jemaat di Yunani, Makedonia dan propinsi-propinsi di Asia Kecil.
Setelah Paulus dilepaskan dari penjara, ia kembali kepada para jemaat yang telah dibangunnya dulu. Paulus pastilah sangat memikirkan para jemaatnya ini dan ia sudah tidak sabar lagi untuk kembali ke sana sesegera mungkin.
3. MENUJU KE KRETA
Ada ribuan orang yang menghuni pulau Kreta. Dikatakan bahwa ada seratus kota di pulau itu. Orang-orang di sana terkenal jahat dan kejam. Baik laki-laki maupun wanita suka minum anggur dan bermabuk-mabukan. Mereka suka menjarah kapal-kapal yang lewat di sana. Di pulau itu ada juga beberapa orang Yahudi yang menjadi pedagang-pedagang penting. Titus telah dikirim ke sana untuk memberitakan Injil. Ada kemungkinan Paulus menghabiskan waktu dengan tinggal beberapa lama bersama Titus di sana. Pekerjaan Injil di Kreta pastilah sangat berhasil, karena ada banyak jiwa yang dimenangkan bagi Kristus.
Kemudian, Paulus menulis sebuah surat kepada Titus yang memberi nasehat tentang bagaimana caranya mengatur jemaat di Kreta. Dalam suratnya ini, Paulus meminta Titus menemuinya di Nikopolis. Titus mungkin bersama Paulus pada saat ia di penjara untuk kedua kalinya.
4. PEMBAKARAN DI ROMA
Kekaisaran Romawi memiliki beberapa penguasa yang jahat dan kejam, tetapi Kaisar Nero adalah penguasa yang paling kejam. Ia memerintah selama 14 tahun. Nero pernah terlibat di dalam semua tindak kejahatan yang pernah ada di sana. Ia bahkan telah membunuh ibunya sendiri. Ia juga membunuh beberapa istri dan kawan-kawannya. Sejarah menceritakan kepada kita bahwa Kaisar Nero pernah membakar kota Roma.
Nero merasa bahwa ia adalah seorang pemusik yang hebat. Ia mengira jika ia dapat menyaksikan sebuah api yang sangat besar, barangkali ia dapat bermain biola dengan lebih baik. Ia menyalakan api, duduk di serambi yang tinggi, dan menyaksikan kota terbakar sambil memainkan biolanya. Kota Roma terbakar selama enam hari. Para penduduk kota Roma sangat marah dengan terjadinya kebakaran itu. Tetapi Nero mengatakan bahwa orang-orang Kristenlah yang memulai kebakaran itu. Kemudian mulailah mereka menganiaya orang-orang Kristen. Ribuan orang Kristen dibakar dengan sangat kejamnya di atas tiang-tiang pembakaran.
Pada waktu itu Paulus dikenal sebagai pemimpin orang-orang Kristen, sehingga pastilah kehidupannya berada dalam bahaya yang besar.
Artikel terkait
Tahun 64 Roma Terbakar, di
http://www.sarapanpagi.org/100-peristiw ... .html#p5512
5. PAULUS DITANGKAP
Waktu Paulus ditangkap untuk yang kedua kalinya di Roma, ada kemungkinan ia dijebloskan di dalam penjara bawah tanah: sebuah penjara yang dingin, gelap, dan sangat mengerikan. Pada saat ini teman-temannya tidak lagi berani mengunjunginya. Beberapa dari mereka takut, jika mereka mengunjungi Paulus, mereka pastilah akan dibunuh.
Paulus menulis surat kepada Timotius pada saat ia mengunjungi para jemaatnya untuk terakhir kalinya.
Timotius menjadi orang Kristen saat Paulus mengunjungi kota Listra untuk pertama kalinya. Ayah Timotius adalah seorang yang bukan Yahudi, sedangkan ibunya seorang Yahudi yang taat. Timotius masih sangat muda ketika Paulus mengajaknya pergi dalam perjalanan pemberitaan Injilnya yang kedua. Sejak itu, Timotius menjadi pemimpin jemaat yang sangat kuat. Paulus memanggilnya "anakku yang sah di dalam iman." Timotius kemudian menjadi pemimpin jemaat di Efesus.
6. SURAT-SURAT KEPADA TIMOTIUS
Saat Paulus berada dalam penjara Roma untuk kedua kalinya, ia menulis surat yang kedua kepada Timotius. Surat kepada Timotius itu mungkin seperti ini: (kata-kata pengarang palajaran ini.)
"Anakku yang terkasih"
"Jadilah prajurit Yesus Kristus yang baik walapun ada dalam saat- saat yang sukar. Ingatlah selalu apa yang telah kau percayai. Ingatlah orang-orang yang terus beriman dan yang telah meneruskannya kepadamu. Tetaplah berperang di dalam peperangan yang benar. Berpeganglah teguh pada apa yang kau percayai."
"Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah, pelajarilah Firman-Nya, dan engkau akan menjadi seorang pekerja yang tidak malu."
"Timotius, aku bersyukur kepada Tuhan atas kamu, dalam doa-doaku baik siang maupun malam. Betapa aku ingin berjumpa denganmu kembali! Ingatlah selalu karuniamu yang penuh kasih dan kuasa."
"Janganlah malu karena aku di penjara. Aku tidak malu. Karena aku tahu Ia akan menjagaku dan segala-galanya telah kupercayakan kepada-Nya untuk selama-lamanya."
"Timotius, berusahalah segera datang kepadaku sebelum musim dingin, dan bawalah juga jubah yang kutinggalkan di Troas. Bawalah buku- bukuku saat kau datang. Segeralah datang. Hanya Lukas yang tinggal bersama denganku sekarang. Demas telah meninggalkanku. Dan aku telah mengirim Tikhikus ke Efesus. Datanglah dan ajaklah Markus ikut bersamamu. Berusahalah untuk segera datang."
"Aku tidak takut. Aku tahu bahwa hidupku tidak akan lama lagi, dan aku siap untuk pergi. Aku telah menyelesaikan pertempuran yang baik. Aku telah menyelesaikan tugasku. Aku telah menyimpan upah yang telah disiapkan untukku dan untuk semua orang yang mengasihi- Nya. Tetapi, Timotius, bersegeralah datang."
Kita tidak tahu apakah Timotius sempat bertemu dengan Paulus sebelum kematiannya. Surat ini adalah kata-kata terakhir yang kita dapatkan dari Paulus.
Tetapi, kata-kata ini membuat sebuah akhir yang indah dari kisah kehidupan Paulus: pengikut Kristus yang terbesar, pembawa berita Injil yang terhebat, dan pewarta Firman Tuhan yang tidak tertandingi.
-----
7. STUDI KHUSUS : KAPAN PAULUS DIPENJARAKAN?
Dalam tinjauan kita tentang kehidupan Paulus dan surat-suratnya, kita telah berasumsi bahwa surat-surat Paulus dari penjara ditulis dari Roma antara tahun 60 dan 62 M. Ini satu-satunya masa pemenjaraan yang dicatat dalam Kisah Para Rasul, wajarlah bila orang-orang yang membaca surat-surat Paulus sejak lama beranggapan bahwa ia menulisnya pada waktu itu.
Mengikuti pendapat profesor G. S. Duncan, beberapa ahli merasa sedikitnya satu atau dua dari empat surat itu ditulis Paulus bukan di Roma melainkan pada masa dia dipenjarakan di Efesus. Walaupun ini tidak tercatat dalam Kisah Para Rasul, pemenjaraan itu dianggap berlangsung pada waktu Paulus tinggal di Efesus selama tiga tahun. Ada banyak bukti yang mendukung hal ini.
Menjelang akhir kunjungannya ke Efesus, Paulus memberi tahu bahwa dibanding dengan pekerja-pekerja Kristen lainnya ia telah "lebih banyak berjerih lelah; lebih sering di dalam penjara, didera di luar batas, kerap kali dalam bahaya maut" (2Korintus 11:23). Dalam 1Korintus 15:32, Paulus menulis, "Aku telah berjuang melawan binatang buas di Efesus." Kita telah melihat bahwa ungkapan ini bersifat kiasan dan mungkin melukiskan suatu pengadilan sebelum pemenjaraan. Paulus juga menyebut "kesukaran yang kami alami di wilayah Asia" (2Korintus 1:8), yakni provinsi Roma yang ibukotanya Efesus. Di samping itu Roma 16:7, yang ditulis tidak lama setelah Paulus meninggalkan Efesus, menyebut dua orang "yang pernah dipenjarakan bersama-sama dengan aku".
Bukti lain Paulus dipenjarakan di Efesus dapat ditemukan dalam kata- kata pengantar bahasa Latin bagi kitab-kitab Perjanjian Baru yang ditulis pada abad kedua di bawah pengaruh Marcion, seorang pemimpin aliran Gnostik. Juga Kisah Paulus yang fiktif dari abad kedua menceritakan tentang pemenjaraan Paulus di Efesus, yang diikuti dengan pertarungan dengan singa-singa di gelanggang, di mana ia luput melalui campur tangan supernatural.
Gabungan bukti dari tradisi jemaat mula-mula itu, ditambah dengan ayat-ayat dalam tulisan-tulisan Paulus sendiri yang menyebut hal ini, memperkuat dugaan bahwa Paulus pernah dipenjarakan di Efesus. Memang hal itu tidak dengan sendirinya berarti ia menulis "surat- surat penjara" dari Efesus. Tetapi ada beberapa alasan positif yang telah dikemukakan untuk mendukung pendapat tersebut.
• Ada yang menyatakan bahwa sahabat-sahabat Paulus yang telah menghubunginya selama pemenjaraannya, lebih mungkin melakukannya di Efesus ketimbang di Roma, yang jauh dari tempat tinggal mereka. Terhadap hal ini perlu dikemukakan bahwa kita hampir-hampir tidak tahu apa-apa mengenai teman-teman Paulus ini. Namun yang paling kita kenal dari mereka, Lukas, pasti bersama Paulus di Roma menurut Kisah Para Rasul, dan bukan di Efesus.
• Telah dikemukakan pendapat bahwa budak Filemon, Onesimus, lebih mungkin akan melarikan diri ke Efesus, yang berjarak kira-kira 130 kilometer dari rumahnya di Kolose, daripada ke Roma yang berjarak 1300 kilometer. Tetapi ini pun bukan alasan yang meyakinkan, karena pada waktu itu semua jalan raya memang menuju Roma. Seorang budak yang melarikan diri mungkin sekali akan berusaha menghilang di ibukota kerajaan daripada di sebuah kota provinsi sebesar Efesus.
• Dari Surat Filipi kita mendapat kesan bahwa ada banyak orang yang hilir mudik dari dan ke penjara Paulus; dan Efesus lebih dekat ke Filipi dibandingkan dengan Roma. Ini sering dijadikan alasan kuat untuk menganggap bahwa Surat Filipi telah ditulis di Efesus.
• Alasan terkuat bahwa surat-surat itu ditulis di Efesus ialah dalam surat-surat tersebut Paulus mengharapkan segera dilepaskan, dan setelah itu ia berencana mengunjungi teman-temannya di Filipi dan Kolose. Tetapi dalam Roma 15:28 ia menjelaskan bahwa setelah kunjungannya ke Yerusalem, rencananya bukan mengunjungi kembali jemaat-jemaat yang telah didirikannya sebelumnya, melainkan pergi ke Spanyol.
Jadi apa yang dapat kita simpulkan dari fakta-fakta tersebut? Hampir dapat dipastikan bahwa Paulus dipenjarakan untuk beberapa waktu lamanya ketika ia tinggal di Efesus. Mungkin sekali Surat Filipi yang menyebut adanya banyak kunjungan dari Filipi ke penjara Paulus, telah ditulis pada waktu itu. Jika benar demikian, kita harus menetapkan tahun 55 dan bukan tahun 62 M sebagai tahun penulisan Surat Filipi.
(Sumber : John Drane, MEMAHAMI PERJANJIAN BARU, BPK Gunung Mulia, Halaman : 400 – 402)
------
8. STUDI KHUSUS : SURAT 1 TIMOTIUS
Bila dianggap bahwa Paulus dibebaskan dalam tahun 60 atau 61 setelah ia naik banding kepada Kaisar, pada waktu itulah ia menghidupkan lagi kegiatan pelayanannya. Berlawanan dengan sangkaannya semula (Kisah Para Rasul 20:38), masih terbuka kesempatan baginya untuk mengunjungi kembali jemaat-jemaat di Asia. Rupanya ada beberapa penyelewengan di antara mereka, karena Paulus menasihati Timotius untuk "menasihatkan orang-orang tertentu, agar mereka jangan mengajarkan ajaran lain ataupun sibuk dengan dongeng dan silsilah yang tiada putus-putusnya ... " (1Timotius 1:3-4). Mereka ingin menjadi pengajar hukum Taurat, meskipun mereka belum berpengalaman dan belum memahami seluruh misterinya (1:7). Di samping mereka yang kurang berpengetahuan adalah mereka yang rusak moralnya, seperti Himeneus dan Aleksander (1:20) yang telah dijatuhi disiplin yang terberat. Perbantahan yang sia-sia (1:6) dan kebobrokan jiwa mengikuti kecenderungan ini.
Organisasi gereja berkembang menjadi makin rumit. Jabatan-jabatan telah ditetapkan dan dikejar oleh sementara orang yang ingin dianggap penting, sehingga martabat kedudukan itulah yang dikejar bukan tujuannya yang utama. Uskup, diaken, dan penatua semuanya disebutkan, meskipun mungkin kelas yang pertama dan ketiga adalah sama. Para janda yang mendapat sokongan harus "didaftarkan", dan harus mengemban suatu tugas khusus dalam pelayanan sosial gereja (5:9). Kebaktian di dalam gereja mempunyai beberapa kebiasaan khusus: berdoa dengan menadahkan tangan (2:8), kealiman dan kepatuhan wanita (2:11), membaca, berkhotbah, dan mengajar (4:13), menumpangkan tangan untuk memberikan karunia (4:14). Ketika generasi kedua dan ketiga gereja mulai timbul, teologi gereja makin dianggap sebagai sesuatu yang sudah semestinya dan makin kurang dianggap penting. Pertengkaran dan perdebatan berkembang dari titik-titik perbedaan; ajaran sesat menjadi suatu bahaya yang mengancam.
Riwayat Hidup Timotius
Diri Timotius sendiri merupakan sesuatu yang menarik untuk dipelajari. Dilahirkan di Listra dari seorang ayah Yunani dan ibu Yahudi, ia dididik dalam adat istiadat Yahudi dan diajari Kitab Suci sejak masih kanak-kanak. Paulus menjadikannya sebagai muridnya dalam perjalanannya yang kedua (Kisah Para Rasul 16:1-3), dan sejak itu Timotius selalu menyertainya ke mana pun ia pergi. Ia turut mengabarkan Injil di Makedonia dan Akhaya dan membantu Paulus waktu ia mengajar di Efesus selama tiga tahun, di mana ia menjadi sangat mengenal kota itu serta kebutuhan-kebutuhan jemaat di sana. Ia adalah salah seorang delegasi yang ditunjuk ke Yerusalem (20:4) dan mungkin menyertai Paulus dalam perjalanan kembali ke kota itu. Ia berada di Roma bersama Paulus pada masa pemenjaraannya yang pertama, karena namanya muncul dalam kepala surat Kolose (1:1) dan Filemon (1). Setelah Paulus dibebaskan ia mengadakan perjalanan kembali bersama Paulus dan rupanya ditinggalkan di Efesus untuk menjernihkan kekacauan yang telah berkembang di sana, sedang Paulus melanjutkan kunjungannya ke gereja-gereja di Makedonia. Pada akhir hidup Paulus ia mendampinginya di Roma (2Timotius 4:11, 21), dan ia sendiri juga dipenjarakan (Ibrani 13:23), tetapi dibebaskan kembali.
Timotius adalah orang yang dapat dipercaya namun kurang bersemangat. Ia terkesan sebagai seseorang yang belum dewasa meskipun ia pasti telah berusia sekurang-kurangnya 30 tahun ketika Paulus menugaskan dia untuk memimpin gereja di Efesus (1Timotius 4:12). Ia penakut (2Timotius 1:6,7) dan sering terganggu pencernaannya (1Timotius 5:23). Surat yang memakai namanya ini dimaksudkan untuk membesarkan hati dan meneguhkan dia untuk menerima tugas berat yang dilimpahkan Paulus kepadanya.
Isi
Suatu ikhtisar yang terpadu dari surat ini sulit untuk dibuat karena bentuknya yang berupa percakapan dan sifatnya yang sangat pribadi. Beberapa kalimat nampaknya berada di luar konteksnya, seperti perintah, "Jangan lagi minum air saja" (5:23). Ini adalah suatu ucapan yang lumrah dalam suatu pembicaraan tidak resmi, di mana si pembicara dapat menyelipkannya begitu saja saat terpikir olehnya tanpa merencanakan suatu esei yang resmi. Kata pengantar (1:3-17) menggambarkan garis besar dari keadaan darurat yang menyebabkan Paulus meninggalkan Timotius di Efesus. Ia mengingatkan bagi Timotius pengalamannya sendiri, yang merupakan suatu pola dari panggilan untuk melayani. Ia berulang kali mengingatkan Timotius akan tanggung jawab dari panggilan itu (1:18; 4:6,12,16; 5:21; 6:11,20), seolah-olah untuk mencegahnya menarik diri dari suatu tugas yang sulit. Pelimpahan tugas ini yang dibuka oleh kata-kata "Tugas ini kuberikan kepadamu ...." (1:18), menyangkut masalah kepentingan organisasi di dalam gereja. Persoalan-persoalan ibadah jemaat, kepengurusan dan doktrin gereja dijelaskan, dan kebijaksanaan tentang kepemimpinan gereja ditegaskan. Dalam bagian teguran pribadi (4:6-6:19) Paulus menegaskan hubungan sang penginjil dengan pelayanannya sendiri serta dengan pihak-pihak di dalam jemaat, untuk menunjukkan bagaimana harus menghadapi mereka masing-masing. Himbauan Paulus yang terakhir kepada Timotius sebagai hamba Allah adalah suatu karya yang indah. Dalam keempat perintahnya, jauhilah, kejarlah, bertandinglah, rebutlah (6:11-12,14), Paulus menguraikan dengan ringkas unsur-unsur dari kehidupan pelayanan pribadi.
9. STUDI KHUSUS : SURAT KEPADA TITUS
Latar Belakang
Menurut urutan waktunya Titus mengikuti 1Timotius. Paulus, setelah meninggalkan Efesus, pergi ke Makedonia dan mungkin dari sana berlayar ke Kreta, di mana ia pernah singgah dalam pelayarannya ke Roma. Dalam kesempatan ini ia tinggal selama beberapa lama di sana, lalu meninggalkan Titus untuk menyelesaikan pengukuhan jemaat dan memperbaiki kesalahan-kesalahan di jemaat. Ada yang bertanya-tanya apakah Paulus merasa bahwa waktunya tidak banyak dan ia ingin kembali ke Efesus. karena ia berbicara mengenai mengirimkan Tikhikus ke Kreta (Titus 3:12) dalam waktu dekat. Tujuannya yang terakhir adalah Nikopolis (mungkin di Epirus), di mana ia merencanakan untuk tinggal selama musim dingin.
Keadaan di Kreta sangat mengecewakan. Gereja tidak terorganisasi dan tingkah laku para anggotanya sangat ceroboh. Bila perintah dalam pasal 2 adalah suatu petunjuk dari apa yang dibutuhkan oleh jemaat di sana, maka para prianya lalai dan ceroboh, wanita-wanita yang tua suka bergunjing dan bermabuk-mabukan, dan wanita-wanita mudanya malas dan genit. Mungkin pemberitaan Injil karunia telah memberi kesan kepada orang-orang di Kreta bahwa keselamatan oleh iman tidak ada hubungannya dengan hidup tekun dan saleh. Enam kali (1:16; 2:7, 14; 3:1,8,14) dalam surat yang pendek ini orang-orang Kristen diminta untuk melakukan perbuatan baik. Meskipun Paulus mengatakan bahwa keselamatan tidak dapat diperoleh karena perbuatan baik yang kita lakukan (3:5), ia menyatakan dengan tidak kalah tegasnya bahwa orang-orang yang percaya memelihara perbuatan baik dengan seksama.
Kerusuhan di Kreta ini disebabkan oleh gabungan dari kelemahan moral yang berasal dari sifat bawaan bangsa Kreta (1:12-13) dan perintah serta omongan sia-sia yang disebarluaskan oleh penganut Yudaisme, yang menyangkal Allah (1:16), tidak tertib (1:10), suka mengacau (1:11) dan hanya mencari keuntungan bagi diri sendiri (1:11). Guru-guru ini berbeda dengan mereka yang mengacau Galatia, karena kesalahan mereka berupa kejahatan moral, sedang yang di Galatia bersifat kepicikan pelaksanaan hukum. Keduanya dikecam oleh surat ini.
Baik 1Timotius maupun Titus ditulis untuk menasihati seorang murid yang tengah memecahkan persoalan-persoalan yang sulit sebagai gembala sidang. Titus, penerima surat ini, telah menjadi kenalan dan rekan Paulus selama 15 tahun atau lebih. Ia adalah seorang bukan Yahudi yang menjadi percaya pada masa-masa awal di Antiokhia, yang pertobatannya begitu meyakinkan hingga dijadikan teladan dari orang-orang percaya bukan Yahudi yang tidak bersunat ketika Paulus dan Barnabas pergi ke Yerusalem untuk menghadiri sidang (Galatia 2:1-3). Pasti ia menyertai Paulus dalam perjalanannya yang ketiga, karena ia bertindak sebagai utusan Paulus pada masa-masa yang sulit ketika ada pemberontakan gereja di Korintus, dan ia telah berhasil membangkitkan sesal dan mengembalikan kesetiaan mereka (2Korintus 7:6-16). Ia telah berkeliling di Makedonia untuk menjalankan pengumpulan dana yang diprakarsai oleh Paulus, dan telah dipuji dengan tulus oleh Paulus (8:16, 19, 23). Mungkin ia termasuk di antara "kami" dalam Kisah Para Rasul 20:5, meskipun ia tidak pernah disebutkan namanya di mana pun di dalam Kisah Para Rasul. Penyebutan namanya yang terakhir dalam Perjanjian Baru menyatakan bahwa ia telah pergi ke Dalmatia (2Timotius 4:17). Nampaknya ia mempunyai watak yang lebih kuat daripada Timotius dan lebih mampu menghadapi perlawanan.
Isi
Secara umum isi dari Titus serupa dengan 1Timotius, kecuali pada penekanan yang lebih kuat pada perumusan pengakuan iman. Paulus menyatakan suatu rumusan kepercayaan Kristen yang paling lengkap dalam seluruh Perjanjian Baru dalam dua paragraf (2:11-14; 3:4-7). Perhatikanlah unsur-unsur yang terkandung dalam kedua paragraf ini:
Titus adalah suatu ringkasan yang baik dari pengajaran azas gereja waktu ia sampai pada tahap pelembagaan. Meskipun ia ditulis bagi seorang penginjil perintis, ia mewakili suatu gereja yang telah melewati era perintisan dan telah memiliki kebijaksanaan dan iman yang mantap. Kata "sehat" menyiratkan bahwa suatu standar azas yang resmi telah ditetapkan, dan harus diikuti oleh kehidupan dan pengajaran yang benar.
10. STUDI KHUSUS : SURAT 2 TIMOTIUS
Latar Belakang
Apakah keinginan Paulus untuk mengunjungi Spanyol pernah terwujud atau tidak, tidak diketahui. Klemens dari Roma (tahun 95) mengatakan di dalam suratnya bahwa Paulus "... mengajarkan kebenaran kepada seluruh dunia, dan ketika ia telah mencapai batas wilayah Barat ia memberikan kesaksiannya kepada para penguasa ...." Bila Klemens menulis dari Roma, adalah sama janggalnya bila ia menyebut Roma sebagai "batas wilayah Barat" seperti seseorang yang tinggal di Chicago menyebut kota itu sebagai batas wilayah Barat dari Amerika Serikat. Klemens tidak menyebut Spanyol, dan mungkin ia hanya menduga-duga apa yang telah dilakukan Paulus bila dianggap bahwa niatnya sudah terwujud. Akan menarik sekali bila kita dapat mengetahui apakah Paulus jadi mengabarkan Injil di sana atau tidak, dan apakah gereja yang mula-mula didirikan di Afrika Utara dan Britania telah didirikan oleh murid- murid asuhannya.
Mengapa ia ditangkap juga tidak diketahui. Bila Aleksander si tukang tembaga yang disebutkan di dalam 2Timotius 4:14 adalah sama dengan Aleksander dalam Kisah Para Rasul 19:33, orang akan menduga bahwa ia adalah pandai besi bangsa Yahudi yang bersungut-sungut terhadap Paulus karena dua hal: pemberitaan Paulus tentang berkat yang cuma-cuma bagi bangsa-bangsa lain, dan kelesuan perdagangan kuil-kuilan dewi di Efesus karena kecaman Paulus yang penuh semangat menentang pemujaan berhala. Keadaan di Efesus sangat panas. Paulus berbicara dalam 2Korintus 1:8 tentang "penderitaan yang kami alami di Asia Kecil. Beban yang ditanggungkan atas kami adalah begitu besar dan begitu berat, sehingga kami telah putus asa juga akan hidup kami." Dalam Kisah Para Rasul 20:19 ia menyinggung tentang "pihak orang Yahudi yang mau membunuh aku." Mungkin Aleksander, yang masih merasa sakit hati atas larinya Paulus dari Efesus dan atas kerugian yang diderita perusahaannya dan perusahaan kawan-kawannya, telah mengadukannya kepada pemerintah Roma yang akhirnya menjatuhkan hukuman atasnya. Aleksander juga dikenal oleh Timotius, dan nasihat Paulus untuk berhati-hati terhadapnya menyiratkan bahwa ia berada di mana Timotius berada, mungkin di Efesus.
Maka perjalanan ke Spanyol pada masa-masa itu pastilah suatu tafsiran semata, dan jalur yang tertera pada peta paling-paling hanyalah suatu kemungkinan. Bila perjalanan Paulus tepat mengikuti jalur yang dinyatakan di dalam surat ini, berarti ia berhenti di Korintus (4:20), di mana Erastus memilih untuk tinggal di Miletus, di mana ia meninggalkan Trofimus yang sakit, dan di Troas (4:13). Urut-urutan yang benar dari perjalanan ini tidak diberikan oleh si pembawa cerita. Ia tidak singgah di Efesus, tetapi mengirimkan Tikhikus ke sana. Pasti dia ditangkap secara tiba-tiba dan dibawa ke Roma, karena ia meninggalkan rencananya yang belum selesai. Buku-buku yang ketinggalan di Troas mungkin dimaksudkan untuk diambilnya kembali nanti, tetapi ia tidak mempunyai kesempatan untuk melakukan itu. Di mana ia ditangkap tidak diketahui; mungkin di Troas atau di Nikopolis.
Kesan umum dari surat-surat penggembalaan ini mengungkapkan suatu gereja yang tengah mempertahankan diri melawan kedengkian dan keirihatian orang-orang Yahudi yang frustrasi dan melawan ketidakacuhan yang makin parah dari orang-orang kafir yang tidak bermoral. Paulus, yang mewakili generasi perintis penyebar Injil dari masa yang lalu, melimpahkan tanggung jawabnya kepada para pembantunya yang lebih muda dan lebih bersemangat. Beberapa di antaranya, seperti Titus dan Timotius, adalah pengganti-pengganti yang baik, dan yang lain-lainnya, seperti Demas, tidak setia (2Timotius 4:10). Kedua Timotius adalah pesan terakhirnya bagi para pembantu dan sahabatnya sebelum ia menghilang dari sejarah.
Isi
Isi surat yang terakhir ini adalah suatu panduan dari ungkapan perasaan pribadi dan kebijaksanaan kepemimpinan gereja, yang berupa kenangan dan perintah, kesedihan, dan keyakinan. Tujuan utamanya adalah untuk memperteguh Timotius untuk menerima tugas berat yang dalam waktu dekat akan dilepaskan oleh Paulus. Ia menguraikan pola penggembalaan jemaat dengan pertama-tama mengingatkan Timotius akan pengalaman pribadinya, dan dengan mengikutsertakan ia di dalamnya, "Dialah yang menyelamatkan kita dan memanggil kita dengan panggilan kudus, ... berdasarkan maksud dan kasih karunia-Nya sendiri" (2Timotius 1:9). Berdasarkan panggilan ini, ia mendorong Timotius untuk menerima segala kesulitan seperti seorang prajurit yang maju berperang (2:3), dengan memasrahkan perencanaan strategi pada pimpinannya, dan mengabdi dengan sepenuh hati dan tanpa pernah mengeluh di mana pun tenaganya dibutuhkan. Dalam kehidupan pribadi dan dalam hubungan kemasyarakatan dengan jemaat ia harus berlaku sebagai hamba Tuhan, tidak suka berselisih tetapi selalu siap untuk membantu semua orang memahami kebenaran Tuhan.
Gambaran tentang hari-hari terakhir, seperti paragraf yang serupa dalam 1Timotius 4:1-3, adalah serangkaian ramalan yang melukiskan ciri-ciri dari keadaan yang kelak akan dihadapi gereja. Perisai yang dirumuskan Paulus untuk menahan arus kefasikan adalah pengetahuan akan Kitab Suci "yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus" (2Timotius 3:15).
Perintah terakhir (4:1-6) adalah suatu karya yang indah, dan harus dipelajari dengan seksama oleh setiap calon penginjil.
(Sumber : Merrill C. Tenney, SURVEI PERJANJIAN BARU, Gandum Mas, Malang, 1995, 413 – 422)
-----
Kepustakaan :
- John Drane, MEMAHAMI PERJANJIAN BARU, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1996, Halaman : 318 – 319, 344 – 345, 400 – 402.
- Tom Jacobs, RASUL PAULUS, Penerbit : Kanisius, Yogyakarta, 1984 Halaman : 9 – 13)
- Merrill C. Tenney, SURVEI PERJANJIAN BARU, Gandum Mas, Malang, 1995, Halaman : 313 – 316, 360 - 365
- Charles Ludwig , KOTA-KOTA PADA ZAMAN PERJANJIAN BARU, Kalam Hidup, Bandung, 1975, Halaman : 41 – 49
- J.L Packer.Merrill C.Tenney.William White,Jr, DUNIA PERJANJIAN BARU, Gandum Mas, Malang, 1993, Halaman : 214 – 218
- Merrill C. Tenney, SURVEI PERJANJIAN BARU, Gandum Mas, Malang, 1995, 413 – 422
Artikel terkait :
V. LATAR BELAKANG RASUL PAULUS DAN SURAT-SURAT RASUL PAULUS, di
http://www.sarapanpagi.org/pengantar-pe ... .html#p6744
PAULUS, di
http://www.sarapanpagi.org/paulus-vt274.html
Paulus : Orang Yahudi, Farisi atau Rum ?, di
http://www.sarapanpagi.org/paulus-vt274.html#p8636
Disalin dari
http://www.pesta.org/thistorika